Mencari Keberkahan Puasa di Tanah Suci

Ada sebagian masyarakat Indonesia yang ingin mendapat keberkahan ibadah puasa sekaligus melaksanakan umrah di Tanah Suci.
Ilustrasi. (Foto : pixabay)

Jakarta - Ada sebagian masyarakat Indonesia yang ingin mendapat keberkahan ibadah puasa sekaligus melaksanakan umrah di Tanah Suci.

Sudah barang tentu melaksanakan puasa di Mekkah suasananya pasti berbeda dengan Indonesia.

Mereka yang sedang ibadah umrah bertemu di Mekkah dan Madinah. Di mana jutaan umat Islam dari seluruh dunia bertemu untuk menghabiskan bulan penuh berkah dalam suasana kesalehan dan kebajikan

Buka puasa di Masjid Nabawi merupakan pengalaman menggembirakan bagi seratusan ribu peziarah dan pengunjung yang datang ke kota dari segala pelosok dunia Islam. 

Orang-orang dari berbagai bangsa, strata sosial yang berbeda dan semua lapisan masyarakat duduk bersama untuk berbuka puasa di dalam masjid maupun halamannya.

Suasana sosial dan harmoni semacam itu tidak dapat disaksikan di tempat lain di dunia yang menghalangi Masjidil Haram di Makkah

Dikutip Tagar News, Selasa, 7 Mei 2017, dari Saudi Gazette, setiap hari makanan buka puasa disajikan kepada seratusan ribu peziarah dan pengunjung ke dua masjid suci dengan kerja sama organisasi amal dan juga dermawan.

Abdullah Al-Shamrani bertugas mengatur makanan buka puasa di halaman Masjid Agung, sebuah kegiatan yang diawasi oleh Kepresidenan Dua Masjid Suci. 

"Kami bekerja tanpa henti untuk memastikan bahwa makanan buka puasa disajikan tepat waktu kepada umat Islam yang datang dari seluruh belahan dunia untuk melakukan umrah di Mekkah,” katanya.

"Semua kolega saya diberi lisensi oleh Penguasa Dua Urusan Masjid Suci dan mengikuti kriteria ketat dalam mengatur makanan. Tidak ada sisa makanan yang dibuang dan didistribusikan di kalangan orang miskin dan membutuhkan di Makkah,” lanjut Al-Shamrani.

Di bulan Ramadan sebelumnya, iftar tidak diatur seperti sekarang. Makanan didistribusikan dengan cara yang serampangan, banyak jamaah berkerumun serta perilaku yang tidak diinginkan di dalam dan di luar Masjidil Haram. Berbeda dengan sekarang, makanan tersebut didistribusikan ke puluhan ribu orang secara terorganisir dan dalam waktu singkat.

Abdulwahid Al-Hattab, seorang penasihat di agensi yang bertanggung jawab atas Masjid Nabawi. 

Dia mengatakan, orang-orang Madinah sangat ingin menyumbangkan uang untuk memberikan makanan berbuka puasa kepada orang-orang Muslim yang mengunjungi Masjid Nabawi di bulan Ramadhan.

Makanannya diatur di dalam masjid dan halamannya, yang mencakup kurma, jus, kopi, air, yoghurt dan roti. Lokasi makanan buka puasa dipilih dengan hati-hati di halaman utara, timur dan barat untuk memastikan kelancaran gerakan para pemuja dan mencegah keramaian.

"Setiap hari kami melayani lebih dari 100.000 makanan buka puasa untuk para pengunjung Masjid Nabawi," katanya.

Sejumlah besar pemuda secara sukarela membantu mengatur makanan buka puasa. Mereka menghadiri program pelatihan yang ditawarkan oleh presiden untuk siapa saja yang bersedia membantu mengatur makanan. [ ]

Baca juga:

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.