Man United Akhiri Musim dengan Hasil Terburuk

Manchester United menelan kekalahan dari tim yang sudah terdegradasi, Cardiff City. Man United pun menjalani musim terburuk.
Kiper Manchester United David de Gea (kanan) tampak kesal saat gawangnya kembali kebobolan saat melawan Cardiff City di pertandingan Liga Premier Inggris di Stadion Old Trafford, Minggu 12 Mei 2019. Di laga itu, Man United kalah 0-2. (Foto: dailymail.co.uk)

Jakarta - Tidak hanya tim raksasa sekelas Barcelona atau Manchester City yang bisa membantai Manchester United. Bahkan tim yang terdegradasi pun mampu mengalahkannya. Man United menjalani musim terburuk karena hanya bertengger di peringkat enam Liga Premier Inggris 

Ini menjadi musim terburuk Man United karena mereka gagal berlaga di Liga Champions dan hanya berkompetisi di Liga Europa. Hanya berada di peringkat enam di klasemen akhir, ini merupakan posisi terburuk kedua setelah musim 1990. Saat itu, The Red Devils berada di peringkat 13. 

Rekor kebobolan Man United yang mencapai 54 gol juga tercatat paling buruk setelah 40 tahun. Mereka mengakhiri kompetisi dengan jarak sampai 32 poin dengan juara liga, Manchester City. Ini merupakan jarak poin paling lebar sejak 1975. Dan, untuk pertama kalinya sejak 1981, Man United mengalami lima kekalahan secara berturut-turut di pertandingan tandang.  

Sebuah ironi bagi klub yang pernah menguasai Liga Premier selama dua dekade di era Sir Alex Ferguson. Di era tersebut, Ole Gunnar Solskjaer yang kini menjadi manajer Man United, turut merasakan kejayaan tersebut. Bahkan striker berjuluk the baby-faced assassin ini termasuk pemain kesayangan Ferguson.  

Kini, dirinya menangani tim yang mengalami keterpurukan. Kehadiran Solskjaer yang menggantikan Jose Mourinho ternyata tidak memberi dampak apa pun. Meski mengawali tugasnya dengan gemilang dan sempat menerobos empat besar, namun performa Man United justru melempem setelah Solskjaer yang sebelumnya berstatus manajer caretaker, mendapat kontrak penuh dari klub. 

Membalas Kekalahan

Saat memungkasi liga, Solskjaer berharap bisa meraih kemenangan. Apalagi, mereka bermain di kandang sendiri dan menghadapi tim yang sudah terdegradasi. 

Pada duel duel pertama di kandang Cardiff, Paul Pogba dkk meraih sukses membantai tuan rumah 5-1. Menariknya, itu merupakan tugas pertama Solskjaer sebagai pengganti Mourinho. 

Kini, Cardiff sukses mempermalukan Man United sekaligus membalas kekalahannya. Diawali oleh gol Nathaniel Mendez-Laing dari titik penalti menit 23. Penalti diberikan setelah Diogo Dalot melakukan pelanggaran terhadap Mendez-Laing. 

Mendez-Laing mencetak gol keduanya pada menit 54 yang menjadikan Cardiff menang 2-0. Tak ada balasan gol yang dilakukan pemain Man United. 

Meski kalah, Solskjaer ternyata tak terlalu mempersoalkannya. Menurut dia tim sesunggguhnya menguasai permainan dan lebih banyak menguasai bola. Hanya, mereka tak bisa mencetak gol. 

"Tak ada masalah dengan pertandingan ini. Anda bisa saja unggul dalam penguasaan bola dan punya kesempatan mencetak gol, tetapi tidak ada dapat melakukannya. Sebaliknya, kami malah telalu mudah kebobolan," kata Solskjaer. 

"Ini bukan tantangan yang terletak di depan mata kami. Yang jelas, kami akan melakukan perjalanan yang panjang dan dan mudah untuk meraih apa yang kami inginkan," jawabnya. []

Baca juga: 

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu