Jakarta - Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta mengatakan kehadiran Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Quomas atau Gus Yaqut di Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Agama, adalah harapan baru bagi 'toleransi' di Indonesia.
Menurutnya, keberanian Gus Yaqut melawan kelompok radikal menjadi salah satu pertimbangan Presiden Joko Widodo atau Jokowi menetapkannya sebagai menteri pengganti Fahcrul Razi.
Yaqut Cholil Quomas adalah harapan baru bagi toleransi di Indonesia yang akhir-akhir ini menjadi catatan tersendiri
"Faktanya yang berani secara terbuka melawan kelompok radikal adalah GP Ansor, jadi wajar jika Jokowi menunjuk Ketua Ansor Yaqut Cholil Qoumas menjadi Menteri Agama," kata Stanislaus kepada Tagar, Rabu, 23 Desember 2020.
Berbeda dengan Fachrul Razi yang dinilai tidak berdaya dalam mengatasi persoalan intoleransi di Tanah Air saat menjadi Menteri Agama, Stanislaus melihat ada catatan tersendiri yang dimiliki Gus Yaqut.
"Yaqut Cholil Quomas adalah harapan baru bagi toleransi di Indonesia yang akhir-akhir ini menjadi catatan tersendiri. Menteri Agama sebelumnya yang berasal dari militer dan diharapkan bisa tegas terhadap kelompok radikal malah nampak tidak berdaya," ujarnya.
"Yakut selama ini sangat berani menentang radikalisme dan berani membela kelompok minoritas terutama dari aksi-aksi intoleran akan menerima tugas berat yaitu mencegah dan menangani kekerasan yang mengatasnamakan agama, terutama dari kelompok radikal terorisme," kata dia menambahkan.
Stanislaus berharap, Menag baru ini mampu menangani penyebaran ideologi radikal yang cukup meresahkan dan mengganggu eksistensi Pancasila.
- Baca juga: Jokowi Pilih Gus Yaqut karena Komitmen Hadang Radikalisme
- Baca juga: Nasib FPI Setelah Ketum GP Ansor Gus Yaqut Jadi Menteri
"Selain itu Hal ini menjadi tugas Yaqut sebagai Menteri Agama karena kelompok pengusung ideologi radikal sering mengatasnamakan agama sebagai daya tarik untuk propaganda," ucap Stanislaus Riyanta.[]