Mendiang Djaduk Ferianto di Mata Butet Kertaradjasa

Di mata Butet Kertaredjasa, mendiang Djaduk Ferianto selalu disiplin dalam mempersiapkan berbagai pementasan seni yang akan digelar.
Seniman Butet Kertaradjasa saat ditemui di rumah duka di Dusun Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul. (Foto: Antara/Luqman Hakim)

Jakarta - Mendiang Djaduk Ferianto dikenal sebagai seniman pekerja keras di mata sang kakak, Butet Kertaradjasa. Pemimpin Orkes Musik Sinten Remen itu merupakan sosok yang selalu disiplin dalam mempersiapkan berbagai pementasan seni yang akan digelar.

Menurut Butet, setiap persiapan pertunjukan seni yang akan digelar bersama Djaduk selalu menyedot energi dan konsentrasi yang tinggi.

"Pekerja keras, penuh disiplin menyiapkan segala sesuatu secara perfectionist," kata Butet saat ditemui di rumah duka di Dusun Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Rabu, 13 November 2019, diberitakan Antara.

"Menyedot energi, menyedot konsentrasi yang berlebih dari dosisnya, dan itulah Djaduk," kata dia.

Menurut Butet, Djaduk mengembuskan napas terakhir karena mengalami serangan jantung pada Rabu dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Pria 55 tahun itu berpulang di tengah kesibukannya menyiapkan konser musik jazz bertajuk Ngayogjazz.

Menyiapkan segala sesuatu secara perfectionist.

Konser Ngayogjazz, menurut Butet, akan dihelat di Godean, Sleman dan rencananya akan diresmikan oleh Menkopolhukam Mahfud MD pada pada 16 November 2019 mendatang.

"Kami tidak tahu apa penyebab utama serangan jantung itu, tapi yang pasti di hari-hari terakhir Djaduk sangat sibuk untuk latihan musik dan sedang menyiapkan 'Ngayogjazz'," kata dia.

Sementara itu, Otok Bima Sidharta yang juga kakak Djaduk mengatakan almarhum Djaduk telah menggemari bidang seni dan budaya sejak kecil.

Djaduk merupakan anak bungsu dari Seniman besar Bagong Kussudiardjo. Djaduk merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara dan merupakan adik dari Butet Kertaradjasa.

"Beliau sejak kecil (tertarik bidang seni dan budaya)," kata Otok.

Otok mengatakan, sang ayah Bagong Kussudiardjo tak pernah memaksakan ketujuh anaknya mendalami bidang seni. Seluruhnya dibebaskan menentukan pilihan.

Baca juga: Seniman Djaduk Ferianto Meninggal Dunia

Meski demikian, empat dari tujuh putra Bagong, termasuk Djaduk terbukti mantap mengikuti jejak sang ayah di dunia seni dan budaya.

"Mbak Ita (seni tari), saya (karawitan), Butet seni monolog, dan Djaduk musik jazz dan acapella," kata Otok.

Saat ini jenazah Djaduk dipindahkan dari rumah duka untuk disemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiardjo. Rencananya, almarhum dimakamkan pukul 15.00 wib di makam keluarga, Sembungan, Kasihan, Bantul. []

Berita terkait
Cerita Djaduk Agar Bisa Tampil di Bukit Danau Toba
Djaduk Ferianto bercerita tentang perjuangannya agar bisa tampil mendukung perhelatan musik TCWMF di Tobasa
Sosok Pahlawan di Mata Reza Rahadian
Sederet tokoh perfilman nasional termasuk Usmar Ismail dan Jamaluddin Malik diakui aktor Reza Rahadian layak untuk menyandang gelar pahlawan.
Sha Ine Febriyanti, Ratu Bengis di Teater WS Rendra
Aktris Sha Ine Febriyanti didaulat memerankan tokoh bengis Ratu Dara dalam pentas ulang drama karya maestro WS Rendra bertajuk Panembahan Reso.