Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mengkaji skema penyehatan BUMN yang bergerak dalam bidang produksi baja PT Krakatau Steel Tbk. Teranyar, dia mendorong perusahaan yang bermarkas di Cilegon itu untuk menjadi induk usaha sejumlah korporasi baja di Tanah Air untuk meningkatkan efisiensi bisnis perseroan.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan pihaknya menargetkan restrukturisasi bisnis perusahaan rampung pada September 2020 mendatang.
"Semua opsi akan kami laksanakan. Kami juga sudah mengundang konsultan untuk menjalin kemitraan strategis maupun skema IPO untuk anak usaha," tutur Silmy Karim di Jakarta, Selasa, 25 Februari 2020.
Krakatau Steel kata dia, diplot menjadi perusahaan investasi yang menaungi sejumlah anak usah di industri baja. Melalui skema tersebut, emiten dengan kode saham KRAS itu tidak lagi terlibat langsung dalam pengoprasionalan fasilitas industri.
“Jadi bisnis dari Krakatau Steel sendiri bisa lebih ramping,” ucapnya.
Beberapa waktu lalu saat paparan kinerja perseroan, Silmy menyebut importasi baja selama ini menjadi kontributor terbesar ketiga penyumbang defisit perdagangan. Untuk itu, Krakatau Steel terus memberi masukan kepada pemerintah melalui Kementerian BUMN terkiat langkah-langkah strategis perbaikan mother of industry itu.
“Jika melihat Jepang, Jerman, dan Korea Selatan industri baja mereka sangat unggul, sehingga kita perlu melakukan upaya tertentu agar industri ini sehat,” tuturnya.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 2018 volume impor baja mencapai angka 6,3 juta ton atau naik sebesar 6,7 persen bandingkan volume pada 2017.
Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut pada 2018, besi dan baja tercatat menjadi komoditi impor terbesar ketiga dengan porsi sebesar 6,45 persen dari total importasi. Besaran tersebut setara dengan nilai 10,25 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, hingga September 2019 importasi besi dan baja telah mencapai 5 juta ton dan diperkirakan menyentuh angka 6,7 juta ton pada akhir tahun lalu.
Berikut adalah daftar anak usaha yang berada dibawah naungan PT Krakatau Steel.
1. PT Krakatau Wajatama
- Kegiatan Usaha: Manufaktur baja tulangan
- Lokasi: Cilegon
- Tahun Komersil: 1992
- Persentase Kepemilikan (%): 100.0
2. PT Krakatau Daya Listrik
- Kegiatan Usaha: Distributor dan penghasil listrik
- Lokasi: Cilegon
- Tahun Komersil: 1996
- Persentase Kepemilikan (%): 100.0
3. PT KHI Pipe Industries
- Kegiatan Usaha: Manufaktur pipa baja
- Lokasi: Cilegon
- Tahun Komersil: 1973
- Persentase Kepemilikan (%): 100.0
4. PT Krakatau Industrial Estate Cilegon
- Kegiatan Usaha: Industri real estate
- Lokasi: Cilegon
- Tahun Komersil: 1982
- Persentase Kepemilikan (%): 100.0
5. PT Krakatau Engineering
- Kegiatan Usaha: Rekayasa dan rancang bangun
- Lokasi: Cilegon
- Tahun Komersil: 1988
- Persentase Kepemilikan (%): 100.0
6. PT Krakatau Bandar Samudera
- Kegiatan Usaha: Jasa pengelolaan pelabuhan
- Lokasi: Cilegon
- Tahun Komersil: 1996
- Persentase Kepemilikan (%): 100.0
7. PT Krakatau Tirta Industri
- Kegiatan Usaha: Distributor dan pengolahan air
- Lokasi: Cilegon
- Tahun Komersil: 1996
- Persentase Kepemilikan (%): 100.0
8. PT Krakatau Medika
- Kegiatan Usaha: Jasa pelayanan kesehatan
- Lokasi: Cilegon
- Tahun Komersil: 1996
- Persentase Kepemilikan (%): 97.55
9. PT Krakatau Information Technology
- Kegiatan Usaha: Pemasok teknologi komputer
- Lokasi: Cilegon
- Tahun Komersil: 1993
- Persentase Kepemilikan (%): 100.0
10. PT Meratus Jaya Iron & Steel
- Kegiatan Usaha: Manufaktur besi dan baja
- Lokasi: Jakarta
- Tahun Komersil: 2012
- Persentase Kepemilikan (%): 66.0
11. PT Krakatau National Resources
- Kegiatan Usaha: Industri pengolahan hasil tambang
- Lokasi: Jakarta
- Tahun Komersil: 2013
- Persentase Kepemilikan (%): 100.0. []