Mendorong Industri Lobster di Lombok NTB Mendunia

Pemerintah Indonesia terus mengoptimalisasi produksi industri komoditi lobster di Telong Elong, Lombok, NTB menjadikannya sebagai sentral dunia.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Safri Burhanuddin saat berada di Telong Elong, Lombok, Rabu, 26 Agustus 2020. (Foto: Tagar/maritim.go.id)

Lombok - Pemerintah Indonesia terus mengoptimalisasi produksi industri komoditi lobster, salah satunya di Telong Elong, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hal itu dilakukan menjadikan industri komoditi lobster di Indonesia sebagai sentral dunia.

“Telong Elong ini merupakan salah satu sentral industri komoditi lobster di Indonesia. Karena ini sudah ada bukan cuma setahun dua tahun, tetapi bertahun-tahun dan berjalan dengan baik. Ini bagus dengan kami target bagaimana menjadikan sentral industri komoditi lobster di Indonesia menjadi sentral di dunia,” kata Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Safri Burhanuddin saat Lombok, Rabu, 26 Agustus 2020.

Disebutkannya, dalam mewujudkan hal tersebut terlebih dahulu butuh keseimbangan antara industri komoditi lobster dan ekspor lobster Indonesia, di mana industri komoditi lobster tetap berkembang dan ekspor tetap ada dengan pemberlakuan pembatasan.

Hal itu juga sesuai dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, yakni Peraturan Nomor: 12/Permen-Kp/2020 tentang Pengelolaan Lobster.

Dengan cara penangkapan lobster yang kemudian disajikan dengan menu masakan bahan dasar lobster

"Kami prioritaskan industri komoditi lobster tapi juga harus ada kuota yang ditetapkan supaya eksportir juga bisa jalan. Kalau tidak nanti mereka (para nelayan) kecewa,” jelasnya, dikutip dari maritim.go.id.

Selain keseimbangan, Safri juga menjelaskan hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan lobster khususnya di Telong Elong ini, yakni kedalaman tempat penangkaran lobster.

“Seperti saya katakan tadi bahwa di sini sudah baik, tetapi untuk membuat lobster lebih baik dan lebih sehat, dibutuhkan kedalaman idealnya sampai 10 meter. Di sini baru sekitar 5-6 meter. Ini saya harap ke depan akan berjalan lebih baik lagi pengelolaannya,” ujarnya.

Safri menjelaskan, pengembangan lokasi sentra industri komoditi lobster ke depan diharapkan dapat didesain sedemikian rupa sehingga dapat menjadi daya tarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

“Mungkin dari penataan lokasi yang menarik dan unik dengan khas bambu betungnya atau dengan cara penangkapan lobster yang kemudian disajikan dengan menu masakan bahan dasar lobster,” kata Safri.[]

Berita terkait
Modus Penyelundupan Bibit Lobster di Bandara Juanda
Avsec Bandara Internasional Juanda menggagalkan penyelundupan benih lobster yang akan dikirim ke Bandara Hang Nadim, Batam.
Syafaruddin, Nelayan Bantaeng Jadi Pengepul Lobster
Kisah Syafaruddin, 53 tahun, seorang pengepul Lobster di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang mengawali profesinya sebagai nelayan
HNSI Usul Pemerintah Buat Payung Hukum Ekspor Lobster
Bambang mengusulkan agar pemerintah membuat payung hukum bagi eksportir lobster dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) terkait dengan PNBP
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.