Menakar Kemampuan Bersaing BUMN di Kawasan ASEAN

BUMN belakangan ini menjadi sorotan pasca upaya penyelundupan motor gede dan sepeda mewah melalui maskapai Garuda Indonesia.
Erick Thohir. (Foto: Tagar/Nurul Yaqin)

Jakarta - Badan Usaha Milik Negara atau BUMN belakangan ini menjadi sorotan media pasca upaya penyelundupan motor gede (moge) dan sepeda mewah melalui maskapai Garuda Indonesia. Namun menurut Direktur Lembaga Management FEB Universitas Indonesia Toto Pranoto, kontribusi BUMN terhadap perekonomian nasional masih besar. Bahkan dari sisi kinerja perusahaan negara itu tak kalah dan mampu bersaing dengan entitas sejawat di kawasan Asia Tenggara.

Toto menyebutkan kehadiran BUMN masih relevan di tengah era perkembangan zaman saat ini. "Hal tersebut bisa dilihat dari total aset BUMN yang mencapai Rp 8.800 triliun atau 54 persen dari total produk domestik bruto (PDB) yang mencapai Rp 14.800 triliun," katanya pada seminar BUMN Going Global di Jakarta, Selasa 10 Desember 2019.

Kemudian, dari sisi revenue atau pendapatan, perusahaan plat merah pada periode yang sama menghasilkan Rp 2.300 triliun (15 persen terhadap PDB), dan laba Rp154 triliun (1 persen terhadap PDB). "Angka ini cukup menarik jika dibandingkan dengan BUMN negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia," kata Toto.

Dalam catatan Toto, Singapura pada sepanjang 2018 memiliki PDB nominal sebesar 491 miliar dolar Singapura. Sedangkan persentase aset Tamasek (kelompok usaha negara milik negara Singapura) terhadap PDB hanya sebesar 10 peren. Lalu, pendapatan 22 persen terhadap PDB, dan laba bersih 4,6 persen terhadap PDB. "Angka tersebut menunjukan bahwa kemampuan Tamasek jauh lebih efektif dan efisien jika dikomparasikan dengan perusahaan-perusahaan asal Indonesia," katanya.

Lebih lanjut, Toto kemudian memberikan gambaran terhadap entitas usaha Malaysia yang tergabung dalam Khazahan. Pada 2018, Negeri Jiran tersebut memiliki PDB nominal sebesar 1,4 miliar ringgit Malaysia. Adapun, total aset Khazahan terhadap PDB hanya berada pada level 6 persen. Sedangkan untuk sisi revenue dan laba bersih, masing-masing memiliki persentase 0,31 persen dan minus 0,45 persen dibandingkan dengan PDB. "Khazahan mendapatkan hasil buruk karena mencatat kerugian pada sepanjang 2018," tuturnya.

Dari sisi pertumbuhan aset, BUMN di Indonesia mempunyai ruang yang lebih besar dengan 12,5 persen, jauh lebih tinggi jika menilik Tamasek yang hanya berada pada level 6,7 persen dan Khazahan minus 8,15 persen. Akan tetapi, pertumbuhan aset itu tidak dibarengi oleh kemampuan BUMN dalam menghasilkan laba (ROA) dengan hanya menempati ranking ketiga dengan 2,91 persen. Tertinggal dari Tamasek (21,85 persen) dan Khazahan (5,15 persen). "Ini artinya BUMN kita sebenarnya memiliki potensi dan kemampuan yang besar untuk menghasilkan laba dibandingkan dengan dua kompetitor itu," tegas Toto. []

Baca Juga:

Berita terkait
Kasus Eks Bos Garuda Bisa Picu Badai Tsunami BUMN
Berdasarkan persepsi publik yang dirilis Newstensity, mayoritas publik menganggap negatif kasus eks Bos Garuda Indonesia Ari Askhara.
Baru Jadi Bos BUMN, Ahok ke Arab Nonton Balapan F2
Belum lama jadi bos BUMN, Ahok terlihat berlibur ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab untuk menyaksikan ajang balapan Formula 2.
Bongkar Pasang Bos BUMN Erick Thohir Vs Rini Soemarno
Melihat gaya kepemimpinan Menteri BUMN zaman Erick Thohir versus zaman Rini Soemarno dalam bongkar pasang bos perusahaan plat merah.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.