Melihat Parkir 'Syariah' di Depok yang Viral

Tagar melihat lebih dekat parkir 'syariah' yang viral di Kantor Wali Kota Depok dan di RSUD. Ternyata tidak seramai dibayangkan.
Spanduk parkir perempuan yang sempat viral karena dianggap sebagai parkir 'syariah'. (Foto: Tagar/Thio Pahlevi)

Jakarta - Tidak ada yang istimewa di Kantor Wali Kota Depok pada sore yang cerah itu. Cahaya Matahari tampak terpantul di kaca-kaca kantor itu, seakan mengucapkan selamat datang pada masyarakat yang bergantian keluar masuk. Itu menjadi pertanda jika hari itu, Kamis, 11 Juli 2019, kegiatan pelayanan masyarakat terlihat berjalan dengan baik.

Di balik ketenangan suasana di kantor pemerintahan itu sebenarnya sedang terjadi gejolak. Hal itu dipicu oleh sebuah informasi yang mendadak viral di media sosial, yaitu tentang polemik tempat parkir yang memisahkan antara lokasi parkiran kendaraan antara laki-laki dan perempuan. Parkir seperti ini lazim disebut sebagai parkir syariah. Apakah hal itu benar terjadi?

mencoba menelusuri informasi tersebut. Isu tentang parkir terpisah ini sudah ada di beberapa lokasi di Kota Depok, salah satunya adalah yang berlokasi di kantor walikota Depok.Tagar mencoba menelusuri informasi tersebut. Isu tentang parkir terpisah ini sudah ada di beberapa lokasi di Kota Depok, salah satunya adalah yang berlokasi di kantor walikota Depok.

Masuk melalui pintu utama di Jalan Margonda Raya, terlihat beberapa personel Satpol PP (Satuan Polisi Pamong Praja) sedang berjaga. Di sebelah kiri tak jauh dari pintu masuk, terdapat bangunan perpustakaan umum milik kantor walikota.

Saat masuk, beberapa papan penunjuk arah sudah terlihat. Tagar langsung menuju lokasi parkir yang sedang ramai menjadi bahan perbincangan warganet. Disana terdapat dua lahan parkir, yaitu di Gedung Dibaleka dan gedung parkir yang berdekatan dengan Masjid Balaikota.

“Untuk lahan parkir, ada di Gedung Dibaleka sama ada juga yang dekat masjid,” ujar salah seorang petugas yang berjaga di sekitar kantor walikota Depok. Tidak disangka, Dia dengan percaya diri melontarkan prasangka pada Tagar, “Mau lihat parkiran yang sempat viral ya?

Parkir Perempuan

Dengan ramah, petugas parkir itu menunjukan arah pada Tagar, yang memilih untuk menuju Gedung Parkir Dibaleka terlebih dahulu. Parkir yang dimaksud sedang viral itu, jika dilihat sekilas, tak ada yang berbeda dengan lahan atau gedung parkir pada umumnya. Namun, ada satu area yang dilengkapi sebuah spanduk bertuliskan 'Parkir Perempuan' dengan warna merah muda yang menyita perhatian.

Di area itu tampak begitu banyak motor yang berjajar rapi. Petugas yang berjaga juga sigap merapikan beberapa kendaraan yang tidak diletakan dengan benar oleh si pemilik.

“Iya benar, di sini ada area parkir khusus perempuan. Tapi bukan benar-benar dipisah antara laki-laki dan perempuan,” jelas Budi (bukan nama sebenarnya) saat Tagar bertanya mengenai parkir syariah yang sempat viral.

Lahan parkir ini sama seperti parkiran pada umumnya. Lahan umum yang bisa digunakan oleh laki-laki jaraknya tak jauh dengan parkir khusus perempuan. Namun, area khusus perempuan ini memang diletakkan dekat dengan akses keluar masuk kendaraan serta akses menuju koridor yang menghubungkan dengan gedung perkantoran.

Selesai di Gedung Dibaleka, berpindah ke gedung parkir yang berdekatan dengan masjid. Jaraknya ternyata juga tidak terlalu jauh dari gedung parkir sebelumnya. Di gedung ini terdapat beberapa lantai bangunan yang lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan di Gedung Parkir Dibaleka. Seluruh lahan parkir tersebut sudah menggunakan palang otomatis saat memasukinya.

Sama seperti di Gedung Dibaleka, gedung parkir ini juga dilengkapi spanduk di beberapa area yang menunjukkan area khusus perempuan, disabilitas, serta lansia. Masih dengan warna merah muda yang mudah terlihat.

Masuk ke dalam, lahan parkir ini terbilang cukup luas. Bahkan, di salah satu area, terdapat puluhan motor berbagai merk dan tipe yang dibiarkan begitu saja hingga berdebu, entah siapa pemiliknya.

“Area parkir khusus perempuan itu yang ada spanduknya. Ada di parkiran motor dan mobil juga di lantai atas. Bukan untuk dipisahkan antara laki-laki dan perempuan,” ujar salah satu wanita berhijab penjaga pintu keluar parkiran.

Laki-Laki Pakai Rok

Ada beberapa hal yang menarik dan unik dari spanduk yang terpasang. Pada spanduk tertulis seperti ‘laki - laki ingin parkir dilantai ini ?? pakai hijab dan rok dulu yaa, baru boleh parkir disini hehehehehe’ dan ada pula spanduk tertulis ‘AREA PARKIR INI UNTUK MOTOR WANITA YAA.. BUAT LAKI LAKI NYA HARAP PARKIR DI AREA LAIN YANG TELAH DISEDIAKAN.

Kedua tulisan itu berada di area parkir gedung dekat masjid. Masih dengan warna merah mudanya dengan animasi perempuan yang menggunakan motor serta memakai helm bertuliskan SNI. Sedangkan spanduk satunya menggunakan animasi seorang perempuan berhijab yang sedang duduk di atas kap mobil berwarna merah.

Parkir 'Syariah' di RSUD

Tak hanya di kantor walikota Depok, Tagar kembali menelusuri kabar mengenai parkir syariah tersebut. Satu tempat yang menjadi tujuan selanjutnya adalah RSUD Depok yang berada di Jl. Raya Muchtar No. 99, Sawangan, Depok, Jawa Barat.

Masuk ke dalam area RSUD, tak ada gerbang parkir otomatis. Hanya ada satu bangunan kecil yang mendata setiap kendaraan masuk dan keluar dengan memberikan secarik kertas berupa tiket masuk. Area parkir itu juga viral akibat adanya anggapan terkait pemisahan lahan parkir laki-laki dan perempuan.

Tak jauh dari gedung rumah sakit, terdapat area parkir motor yang cukup rimbun karena banyaknya pohon di sekitarnya. Area parkir yang hanya beralaskan tanah dan paving block ini dijaga oleh beberapa orang laki-laki. Salah satunya adalah Amin (bukan nama sebenarnya). Pria ini selalu sedikit berteriak ketika menunjukan ke arah mana area parkir bagi masyarakat yang datang.

“Saya juga bingung kenapa jadi viral. Tadinya memang ada spanduk yang menunjukkan area parkir laki-laki dan perempuan. Tapi karena viral dan disalahartikan, jadi kami copot,” terang pria yang berbadan tegap ini. “Maksudnya kami itu hanya memberikan lahan yang memudahkan perempuan parkir kendaraan. Tau sendiri kan gimana ibu-ibu kalo parkir. Apalagi kalo motornya gede kaya NMAX misalnya. Kan repot buat gesernya. Tapi banyak yang malah salah paham, disangkanya itu dipisah cowok sama cewek.”

Pada salah satu area juga terdapat spanduk yang sama dengan yang ada di Balaikota Depok. Amin menjelaskan, area ini memang khusus perempuan.

“Iya memang ada area khusus perempuan. Ini soalnya kalau di bagian parkir umum itu kalau malam agak gelap, jadi yang khusus perempuan dikasih tempat yang lebih terang. Kalau parkiran khusus perempuan ini penuh juga akan dicampur dengan parkiran umum yang bisa dipakai laki-laki. Bukan mau pisahin sebenarnya,” ujar Amin sembari sesekali mengarahkan pengunjung yang datang.

Terkait viralnya permasalahan parkiran ini, Tagar juga bertanya pada Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok, Dadang Wahana. Ia dengan gamblang menceritakan apa tujuan sebenarnya diberlakukan area parkir khusus perempuan ini.

Ladies parking itu kan sebagaimana umumnya ya, untuk memberikan kemudahan akses bagi perempuan, disabilitas, dan lansia. Sehingga di gedung parkir di area P1 dan P2 kantor walikota Depok itu dikhususkan untuk perempuan, disabilitas, dan lansia. Ini hanya untuk memberikan kemudahan akses. Itu tidak ada tujuan lain, selain tadi memberikan perlindungan serta memuliakan perempuan,” ujarnya sambil tertawa saat ditanya mengenai penyebab viralnya masalah ini.

Dadang juga menambahkan lokasi parkir ini sudah ada di beberapa titik di Kota Depok. Beberapa juga ada di sejumlah pusat perbelanjaan.

“Kalau di wilayah Depok, itu ada di RSUD, di Gedung Balaikota itu ada di gedung Dibaleka ada satu titik dan di gedung parkir itu ada di dua lantai, di P1 dan P2. Lalu kalau pihak swasta, dunia usaha dengan kesukarelaannya mereka juga menyediakan ruang parkir perempuan, seperti di Margo City dan Depok Town Square,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan dasar tujuan dalam menerapkan kebijakan sebenarnya bukan hal baru dan sudah ada di beberapa tempat lain.

“Itu bukan peraturan ya, hanya himbauan. Dan memang, program pusat terutama mulai kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, di dalam mengutamakan kesetaraan gender kan harus tadi, memberikan akses yang luas juga kepada perempuan di dalam fasilitas publik. Sebenarnya ini hal biasa, tapi menjadi viral ini saya juga kurang paham,” ungkapnya.

“Himbauan ini sudah ada sejak lama ya, untuk di RSUD sendiri itu spanduknya sudah terpasang dari sejak 2017. Kalau untuk di Balaikota, sejak tahun 2018, kita sudah dialokasikan untuk ladies parking ini,” ujarnya. “Pro kontra dalam sesuatu itu kan hal yang biasa tapi ini kan bukan hal baru ya, karena ini hal lama. Tapi, sejauh ini mayoritas warga sih men-support. Karena tadi, tujuannya adalah kebaikan.”

Sebagaimana Kereta Khusus Wanita

Jika diperhatikan, tidak ada yang istimewa dari pemisahan parkir antara lawan jenis itu. Hal itu tidak berbeda dengan banyak pemisahan di berbagai tempat.

Di kereta rel listrik (KRL) terdapat kereta khusus wanita, dimana kaum hawa tidak layak berada di dalamnya. Bahkan, di tempat-tempat umum, khususnya Mall, di toiletnya dipisahkan antara pria, wanita, dan kaum disabilitas. []


Berita terkait