Mahar dari Suami Tercinta untuk Palestina

Kalimat tertulis dalam secarik surat yang ditemukan Munandar dan Tanzil Asri dalam sebuah amplop donasi untuk Palestina
Amplop berisi secarik surat dan kalung emas 13 gram 300 milik beserta suratnya. (Foto: Dok Act)

Aceh Selatan – "Mahar nikah dari suamiku kuberikan untuk Palestina". Kalimat tertulis dalam secarik surat yang ditemukan Munandar dan Tanzil Asri dalam sebuah amplop. Surat ditulis tangan sebanyak dua bait.

Ceritanya, Munandar dan Tanzil diutus oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh melaksanakan roadshow di kawasan barat-selatan Aceh dengan menghadirkan Syekh Ibrahim As-Sumairi asal Palestina, sebagai penceramahnya.

Roadshow tersebut mengajak masyarakat berpartisipasi membantu Palestina yang menderita akibat zionis Israel.

Pada Selasa 21 Mei 2019, Syekh Ibrahim dijadwalkan mengisi roadshow setelah salat asar di Masjid Agung Istiqamah, Tapaktuan, Aceh Selatan, yang difasilitasi Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh Selatan.

Usai roadshow, Munandar dan Tanzil menghitung jumlah donasi yang terkumpul melalui kotak yang diedarkan selama Syekh Ibrahim mengisi tausiah.

Di dalam kotak donasi ternyata terdapat sebuah amplop berisi secarik surat dan kalung emas 13 gram 300 milik beserta suratnya. Tidak ada keterangan nama pengirimnya.

Berdasarkan surat emas, diketahui emas itu dibeli pada 23 Mei 2016 yang distempel atas nama Toko Mas Subur Baru Jalan Merdeka No 46 Tapaktuan.

Si pengirim menyampaikan bahwa emas tersebut merupakan mahar dari suaminya tercinta yang diberikan kepadanya. Ia membolehkan emasnya diuangkan agar bisa membantu Palestina.

Katanya, ia terinspirasi dari kisah pengusaha batik di Yogyakarta yang ingin membawa harta kekayaannya sampai meninggal.

Si pengusaha rajin bersedekah. Namun, karena begitu cinta kepada harta, ia ingin membawanya hingga meninggal. Sehingga, hartanya disumbangkan kepada masjid, anak yatim, madrasah, pesantren, dan orang-orang yang membutuhkan.

Berikut isi secarik surat kemanusiaan dari warga Tapaktuan, Aceh Selatan:

Assalamu’alaikum wr.wb

Selamat datang saudaraku dari negeri para nabi. Kisah Haji Usman, pengusaha batik di Yogyakarta menginspirasi saya. Saat seseorang bertanya padanya bagaimana ia begitu mudah menginfakkan hartanya, begitu ringan dalam bersedekah, tidak cinta pada harta? Ia menjawab “saking cintanya dan sayangnya saya sama harta, sampai-sampai saya tdk rela meninggalkan harta saya di dunia ini, saya tak mau berpisah dengannya meskipun saya mati. Makanya, saya titip pada mesjid, pada anak yatim, ada madrasah, pada pesantren, pada pejuang dkawah, dan pada mereka yang membutuhkan.

.[]Karena itu, saya ingin menitipkan emas ini (mahar dari suami tercinta) untuk keperluasm saudara-saudaraku di Palestina sana. Silahkan jika ingin ditukarkan dalam bentuk uang. Sampaikan salam saya kepada saudara-saudara di Palestina.[]

Berita terkait
0
Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Kemendagri Harap Jadi Contoh dan Memotivasi Daerah
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kembali meraih predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.