Masalah dan Solusi Literasi Belajar Siswa di Masa Pandemi

Pihaknya berharap ada upaya lain yang dilakukan oleh kalangan guru yang juga melibatkan peran berbagai kelompok.
PLN dukung kegiatan literasi untuk anak. (Foto: Tagar/PLN)

Jakarta - Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) berkepanjangan di masa pendemi Covid-19 mengakibatkan terjadinya penurunan minat dan kemampuan literasi (literacy loss) di kalangan siswa Indonesia.

Anggota Satgas Gerakan Literasi Sekolah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sofie Dewayani, mengatakan fenomena literacy loss dan learning loss terjadi terutama di daerah terpencil. Salah satunya adalah menurunnya kemampuan membaca siswa.

"Ya betul memang meskipun Kemdikbud belum melakukan penelitian secara serius dengan sampling yang representatif, memangsekolah dan guru melaporkan terutama didaerah terpencil siswa menurun kemampuan literasinya misalnya siswa kelas 4 kemampuan membacanya menurun. Kita bicara dua ya, literacy loss dan learning loss." kata Sofie kepada Tagar, Senin, 26 Juli 2021.

Pendiri Litara Foundation ini menjelaskan bahwa literacy loss menurut kajian global, penurunan kemampuan membaca ini terkait dengan kemampuan anak-anak di Sekolah Dasar (SD) kelas awal hingga kelas tinggi di beberapa daerah di Indonesia. Sementara learning loss ini lebih kepada kemampuan belajar secara umum, juga relevan untuk jenjang yang menengah termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Fenomena ini, kata Sofie, juga sudah dilaporkan oleh sekolah-sekolah terutama di daerah yang terkendala dengan akses dan jaringan. Kendala lainnya yakni sebagian orang tua belum memiliki pengalaman dalam menerapkan perkembangan teknologi, terutama pembelajaran jarak jauh di era pandemi Covid-19.

"Ini sudah menjadi perhatian serius ya terkait literasi dan learning loss di masa pandemi ini. Ini patut dapat perhatian serius, terutama PPKM juga diperpanjang sehingga tadinya sekolah sudah merencanakan dan sudah melakukan simulasi Pertemuan Tatap Muka (PTM) terbatas malah sekarang membatalkan," katanya.


Solusi

Sofie mengatakan, literacy loss sudah dibuktikan dalam beberapa kajian dari banyak penelitian kolaborasi seperti di China dan Amerika. Para siswa diperkenalkan dengan program membaca buku apabila orang tua tidak bisa mendampingi dalam mengawal belajar anak. Dan guru kemudian juga mengakses siswa paling tidak, siswa hanya diminta untuk membaca atau dipastikan mereka setiap hari memiliki buku-buku di rumah.

"Nah ini sudah dilakukan pendistribusian buku dan perpustakaan sekolah tetap buka dan buku dikirim melaui kurir atau orang tua yang dititipi buku. Ini membantu memitigasi literacy loss misalnya di China untuk siswa kelas awal (SD). Karena buku-buku ini kan tinggal di bacakan saja ya, kalau bukunya sesuai dengan jenjang kemampuan membaca, artinya buku-buku yang sesuai jenjang seperti buku yang banyak gambarnya," ujarnya.


Ini sudah menjadi perhatian serius ya terkait literasi dan learning loss di masa pandemi ini.


Sofie menegaskan, langkah tersebut efektif dalam memitigasi literacy loss. Pihaknya berharap ada upaya lain yang dilakukan oleh kalangan guru yang juga melibatkan peran berbagai kelompok anggota masyarakat yang dibantu aparat desa dalam melakukan pemetaan atas siswa yang membutuhkan bantuan. Terutama di mana yang orang tuanya belum memiliki kapasitas belajar online untuk bisa dikunjugi kerumah-rumah kalau sekola belum buka.

"Kegiatan sederhana ini bisa memitigasi literacy loss. Syukur-syukur kalau ada upaya lain misalnya guru membacakan cerita kemudian direkam dikirim lewat WA atau kalau mungkin, guru melakukan multishift bergantian atau guru melibatkan anggota masyarakat misalnya pegiat literasi. Nah kita perlu inovasi-novasi seperti ini dilakukan dibanyak tempat," ujarnya. []

Baca Juga: Tips-tips Perkuat Literasi Belajar Anak di Masa Pandemi

Berita terkait
Peringati HAN 2021, PLN Dukung Kegiatan Literasi untuk Anak
PLN Persero kembali menegaskan komitmen untuk menjaga keandalan pasokan listrik guna mendukung peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.
HAN 2021: Anak Cerdas Terliterasi di Masa Pandemi
Kemendikbudristek juga menyelenggarakan Gebyar Dongeng untuk Anak Indonesia dengan tema “Sehat, Cerdas, Ceria, dan Bahagia”.
BNPT: Literasi Wawasan Kebangsaan untuk Cegah Radikalisme
Kepala BNPT, Boy Rafli Amar, mengatakan literasi wawasan kebangsaan untuk mencegah radikalisme dan intoleransi di semua kalangan.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.