Mengenal Karakteristik Bearish dan Bullish Dalam Pasar Modal

Keduanya adalah sebutan yang kerap digunakan untuk menggambarkan kondisi pasar.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

TAGAR.id, Jakarta - Dalam dunia investasi banyak istilah yang jarang didengar oleh masyarakat umum termasuk mungkin bagi investor pemula. Salah satunya adalah bearish dan bullish, sebutan yang kerap digunakan untuk menggambarkan kondisi pasar.

Istilah bearish untuk menggambarkan kondisi pasar sedang turun. Istilah ini mengacu pada bagaimana beruang akan menerjang ke bawah dengan cakarnya.

Lalu, bullish sebutan ketika kondisi pasar sedang naik. Istilah bullish berasal dari bagaimana banteng menyerang dengan menyapu tanduknya ke atas, sama seperti yang diharapkan investor optimis bahwa pasar akan bergerak.

Melansir dari laman Sikapiuangmu yang dikelola oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bearish menggambarkan kondisi pasar saat penjualan banyak terjadi atau pasar menurun/melemah.

Sementara bullish menggambarkan kondisi pasar yang sedang mengalami tren naik atau terjadi penguatan.

Meskipun pasar bullish dan bearish ditandai dengan arah harga saham, melansir dari Investopedia, keduanya memiliki beberapa karakteristik yang menyertai yang harus diwaspadai investor, diantaranya sebagai berikut.


1. Penawaran dan permintaan sekuritas

Sekuritas merupakan instrumen keuangan yang mencerminkan kepemilikan seseorang atau badan usaha terhadap suatu aset.

Di pasar bullish, ada permintaan yang kuat dan penawaran yang lemah untuk sekuritas. Dengan kata lain, banyak investor ingin membeli sekuritas tetapi hanya sedikit yang mau menjualnya. Akibatnya, harga saham akan naik karena investor bersaing untuk mendapatkan ekuitas yang tersedia.

Di pasar bearish, yang terjadi adalah kebalikannya. Investor lebih banyak menjual daripada membeli. Permintaan secara signifikan lebih rendah daripada penawaran, akibatnya harga saham turun.


2. Psikologis investor

Kondisi pasar saham tentu mempengaruhi sikap pelaku yang terlibat di dalamnya. Psikologis dan sentimen investor mempengaruhi apakah pasar akan naik atau turun.

Di pasar bullish, investor rela berpartisipasi dengan harapan memperoleh keuntungan.

Sementara yang terjadi di pasar bearish, sentimen pasar negatif; investor mulai memindahkan uang mereka dari ekuitas dan ke sekuritas pendapatan tetap saat mereka menunggu pergerakan positif di pasar saham.

Penurunan harga pasar saham menggoyahkan kepercayaan investor. Hal ini menyebabkan investor menahan uang mereka dari pasar dan terjadilah penurunan harga secara umum seiring dengan meningkatnya arus keluar.


3. Perubahan kegiatan ekonomi

Pasar saham memiliki kaitan erat dengan ekonomi. Bisnis juga tidak terpisahkan dari baik buruknya ekonomi suatu negara. Sehingga naik turunnya kondisi pasar juga bisa disebabkan oleh kondisi ekonomi.

Pasar bearish dikaitkan dengan ekonomi yang lemah. Sebagian besar bisnis tidak dapat mencatat keuntungan besar karena konsumen tidak tertarik untuk berbelanja di sana. Penurunan keuntungan ini secara langsung mempengaruhi cara pasar menilai saham.

Sedangkan di pasar bullish, sebaliknya, orang memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan dan bersedia membelanjakannya. Ini mendorong dan memperkuat kondisi ekonomi. []

(Sekar Aqillah Indraswari)


Baca Juga

Berita terkait
Ini Daftar Saham yang Paling Diburu Investor 2022
IHSG menguat ke posisi 6.669,51 setelah ditutup melemah sebesar 0,49 persen pada perdagangan kemarin. Ini daftar saham yang diburu.
Dear Pemula, Ini Dia Perbedaan Antara HMETD dan Non-HMETD dalam Investasi Saham
Tujuannya adalah untuk menambah modal kerja, mendukung rencana aksi korporasi, ekspansi bisnis, hingga membayar kewajiban utang.
Begini Cara Buka Rekening Saham Online untuk Pemula
Salah satu jenis investasi canggih yang sekarang banyak digandrungi dengan potesi profit yang tinggi adalah investasi saham online.
0
Opini: Menolak Ridwan Kamil, Memilih Mahfud MD
Mengharapkan Ridwan Kamil membawa Gerbong Jabar, jika ybs dicawapreskan, adalah kesalahan fatal buah dari logika politik yang kepuntir.