Padang - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta masyarakat dan media untuk membully para calon kepala daerah yang tidak mentaati protokol kesehatan penanganan pandemi Covid-19.
Pilkada bukan bagian terpisah dari penanganan pandemi. Harusnya jadi momentum penanganan pandemi.
Hal itu dinyatakan Tito ketika memimpin rapat koordinasi kesiapan pilkada serentak tahun 2020 dan pengarahan kepada Satgas Covid-19 di Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa 25 Agustus malam.
"Saya meminta media dan masyarakat untuk bully saja calon kepala daerah yang tidak mematuhi protokol kesehatan dan serius dalam penanganan Covid-19. Jika mengatasi ratusan pendukung saja tidak bisa, bagaimana menghadapi rakyatnya jika seandainya terpilih," katanya.
Menurut mantan Kapolri itu, isu penanganan Covid-19 menjadi momentum dalam pilkada di tengah pandemi. Pasalnya, masyarakat akan melihat calon pemimpin yang serius dan memiliki terobosan dalam penanganan kasus yang telah merenggut banyak nyawa manusia itu.
"Pilkada bukan bagian terpisah dari penanganan pandemi. Harusnya jadi momentum penanganan pandemi. Ini menjadi momentum emas untuk penanganan jika settingannya benar dan bisa jadi kluster baru jika tidak benar," katanya.
Tito mengatakan, penanganan pandemi ini berbicara tentang kontrol sosial. Momentum pilkada bukan menjadi media penularan, akan tetapi menjadi gelombang untuk memobilisasi masyarakat menjadi agen perlawanan Covid-19.
"Pemerintah daerah memiliki kepentingan dalam hal penanganan pandemi. Ada sekitar 20 petahana dari 270 calon kepala daerah akan bertarung lagi dan ini menjadi momentum meraih kekuasaan, tidak masalah jika caranya dilakukan dengan benar," tuturnya. []