Mengenal Asal Usul Varian Mu dari Kolombia

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali memantau munculnya varian baru virus corona bernama Mu pertama kali ditemukan di Kolombia.
Ilustrasi - Varian Mu. (Foto: Tagar/Dok Cover Covid)

Jakarta - Belum lama ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali memantau munculnya varian baru virus corona bernama Mu – huruf ke-12 dari alphabet Yunani.

Dalam laman resmi WHO, Selasa, 7 September 2021, Mu secara ilmiah dikenal sebagai B.1.621 dan telah diklasifikasikan sebagai variant of interest (VOI).

Pasalnya, jenis varian Mu pertama kali terdeteksi di Kolombia pada awal tahun. Sejak terdeteksi, varian ini telah dilaporkan di beberapa bagian Amerika Selatan dan Eropa.

Dalam hal ini, badan kesehatan global mengatakan, varian Mu memiliki mutasi yang menunjukkan risiko resistensi terhadap vaksin Covid-19. Namun, para ilmuwan masih mempelajari lebih lanjut untuk memahami varian Mu dengan lebih baik.

Nampaknya, varian baru yang bernama Mu ini tak terlalu mengkhawatirkan seperti varian Delta. Hingga saat ini, varian itu hanya menyumbang sebagian kecil dari kasus global.

Varian Mu dari Covid-19 yang juga dikenal sebagai varian B.1.621 pertama kali terdeteksi di Kolombia pada bulan Januari dan sekarang telah terdaftar sebagai salah satu dari lima variants of interest yang dikategorikan oleh WHO.

Varian Mu dipandang sebagai masalah potensial yang lebih kecil daripada strain Delta atau Alpha dari virus SARS-CoV-2, yang telah ditetapkan sebagai varian yang menjadi perhatian (variants of concern) karena virulensinya yang meningkat.

Ini adalah varian pertama yang masuk dalam kategori variants of interest yang ditambahkan ke daftar sejak Juni, ketika varian Lambda dimasukkan dalam daftar.

Berdasarkan ABC News, menurut laporan epidemiologi terbaru WHO, varian Mu telah terdaftar sebagai varian "menarik", karena memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan, yang perlu dipelajari lebih lanjut.

Ahli penyakit menular dari Mater Health Services dan University of Queensland, Paul Griffin mengatakan para ahli kesehatan terus-menerus mencari varian yang mungkin lebih mudah menginfeksi orang yang divaksinasi, melalui mutasi pada protein lonjakan virus.

"Jika protein lonjakan itu berubah secara signifikan, maka pasti ada potensi vaksin Covid-19 bekerja kurang baik," katanya.

WHO juga mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami efek varian Mu, tetapi Dr Griffin mengatakan, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa Mu cocok sebagai varian pelarian.

Menurut WHO, prevalensi varian Mu dalam infeksi Covid-19 global sebenarnya telah menurun sejak pertama kali terdeteksi, namun prevalensi di Kolombia (39 persen) dan Ekuador (13 persen) secara konsisten meningkat.

Varian ini menyumbang kurang dari 0,1 persen dari semua infeksi Covid-19 global, tetapi wabah B.1.621 juga telah dilaporkan di beberapa bagian AS dan Eropa. []

Berita terkait
Covid-19 Varian Delta Menular Semudah Penularan Cacar Air
Virus corona varian Delta yang dapat menular “semudah cacar air” oleh orang-orang yang telah maupun tidak divaksinasi
Varian Delta Halangi Herd Immunity
Varian Delta adalah salah satu varian virus corona paling bahaya dan mengancam menghalangi herd immunity.
India Laporkan Penemuan Delta Plus Sebagai Varian Baru Covid-19
India tingkatkan kewaspadaan karena ditemukan varian baru Covid-19 yaitu Delta Plus di saat vaksinasi hadapi tantangan
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.