Mengajarkan Siswa SD di Kediri Membatik Masker

Sejumlah siswa SD di Kediri belajar membatik untuk memperingati Hari Batik Nasional.
Siswa SD di Kota Kediri mengisi waktu luang untuk membatik masker di Hari Batik Nasional. (Foto: Istimewa/Tagar/Fendhi Lesmana)

Kediri - Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) yang tinggal di Perumahan Griya Intan Sari, Kelurahan Dermo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri mengisi kegiatan dengan membatik masker di Numansa Butik. Kegiatan tersebut selain memperingati Hari Batik Nasional, juga untuk mengusir kejenuhan. 

Para siswa mendapat bimbingan langsung dari pengrajin batik. Bimbingan diberikan seperti mendesain, membuat pola gambar, mencanting hingga pada tahap penyelesaian terakhir plorotan. Mengingat kondisi saat ini masih masa pandemi, maka sarana yang digunakan untuk membatik menggunakan masker.

Masker sendirikan saat ini menjadi kebutuhan utama kita di masa pandemi ini.

Pengrajin batik, Fitri mengaku pihaknya sengaja memberikan edukasi bagaimana cara membuat masker bermotif batik, karena saat ini masker menjadi kebutuhan utama di masa pandemi.

"Masker sendirikan saat ini menjadi kebutuhan utama kita di masa pandemi ini," ujar perempuan berusia 36 tahun ini.

Disamping itu, untuk membatik kain masker juga sangat mudah dan prosesnya tidak memakan waktu lama cukup satu hari. Lain halnya pembuatan batik untuk baju yang prosesnya bisa selesai 2 minggu bahkan sampai 1 bulan lamanya.

Ia berharap dengan adanya pelatihan yang diberikan, nantinya dapat merangsang kreativitas mereka miliki untuk memunculkan ide atau gagasan terobosan baru. Disamping mereka dapat mengisi kegiatan positif sehari di rumah untuk mengusir kebosanan akibat sistem belajar daring.

"Diharapkan dengan adanya kegiatan ini nantinya dapat merangsang kreativitas anak-anak, mengisi kegiatan positif, memperkenalkan batik pada mereka. Karena kita ketahui sekarang ini agak luntur anak-anak sekarang mengenal budaya dan seni. Maka dari itu perlu kita beri motivasi untuk menggali bakat yang mereka miliki, " tutur Fitri.

Fitri mengaku motif yang diajarkan berupa gambar animasi, binatang dan tanaman. Namun mereka diberi kebebasan berekspresi diperbolehkan menggambar motif lain yang sesuai yang diinginkan. 

"Sebenarnya kalau membatik ini semua kategori usia bisa melakukanya. Kita beri mereka kegiatan, agar tidak terlalu tegantung pada gadget," tuturnya.

Sementara itu, Owner Numansa Batik, Nunung Wiwin Ariyanti mengungkapkan alasan dirinya sengaja melibatkan anak-anak untuk belajar membatik untuk mengenalkan budaya Indonesia. 

"Ini bertujuan untuk memperkenalkan warisan budaya leluhur bangsa Indonesia yang sudah dikenal sejak turun temurun," tuturnya. 

Masker berbahan kain kaos ini merupakan bantuan dari dinas terkait. Dalam memberikan pembelajaran kepada mereka, menurutnya dibutuhkan ketelatenan serta dorongan motivasi agar para pelajar ini lebih bersemangat. [](PEN)

Berita terkait
Menteri Desa Resmikan Gerakan Belanja Batik Online
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar meresmikan Grand Launching Gerakan Belanja Batik Secara Online untuk menyukseskan gerakan bangga buatan Indonesia.
Mengenal Batik Motif Ken Dedes di Polowijen Kota Malang
Kampung Budaya Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang mematenkan batik motif Ken Dedes bertepatan dengan Hari Batik Nasional.
Menteri Perindustrian: Unik, Pasar Ekspor Batik Meningkat
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan tentang fenomena unik. Di mana pasar ekspor batik di masa pandemi justru meningkat.