Jakarta - Nasi Bakar Bambu khas Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT) menawarkan perpaduan rasa eksotis yang mengugah selera. Masyarakat NTT menyebutnya dengan nama Kolo, nasi bakar yang dimasak menggunakan bambu.
Seperti diberitakan dari laman resmi Pemerintah Provinsi NTT, Kolo dimasak dengan mencampurkan bumbu masakan agar memberi rasa pada nasi, sehingga terasa berbeda di lidah.
Untuk meracik sajian lezat ini ini membutuhkan bahan berupa bambu muda dengan panjang 30 cm, beras dan bumbu masakan. Biasanya menggunakan bambu bitung. Alasannya, agar mendapatkan ukuran yang pas dengan tampilan porsi dan daya serap aroma bambu untuk nasi. Tidak seperti bambu gombong yang diameternya sekitar 15 cm
Cara memasaknya dengan mencampur beras yang telah dicuci dan bumbu masakan. Kemudian masukkan beras tersebut ke dalam bambu muda. Ujung lubang bambu ditutup menggunakan daun pisang. Selain menjaga agar beras tidak tumpah, berguna juga untuk memberikan aroma yang khas.
Setelah itu, bakar di atas bara api hingga matang sekira 30 menit. Biasanya Kolo dibuat ketika penduduk setempat mengadakan upacara adat seperti saat pesta panen atau pergantian tahun.
Nasi lebih nikmat kalau disajikan hangat. Keluar dari kukusan, lebih baik jangan lama-lama dianggurkan nanti keburu dingin. Kalau begini, tentunya mengurangi wangi daun pisang dan bambu.
Nasi bambu biasanya disantap dengan sambal terasi. Bisa dipadukan dengan pilihab lauk, seperti gepuk, soto, pepes ayam, ayam goreng, ayam goreng bumbu balado kacang (bumbu Bali), dan ayam balado cabai hijau. Atau menambahkan teman santapan lainnya, yakni tempe goreng, tahu goreng, perkedel jagung, dan perkedel cabai. []
