Mengenang Tragedi Bintaro 32 Tahun Lalu

Tragedi yang terjadi pada 19 Oktober 1989 tersebut merupakan kecelakaan terburuk dalam sejarah perkeretaapian Indonesia.
Situasi sekitar tempat kecelakaan kereta api yang dikenal dengan istilah Tragedi Bintaro 1987. (Foto: Kaskus)

Jakarta - Kecelakaan kereta api yang dikenal dengan istilah Tragedi Bintaro tersebut terjadi pada 19 Oktober 1987. Tragedi tersebut melibatkan dua rangkaian kereta api, yaitu Kereta Api Patas Ekonomi Merak jurusan Tanah Abang - Merak yang berangkat dari Stasiun Kebayoran dengan Kereta Api Lokal Rangkas jurusan Rangaksbitung - Jakarta Kota yang berangkat dari Stasiun Sudimara. 

Kejadian ini bermula dari kelalaian petugas Stasiun Sudimara yang memberikan sinyal aman kepada Kereta Api Lokal Rangkas untuk melanjutkan perjalanan. Padahal, petugas dari Stasiun Kebayoran belum mengeluarkan sinyal aman karena tidak ada jalur yang kosong di Stasiun Sudimara.

Kereta Lokal berkode KA225 tersebut kemudian membunyikan semboyan 35 tanda berangkat ke arah Stasiun Sudimara. Akibatnya, petugas stasiun mengejar KA225 dengan menggunakan sepeda motor.

Namun, usaha tersebut sia-sia dan kereta terus melaju. Kereta tersebut sarat dengan penumpang yang hendak menuju Jakarta karena saat itu merupakan hari Senin. Sementara itu, Kereta Api jurusan Merak berkode KA220 berjalan sesuai dengan perintah Petugas Stasiun Kebayoran.

KA225 yang melaju dengan kecepatan 35 kilometer per jam berjalan menuju KA 220 yang juga melaju dengan kecepatan 20 kilometer per jam. 

Akibatnya, kecelakaan kedua kereta terjadi di daerah antara Stasiun Pondok Ranji dan Pemakaman Tanah Kusir, Jakarta Selatan, tepatnya di jalur lengkung 'S' sekitar 200 meter dari Palang Pintu Pondok Betung.

Kedua lokomotif kereta itu bertabrakan karena berada di jalur yang sama, kemudian hancur, terguling dan ringsek. Kedua lokomotif rusak berat dan menewaskan 156 orang. Selain korban tewas, ada sekitar 300 orang yang luka-luka.

Pemerintah kemudian melakukan penyelidikan terhadap tragedi terburuk sepanjang sejarah perkeretaapian Indonesia tersebut. Hasilnya, masinis KA 225 dikenai pidana penjara selama lima tahun, kodektur KA 225 selama dua tahun enam bulan. 

Keduanya juga dipecat dari jabatannya sebagai pegawai Perusahaan Jawatan Kereta Api Indonesia. Selain itu, Pemimpin Perjalanan Kereta Api Stasiun Kebayoran Lama dipenjara selama 10 bulan. 

Film Tragedi BintaroFilm Tragedi Bintaro. (Foto: wikipedia)

***

Diangkat dalam Budaya Populer

Kisah kecelakaan kereta api di Bintaro kemudian diangkat ke layar lebar pada tahun yang sama. Film yang berjudul Tragedi Bintaro tersebut dikisahkan berdasarkan kesaksian salah satu korban kecelakaan. 

Film yang disutradarai Buce Malawau tersebut mendapat sejumlah penghargaan, yaitu Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, dan Pemeran Cilik Terbaik di Festival Film Indonesia 1989. Selain itu, Ferry Octora memenangkan Pemeran Cilik Terbaik dalam Piala Kartini 1989. []

Berita terkait
Tragedi Berdarah Rumah Berhantu di Bantaeng
Di sebuah rumah angker tak berpenghuni di Bantaeng, Sulawesi Selatan, kabarnya sempat terjadi tragedi berdarah, saat suami memenggal istrinya.
Kilas Balik Tragedi Trisakti 1998
Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun.
Enam Fakta Tragedi Mei 1998
Tragedi Mei 1998 merupakan satu di antara lembaran hitam di Indonesia. Kerusuhan terjadi di berbagai daerah termasuk Jakarta.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.