Tegal - Pemuda Desa Harjasari, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sutrisno ditemukan tewas setelah tenggelam di embung, Sabtu 16 Mei 2020. Sebelum tenggelam, pemuda 22 tahun itu pesta minuman keras (miras).
Sutrisno diketahui tenggelam di embung Desa Kertasari, Kecamatan Suradadi pada Jumat 15 Mei sekitar pukul 16.00 WIB. Setelah mendapat laporan kejadian itu, tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian sejak Jumat sekitar pukul 18.00 WIB.
Korban ditemukan di dasar embung oleh tim SAR gabungan setelah dilakukan penyelaman.
Namun dalam pencarian dilakukan dengan menyisir area embung menggunakan satu perahu karet itu, Sutrisno tak berhasil ditemukan. Pencarian kemudian dihentikan sekitar pukul 20.00 WIB karena kondisi lokasi sudah gelap. Pencarian lalu dilanjutkan keesokan harinya.
Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tegal Ramedon mengatakan dalam pencarian hari kedua, jasad Sutrisno ditemukan sekitar pukul 13.44 WIB.
"Korban ditemukan di dasar embung oleh tim SAR gabungan setelah dilakukan penyelaman. Saat ditemukan, kondisinya sudah meninggal," kata Ramedon, Sabtu 16 Mei 2020.
Kepala Kepolisian Sektor Suradadi Inspektur Satu Bambang Waluyo mengatakan, sebelum tenggelam, Sutrisno mendatangi embung pada Jumat sekitar pukul 14.00 WIB bersama sekitar 10 orang temannya. Di lokasi embung sedalam sekitar lima meter itu, Sutrisno dan teman-temannya kemudian menggelar pesta minuman keras.
"Saat sedang minum minuman keras, korban kemudian buka baju dan menceburkan diri ke embung untuk mandi lalu akhirnya tenggelam," kata Bambang, Sabtu 16 Mei 2020.
Menurut Bambang, teman-teman Sutrisno tak bisa mencegah dan menolong saat pria sehari-hari bekerja sebagai nelayan itu menceburkan diri ke embung karena diduga sama-sama sedang berada di bawah pengaruh minuman keras.
"Setelah korban tenggelam, teman-temannya hanya memberitahukan ke orang tuanya kalau korban mandi di embung dan kemudian tenggelam," ujarnya.
Ayah Sutrisno, Kartohim menuturkan sebelum kejadian anaknya pamit hendak mengganti oli sepeda motor dan meminta uang Rp 300 ribu. "Pamitnya mau ganti oli. Terus minta uang ke saya Rp 300 ribu. Ternyata ketemu teman-temannya di embung," ujarnya.
Menurut Kartohim, anaknya sehari-hari bekerja sebagai nelayan dan baru pulang dari melaut sekitar dua pekan yang lalu. "Dia baru pulang melaut," ucapnya. []