Marvel: Sebelum Kerja Ayah Peluk Saya

Marvel: sebelum kerja ayah peluk saya. Ketika orang gereja datang terus saya tanya ayah di mana?
Warga memakamkan jenazah Giri Catur Sungkowo di Tempat Pemakaman Umum Gunung Sari, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (19/5/2018). Giri Catur Sungkowo, yang merupakan satpam Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jl. Arjuno, yang meninggal dunia setelah dirawat sejak Minggu (13/5) dengan luka bakar parah di sekujur tubuhnya akibat ledakan bom bunuh diri yang dilakukan oleh seorang terduga teroris. (Foto: Ant/Didik Suhartono)

Surabaya, (Tagar 19/5/2018) – Haru campur sedih. Suasana seperti itulah yang menyentuh relung-relung hati mendengarkan pengakuan Marvel Putra Hasinta Casa (20), anak Giri Catur Sungkowo (47) korban ledakan bom GPPS Arjuno yang meninggal dunia di RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Marvel mengungkapkan, sebelum kejadian almarhum ayahnya sempat memeluk dirinya. Dia pun tidak mempunyai firasat dan tak menyangka atas kepergian ayah tercinta lantaran kejadian nahas terjadi saat bekerja.

"Tidak ada firasat sama sekali, kata mama waktu saya tidur pas mau berangkat kerja sempat meluk saya," ujar Marvel yang ditemui di rumah duka di Surabaya, Sabtu (19/5).

Marvel mengaku baru mengetahui ayahnya menjadi salah satu korban bom bunuh diri saat orang-orang perwakilan Gereja GPPS Arjuno datang ke rumahnya di Jalan Pulosari III M No 3 Surabaya untuk menyampaikan kabar duka itu.

"Orang gereja datang terus saya tanya ayah di mana, mama bilang belum pulang, ditelpon nggak dijawab, terus orang gereja bilang kalau ayah belum ketemu, saya langsung bangun mandi cari ayah ke gereja," kata Marvel.

Di mata Marvel ayahnya merupakan sosok yang penyabar dan baik. Bahkan ada satu kebiasaan yang akan sulit dia lupakan yakni kebiasaan makan bersama sang ayah.

"Kami biasanya kalau pas makan sering disuapin mama, jadi saya sama ayah disuapin mama," ujar Marvel.

Pada kesempatan yang sama, Eko Raharjo kakak Giri Catur mengatakan, almarhum sebelum kejadian sudah berpamitan kepada teman-temannya.

"Wis yo pisah yo (sudah ya pisah ya) bilang ke teman-temannya," ujar Eko menirukan ucapan adiknya.

Sama seperti Marvel, Eko mengaku tidak mempunyai firasat apa pun. Dia pun mengaku hingga saat ini dirinya belum ikhlas ditinggal adiknya. Namun berusaha ikhlas karena melihat organ tubuh adiknya.

"Saya sebetulnya nggak ikhlas, lihat organ tubuhnya jadi nggak berfungsi, 95 persen luka bakar," ujar Eko.

Dia bercerita, pertemuan terakhir dengan Giri sebelum kejadian adalah saat pergi ke Nganjuk.

"Terakhir minggu lalu pergi ke Nganjuk jenguk saudara, pas pengeboman nggak nyangka, pertamanya dikira gereja depan tempat kerja adik saya, nggak nyangka," tuturnya.

Menurut keluarga Giri, pria yang sudah bekerja selama 25 tahun di GPPS Arjuno tersebut merupakan sosok pendiam dan baik.

"Saya percaya adik saya mati syahid, soalnya pas lagi kerja, apalagi pas menghalau teroris," ujarnya menyimpan kesedihan. (ant/yps)

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.