Masker Menjadi Barang Mahal dan Langka di Papua

Masker menjadi barang mahal serta langka di Papua, khususnya Kota Jayapura. Ini menyusul menyebarnya virus corona.
Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru menggelar sidak ke sejumlah distributor obat dan peralatan kesehatan di Kota Jayapura, Rabu 4 Maret 2020. (Foto: Tagar/Paul Manahara Tambunan)

Jayapura - Masker menjadi barang mahal serta langka di Papua, khususnya Kota Jayapura. Ini menyusul menyebarnya virus corona atau dikenal Covid19 yang berasal dari negeri bambu, China.

Bahkan, setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga Indonesia positif suspect virus tersebut pada Senin 2 Maret 2020 lalu, warga makin panik dan memborong habis masker dari apotik, demikian juga bahan makanan pokok.

Di Kota Jayapura sendiri kelangkaan masker begitu tampak. Ini terlihat di berbagai apotik sepanjang koridor utama yang langsung memasang famflet bertuliskan: Masker Habis.

Dari dua titik yang telah didatangi PT. Anugerah Argon Medica dan PT. Rajawali Nusindo cabang Jayapura, semua stok masker habis.

Hal ini terungkap saat Wakil Wali Kota Jayapura, Rustan Saru melakukan sidak di beberapa distributor yang mengantongi izin menjual obat-obatan serta berbagai peralatan kesehatan di seputaran Kota Jayapura, Rabu 4 Maret 2020. Rustan mendapatai masker laris terjual.

"Dari dua titik yang telah didatangi PT. Anugerah Argon Medica dan PT. Rajawali Nusindo cabang Jayapura, semua stok masker habis," ungkap Rustan kepada wartawan dalam sidak yang dilakukannya.

Informasi yang diperoleh Rustan dari pimpinan dan karyawan perusahaan tersebut, diketahui masker habis terjual ke apotik dan distributor lainnya sejak Jumat, 28 Februari 2020 lalu.

"Rata-rata per apotek diberi 10 box yang isinya 50 pcs, maka dari sini kita akan melakukan pengecekan lagi ke penerima jatah masker. Apakah mereka sudah terima atau sudah menjual habis," ujarnya.

Melihat kelangkaan masker di Kota Jayapura saat ini, Rustan memandang ini akan menjadi persoalan. Namun, akan segera dicarikan solusinya. Ia pun mengimbau agar jangan ada pihak-pihak lain yang sengaja meyimpan atau menimbun masker untuk menspekulasi harga.

"Dari distributor di sini harga dasar masker 1 pcs itu Rp. 400 sampai Rp. 800, kemudian sampai di apotek itu Rp. 2000 per 1 pcs," kata Rsutan seraya menegaskan jika ada distributor nakal yang menjual di atas harga standar, maka akan dicabut izinnya.

Supervisor Penjualan PT Kimia Farma Trading & Distributor cabang Jayapura, Sisca Mantol mengaku, stok masker yang tersedia pada PT Kimia Farma telah habis sejak awal Februari lalu.

"Stok kami kosong, waktu itu tinggal 20 box tapi kami sudah kirim kembali ke pusat, karena di pusat stok kosong sehingga kami yang cabang diperintahkan untuk kirim stok yang ada," akunya.

Sementara Dina, Accounting PT Rajawali Nusindo cabang Jayapura, mengaku stok masker yang bersedia pada pihaknya kosong sejak pekan lalu.

"Terakhir kami kirim ke Kabupaten Dogiai, kalau apotek-apotek di Kota Jayapura pekan lalu kami distribusi," kata Dina.

Informasi yang diperoleh Tagar, harga masker pelindung yang ditetapkan distributor per lembar Rp 400, sementara per box isi 50 lembar dipatok dengan harga Rp 20 ribu. Kini, harga masker pada sejumlah apotek di Kota Jayapura di bandrol seharga Rp 5000 per lembar, sedangkan harga per box mencapai Rp 200 ribu. []

Berita terkait
Usut Tuntas Pembunuhan Sopir Truk di Dogiyai Papua
Forum Lintas Paguyuban se-Papua meminta Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengusut tuntas kasus pengeroyokan yang menewaskan warga Sulbar.
Papua Kondusif Meski Diganggu KKB
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw menyampaikan jika situasi keamanan di Bumi Cenderawasih saat ini relatif kondusif.
OPM Bertanggungjawab Atas Penembakan di Papua
Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) menyatakan bertanggung jawab atas penembakkan di wilayah pegunungan Papua