Menko Airlangga: 5,9 Juta Orang Sudah Terima Kartu Prakerja

Penerimaan program Kartu Prakerja sampai saat ini sudah mencapai 5,9 juta orang dari total 43 juta pendaftar.
Golkar Yogyakarta mendirikan posko aduan pendaftaran Kartu Prakerja dan Bansos dampak pandemi Covid-19. (Foto: Tagar/Hidayat)

Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto mengatakan penerimaan program Kartu Prakerja sampai saat ini sudah mencapai 5,9 juta orang dari total 43 juta pendaftar. Hal tersebut disampaikan Airlangga melalui Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwjiono Moegiarso.

"Hingga saat ini sampai gelombang 11, sudah ada 5,9 juta penerima program Kartu Prakerja," kata Susiwijono dalam webinar bertemakan 'Survei BPS: Bicara tentang Kartu Prakerja' di Jakarta, Senin, 23 November 2020, seperti dikutip dari Antara.

Dari 19 juta, yang mendapatkan hanya 5,9 juta tadi, sehingga yang belum mendapatkan program ini masih banyak sekali.

Dari total 43 juta pendaftar Kartu Prakerja, kata Susiwijono, yang lolos verifikasi mulai dari email, nomor telepon, Nomor Induk Kependudukan (NIK), hingga kartu keluarga (KK) yakni sebanyak 19 juta orang. Menurutnya, ini berarti hanya ada satu orang dari empat pendaftar yang mendapatkan Kartu Prakerja.

"Karena dari 19 juta, yang mendapatkan hanya 5,9 juta tadi, sehingga yang belum mendapatkan program ini masih banyak sekali," ucapnya.

Susiwijono menjelaskan, sebanyak 43 juta pendaftar Kartu PraKerja, hampir 100 persennya mendaftar melalui pendaftaran mandiri di situs prakerja.go.id dalam selang waktu tujuh bulan pelaksanaan. Menurutnya, dengan jumlah pendaftar yang sangat tinggi menunjukkan antusiasme masyarakat dan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses lantaran didukung sistem manajemen pelaksana yang disiapkan dengan baik.

Selain itu, dari 5,9 juta penerima Kartu Prakerja, 87 persen merupakan orang dengan pendidikan SMA ke atas, 77 persen berusia 18-35 tahun. Kemudian 81 persen belum pernah mengikuti pelatihan atau kursus sebelumnya, serta 88 persen mengatakan tidak bekerja menurut persepsinya.

Jika dilihat dari wilayah, penerima Kartu Prakerja terbanyak yakni Provinsi Jawa Barat. Setelah itu, diikuti Jawa Timur, berikutnya DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Sementara, yang paling sedikit yakni Papua Barat, Papua, Maluku Utara, serta Kalimantan Utara.

Selain itu, sebanyak 5,4 juta orang penerimna Kartu Prakerja juga telah membeli pelatihan. Tetapi tercatat baru 5,1 juta peserta yang menyelesaikan pelatihannya.

Sejauh ini, ada 1.663 pelatihan dari 150 lembaga pelatihan. Dari jumlah tersebut, pelatihan yang paling diminati yakni penjualan dan pemasaran, gaya hidup, manajemen, makan dan minuman, bahasa asing, keuangan, serta sosial dan perilaku.

Saat ini, kata dia, rating pelatihan di Kartu Prakerja adalah 4,9 dari skala 5. Menurutnya, ini sangat bagus dan menandakan peserta puas dengan pelatihan yang diambilnya.

"Ini konsisten dengan hasil survei internal di mana 84 persen mengatakan pelatihan peningkatan kompetensi baik skilling, reskilling, atau upskilling, hasil survei ini mengindikasikan manfaat program yang nyata dan sekaligus menepis anggapan bahwa pelatihan online tidak berkualitas," ujar Susiwijono.

Susiwjiono menambahkan,  dari insentif yang diberikan dalam Prgoram Kartu Prakerja, sebanyak 79 persen penerima memilih e-wallet sebagai rekening untuk menerima insentif. Ini menunjukkan bahwa program tersebut juga bisa mendorong percepatan inklusi keuangan.

"Dengan banyaknya penerima yang sebelumnya tidak memiliki rekening bank atau e-wallet sama sekali, kini setelah bergabung dengan Kartu Prakerja mereka telah memiliki rekening bank atau e-wallet," tuturnya.

Dengan demikian, kata dia, pemerintah akan terus melanjutkan Program Kartu Prakerja di tahun 2021. Nantinya, penerima Kartupra Kerja pada 2020 tidak akan menjadi penerima di tahun 2021 mendatang agar seluruh angkatan kerja merata.

"Untuk itu saya mengimbau kepada para penerima Kartu Prakerja agar menggunakan saldo bantuan pelatihan semaksimal mungkin. Selain itu, saya mendorong bagi penerima yang belum menyelesaikan pelatihan yang pertama, agar segera menyelesaikan pelatihannya karena apabila tidak diselesaikan sebelum tanggal 15 Desember 2020, maka insentif sebesar Rp 2,4 juta tidak dapat diterima," kata Susiwijono. []

Berita terkait
Cek Fakta, Benarkah Web Ini Bisa Kasih Bansos Kartu Prakerja
Baru-baru ini beredar di dunia maya, ada penawaran bantuan sosial (bansos) program Kartu Prakerja, berupa prakerja.vip yang merupakan situs palsu.
26 Juta Orang Telah Mendaftar Kartu Prakerja, Ayo Ikut Juga!
Meski dibayangi sejumlah kritik, namun penyelenggaraan Kartu Prakerja dinilai sukses menarik minat puluhan juta orang untuk mendaftar
Tak untuk Pelatihan, 180 Ribu Peserta Kartu Prakerja Hangus
Pemilik Kartu Prakerja terancam bisa dicabut kepesertaannya bila dana yang sudah cair tidak dimanfaatkan untuk pelatihan.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.