Memadukan Kemampuan Manusia dan Teknologi dalam Penanganan Covid-19

Pelayanan kesehatan perlu melakukan berbagai adaptasi salah satunya dengan pemanfaatan teknologi informasi.
Seminar online Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ke-23 tahun 2021 dengan tema "Blending Human Technology Capacities". (Foto:Tagar/Ist)

Jakarta - Sumber Daya Manusia merupakan ujung tombak penanganan pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 silam. Sumber daya tersebut berasal dari pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media, atau yang disebut Pentaheliks.

Pandemi Covid-19 telah lebih dari satu tahun terjadi di Indonesia juga di seluruh dunia dan membawa dampak sangat dalam terhadap aspek kehidupan termasuk aspek sosial, ekonomi, dan tentunya kesehatan. Oleh sebab itu, pelayanan kesehatan perlu melakukan berbagai adaptasi dan tentunya inovasi agar dapat bertahan sekaligus meningkatkan layanan, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi informasi.

Seminar Online dari Kajian administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ke-23 tahun 2021 dengan tema "Blending Human Technology Capacities" digelar agar dapat memberikan gambaran Sumber Daya Manusia dengan teknologi. 

Dalam kesempatan ini, Perwakilan Wakil Menteri Kesehatan RI, yaitu dr. Kirana Pritasari, MQIH staf ahli menteri bidang desentralisasi kesehatan dan PLT Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan RI hadir sebagai narasumber.

Pada awal pemaparannya, dr. Kirana Pritasari, MQIH., menekankan perlu adanya target guna menekan laju Pandemi Covid-19 berdasarkan 'Bed Occupancy Rate' yang tinggi baik di ruang isolasi maupun di ruang intensive care, mengacu pada tahun kedua Pandemi di wilayah pulau Sumatera dan pulau Jawa.

"Jadi target penanganannya adalah menekan kondisi pandemi sesegera mungkin dan serendah mungkin. Akan tetapi penambahan kasus tetap terjadi dengan terlihat dari Bed Occupancy Rate yang tinggi baik di ruang isolasi maupun di ruang intensive care", tutur dr. Kirana Pritasari, MQIH., Senin, 7 Juni 2021.

Mengacu pada data tahun ke dua Pandemi Covid-19, data per 4 Juni 2021, kasus konfirmasi mencapai 1.843.612 kasus dengan angka kematian 51.296 jiwa dengan data harian 31.018 kasus rawat inap di Rumah Sakit. Saat ini Kabupaten Kudus menghadapi tantangan tersendiri mengingat tingginya kasus termasuk adanya penularan pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit. 

Penutupan sementara sebagian layanan kesehatan di beberapa RS di Kabupaten Kudus menurunkan daya tampung untuk perawatan pasien Covid-19. Sehingga, salah satu jalan untuk mengatasi keterbatasan tempat tidur adalah dengan merujuk keluar Kabupaten Kudus, seperti kota Semarang atau daerah lain disekitarnya. 

Hal ini juga menjadi kendala karena tenaga kesehatan di Kabupaten Kudus cukup tinggi yang terkonfirmasi dengan status positif. Ini membutuhkan dukungan dari luar kabupaten.

Tiga Tahapan Penanganan

Strategi Penanganan Pandemi di Indonesia meliputi 3 tahapan metode. Tahap pertama dengan meningkatkan deteksi, yaitu scalling up testing di seluruh Indonesia, meningkatkan pelacakan kontak erat. 

Tahap kedua adalah terapi yang efektif dan meningkatkan pemantauan isolasi mandiri dan terpusat. Pemerintah perlu memastikan ketersediaan layanan Rumah Sakit (Tempat tidur, Tenaga kesehatan, Alat kesehatan, dan Obat) serta melakukan penelitian uji klinis terapi.

Metode yang ketiga adalah vaksinasi, yang menjamin ketersediaan vaksin dan logistik Cold Chain. Memastikan distribusi vaksin berjalan dengan baik serta akselerasi vaksinasi dengan vaksinasi secara masal dan vaksinasi gotong royong.

"Mengacu pada ketiga hal tersebut, kita perlu melakukan peningkatan dan penguatan sistem data pun Informasi Kesehatan Nasional," ungkap Kirana Pritasari.

Melanjutkan pemaparannya, Kirana menyampaikan bahwa berdasar hasil dari peninjauan yang telah dilakukan terdapat sekitar 982 Rumah Sakit (RS) rujukan, dimana 132 RS diantaranya merupakan rujukan dari Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan.

Sisanya sebanyak 850 RS merupakan rujukan SK Gubernur. Dipersiapkan juga Rumah Sakit Lapangan sebanyak 43 RS yang diperuntukkan untuk merawat/isolasi pasien yang ringan. Sementara untuk laboratorium, sebanyak 830 unit.

"Perkembangan ini sangat didukung dan sangat tergantung terhadap kesiapan Sumber Daya Manusia yang sudah siap guna melakukan pengambilan spesimen dan melakukan pemeriksaan laboratorium," tegas Kirana Pritasari.

Antisipasi peningkatan kasus Covid-19, dapat dilakukan melalui deteksi dini dengan jalan penggunaan rapid antigen yang sudah luas dilakukan dengan harapan seluruh kasus bisa terdeteksi lebih awal tanpa harus melakukan pemeriksaan PCR. Termasuk melakukan peningkatan 3S, yaitu :

Space, dengan penambahan ruang isolasi dan ICU khusus Covid-19, pengetatan/penundaan layanan non-emergency dan kasus elektif, penataan sistem rujukan.

Staff, dengan melakukan penyiapan kebutuhan SDM, pengaturan beban kerja Tenaga Kesehatan, update pengetahuan dan ketrampilan (pengobatan, perawatan, pencegahan penularan).

Stuff, dengan menjaga ketersediaan obat-obatan Covid-19, meningkatkan ketersediaan peralatan medis dan bahan habis pakai, menjaga ketersediaan APD, serta pemanfaatan sistem informasi untuk memantau ketersediaan obat, peralatan, dan perbekalan kesehatan.

Teknologi Digital

Pada kesempatan berikutnya, Dr.dr. Bayu Prawira Hie, MBA., menerangkan tentang teknologi digital dalam kesehatan dari sudut pandang pembuat keputusan Public Health.

Dikatakan Bayu Prawira, bahwa teknologi Digital Twin adalah sebuah teknologi yang sudah dikembangkan dan diterapkan sejak tahun 2017 lalu.

"Masyarakat perlu mengetahui, sebelumnya telah 4 tahun yang lalu teknologi berbasis kesehatan diterapkan. Artinya teknologi bukan lagi sebuah rancangan atau wacana kedepan.Teknologi sudah banyak merubah mindset atau pola pikir kita saat ini," tandas Dr.dr. Bayu Prawira Hie, MBA.

Bayu mencontohkan melalui pemeriksaan tekanan darah tanpa harus bertemu dokter Pun ada dengan bantuan teknologi kesehatan berbasis aplikasi.

"Akan mutu teknologi digital twin ini adalah kita bisa mengetahui rekaman kesehatan kita sendiri melalui medical record yang terdapat dalam device sang pemilik akun tersebut" sebut Bayu Prawira.

Teknologi digital yang di implementasikan melalui telemedicine, yaitu Artificial Intelegent (AI). Sebuah teknologi yang mampu dan setara dengan seorang dokter guna dapat mengetahui dan menganalisa berbagai jenis penyakit dan sudah lulus uji. []

Berita terkait
Siloam Hospitals Sriwijaya Hadirkan Program Bayi Tabung
Siloam Hospitals Sriwijaya menghadirkan Klinik layanan bayi tabung Blastula IVF untuk membantu pasangan yang belum memiliki keturunan.
Terapi Musik di Siloam Hospitals, Sembuhkan Stroke Hingga Depresi
Kemenkominfo mengungkapkan, 19 persen wanita menempati posisi-posisi penting di lembaga tersebut. Angka itu akan terus bertambah ke depannya.
Siloam Hospitals Tawarkan Layanan Tes Molekuler Khusus Imlek
Siloam Hospitals, menyediakan layanan tes molekuler isotermal untuk merayakan tahun baru Imlek 2572 dengan tanggal berlaku sebagai serikut.
0
Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan PMK pada Hewan Ternak
Pemerintah akan bentuk Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk menanggulangi PMK yang serang hewan ternak di Indonesia