Mahasiswi UNY Teliti Daun Waru untuk Pengobatan

Mahasiswi UNY melakukan penelitian tentang daun waru yang memiliki khasiat pengobatan.
Daun Waru (Foto: wikimedia.org)

Yogyakarta - Daun waru (Hibiscus tiliaceus) dianggap mampu menghambat pertumbuhan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Ada beberapa penyakit yang bisa disembuhkan oleh daun waru. Selain mengobati infeksi juga mengobati penyakit batuk dan demam.

Inilah yang sedang diteliti lebih mendalam oleh tiga mahasiswi program studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Mereka adalah Dwi Rahmawati, Aulia Eka Rahayu dan Titi Ari Wulandari. Penelitian difokuskan pada salep berbahan baku daun waru yang digunakan untuk pengobatan infeksi.

Menurut Dwi, proses penyembuhan luka-luka dapat dipercepat dengan senyawa memiliki sifat anti-inflamasi. Senyawa ini di antaranya terkandung pada daun waru. Daun waru mempunyai senyawa metabolit sekunder saponin, flavonoid dan lima senyawa fenol yang termasuk dalam senyawa anti-inflamasi.

Dia mengatakan, Saponin ini mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk menyembuhkan luka terbuka, sedangkan tanin dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi luka karena mempunyai daya antiseptik dan obat luka bakar. "Flavonoid dan polifenol mempunyai aktivitas sebagai antiseptik," kata Dwi dalam keterangan tertulis pada Selasa, 23 Juni 2020.

Aulia Eka Rahayu menambahkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui besarnya konsentrasi salep daun waru untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Selain itu juga untuk mengetahui pengaruh salep daun waru terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.

Flavonoid dan polifenol mempunyai aktivitas sebagai antiseptik.

Titi Ari Wulandari menjelaskan, penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Organik dan Laboratorium Analitik FMIPA UNY. Bahan yang dibutuhkan adalah daun waru, bakteri uji Staphylococcus aureus, aquades steril, etanol 96%, tablet Ciprofloxacin 500 mg, Nutrient Agar (Oxoid), H2SO4 0,36N, BaCl2. 2H2O 1,175%, NaCl 0,9%, adeps lanae, vaselin album dan trietanolamine (TEA).

Sedangkan alat yang digunakan adalah tabung Erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, penangas air, blender, ayakan mesh 200, kaca arloji, timbangan analitik, labu ekstraksi, batang pengaduk, stirrer, cawan petri, rotary evaporator, jarum ose, pinset, inkubator, laminar air flow, termometer, pencadang, autoklaf, mikro pipet, mistar berskala kertas saring nomor 1, kertas label, aluminium foil dan alat fotografi. Langkah pertama adalah membuat ekstrak daun waru.

Setelah itu dibuat mikroemulsi yang terdiri dari ekstrak daun waru, adeps lanae, vaselin album, m.f.salep, TEA dan aquades. Sediaan salep yang akan dibuat dalam penelitian ini memiliki konsentrasi ekstrak daun waru yang berbeda-beda, yaitu 13% dan 26% untuk 2 kali pemakaian dalam sehari selama 7 hari pengamatan.

Ekstrak daun waru dicampur dengan bahan lain sampai tercampur rata didalam beaker glass dengan menggunakan magnetic stirrer pada suhu 30-35±2°C, kemudian dicampurkan dengan bahan lain. Setelah itu, ditambahkan aquades sampai volume yang dikehendaki, kemudian tambahkan TEA tetes demi tetes sambil diaduk perlahan sampai terbentuk gel yang jernih.

Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi ekstrak daun waru harus lebih banyak dibandingkan dengan bahan-bahan pendukung sehingga salep daun waru lebih maksimal. Karya ini berhasil meraih dana penelitian dari Fakultas MIPA UNY. []

Berita terkait
Lianhua Qingwen Obat Herbal China Sembuhkan Corona
Lianhua Qingwen obat herbal China disebut-sebut efektif mampu menangani infeksi virus Corona atau Covid-19.
Budayawan Asal Jombang Buat Dupa Herbal Anti Corona
Dupa herbal buatan Samsul Yudoyono asal Jombang mengandungan ekstrasi 33 jenis bahan herbal.
Pencegah Virus Corona dari Peracik Herbal di Bantul
Warga Bantul, Yogyakarta, mampu meracik jamu herbal yang bisa mencegah virus Corona.
0
5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Hunian di Sentul
Selain Bekasi dan Tangerang Selatan, Bogor menjadi kota incaran para pemburu hunian di sekitar Jakarta. Simak 5 hal ini yang perlu diperhatikan.