Masa Pemulihan, Industri Baja Nasional Bangkit Kembali

Masa pandemi covid yang menyerang hampir di segala sektor. Kondisi tersebut juga menjadi tantangan yang dihadapi industri baja.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim. Pada Webinar bertajuk Indonesia Steel Demand Outlook yang diselenggarakan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Rabu, 22 Oktober 2020. (Foto:Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Jakarta - Masa pandemi covid yang menyerang hampir di segala sektor memiliki dampak hingga di masa pemulihan ini. Kondisi tersebut juga menjadi tantangan yang dihadapi industri baja global dan nasional. Namun, atas berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan Indonesia dari salah satunya dengan mendorong ekonomi nasional dan pembangunan infrastruktur. Saat ini optimisme industri baja mulai bangkit kembali.

Hal tersebut juga dipaparkan Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim. Pada Webinar bertajuk Indonesia Steel Demand Outlook yang diselenggarakan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Rabu, 22 Oktober 2020. 

"Masa pandemi covid semua mengalami masa sulit, oleh karena itu baik pelaku usaha dan di dukung oleh pemerintah harus bekerja keras terlebih di masa pemulihan ini," kata Silmy. 

Silmy menjelaskan, berdasarkan data dari Asosiasi Industri Besi dan Baja Nasional/The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), industri baja global mulai menunjukan pemulihan. Hal ini diperkuat dengan prediksi dari World Steel Association bahwa pada tahun 2021, permintaan baja dunia akan tumbuh sekitar 4,1 persen.

“Seiring dengan kembali dimulainya proyek pembangunan di masa adaptasi kebiasaan baru dan membaiknya kondisi ekonomi Indonesia pada Q3 2020 dibandingkan Q2 2020, utilisasi industri baja domestik terus mengalami perbaikan dan hingga saat ini kembali pada tingkat utilisasi sebelum adanya pandemi Covid-19 yaitu 40-50 persen. Hal ini antara lain dikarenakan adanya dukungan kuat pemerintah khususnya terhadap upaya pengendalian atas importasi besi atau baja, baja paduan dan produk turunannya serta stimulus yang diberikan baik fiskal maupun non-fiskal,” tambah Silmy. 

Krakatau SteelLogo baru Krakatau Steel. (Foto:Tagar/FaktaBanten)

Wakil Menteri BUMN I selaku Ketua Satuan Tugas PEN, Budi Gunadi Sadikin, menyebutkan bahwa pemerintah secara aktif mengatasi perekonomian, termasuk membuat satgas untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

Pemerintah menargetkan agar program PEN dapat mencapai realisasi 100 persen di akhir tahun 2020. Hingga 14 Oktober 2020, pemerintah telah berhasil merealisasikan Rp 344,11 triliun atau sekitar 49,5 persen dari total anggaran sebesar Rp 695,2 triliun.

“Pemerintah akan menerbitkan Kebijakan Investasi Pemerintah yang dapat membantu untuk pulihkan Industri Baja dan Perekonomian Nasional. Dengan berbagai upaya pemerintah untuk menangani situasi ini dalam memulihkan perekonomian, kami membutuhkan support para pelaku industri baja dan konstruksi untuk saling meningkatkan tingkat kepercayaan khususnya terkait penggunaan besi dan baja dalam berbagai proyek yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian kita,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Trisasongko Widianto, mengatakan fokus program di Kementerian PUPR pada 2021 yang relevan dengan sektor konstruksi adalah pengembangan konektivitas jalan dan jembatan, pembangunan perumahan rakyat, dan pengembangan kawasan industri untuk mendorong investasi. 

Contoh proyek strategis yang menjadi prioritas adalah kompleks industri di Batang dan Subang, pembangunan pariwisata nasional strategis, dan pengembangan wilayah metropolitan di seluruh Indonesia, yaitu di Palembang, Banjarmasin, Semarang, dan Makassar.

“Baja merupakan material strategis utama untuk infrastruktur. Kebutuhan baja konstruksi sebesar 12.2 juta ton di 2019, 77 persen dari total kebutuhan baja nasional. Dengan tingginya investasi pemerintah untuk pembangunan infrastruktur, industri baja memiliki prospek pasar yang menjanjikan di 2021,” ungkap Widianto.

Sebagai penutup, Silmy menjelaskan dengan dukungan pemerintah, Krakatau Steel sebagai industri baja nasional akan terus berusaha untuk menjaga kelangsungan industri baja, khususnya pada industri hilir dan industri pengguna agar dapat bertahan di tengah mewabahnya Covid-19 dan membantu menggerakkan kembali perekonomian nasional.

“Untuk itu, seluruh pelaku industri baja baik industri hulu, industri hilir maupun industri pengguna baja, perlu menyambut baik dukungan pemerintah tersebut dan bergerak bersama untuk memulihkan sektor baja. Kita tidak bisa tinggal diam dan melakukan wait and see,” katanya. [] 

Baca juga: 

Berita terkait
Kurangi Beban, Krakatau Steel Pangkas Ribuan Karyawan
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk bakal mengurangi beban operasional perusahaan dengan memangkas ribuan karyawan yang tidak produktif.
Krakatau Steel Kebagian Dana PEN Rp 3 Triliun Melalui OWK
Krakatau Steel berencana terbitkan obligasi wajib konversi kepada pemerintah hingga Rp 3 triliun.
Pemerintah Investasi Rp 3 Triliun di Krakatau Steel
Rencana pemerintah untuk berinvestasi di Krakatau Steel diyakini dapat membantu perseroan untuk melanjutkan kinerja positif pada tahun ini