Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengingatkan para pengungsi yang terdampak bencana di berbagai daerah agar menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Diketahui, beberapa daerah saat ini sudah memasuki musim penghujan.
Wiku menyebut, musim sudah diprediksi akan berlangsung selama 6 bulan. Musim penghujan tahun ini, kata dia, terjadi karena adanya angin Lanina dengan curah hujan cukup tinggi yakni 40% lebih besar dan berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir.
"Pemerintah daerah perlu mengantisipasi dampak banjir kepada warganya yang berada di lokasi pengungsian khususnya terkait sulitnya menjalankan protokol kesehatan," kata Wiku di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 6 Oktober 2020.
Dengan melakukan pencegahan terhadap Covid-19, masyarakat telah membantu dan berkontribusi terhadap upaya pemerintah menekan angka kasus positif.
Baca juga: Relawan Jokowi Laporkan Najwa Shihab, Jimly: Merusak Hukum
Ia menambahkan, dilokasi pengungsian nantinya akan ada banyak warga yang menghuninya. Untuk itu, terdapat potensi besar lokasi pengungsian menjadi klaster baru apabila tidak diantisipasi sejak sekarang.
"Langkah yang paling tepat mencegahnya kata Wiku dengan kedisiplinan para pengungsi mematuhi protokol kesehatan dengan ketat," ucapnya.
Ia menekankan untuk menerapkan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Selain itu, lanjut dia, kebersihan lokasi pengungsian dapat dijaga agar dapat melindungi para pengungsi dari penyakit-penyakit lainnya.
Menurutnya, Pemda dalam hal ini juga diminta memetakan dan merencanakan dengan baik terkait penyediaan dan kelayakan fasilitas pengungsian sebagai langkah antisipatif.
"Langkah promotif dan preventif dalam mencegah penyebaran Covid-19 yang diwujudkan dengan protokol kesehatan merupakan hal yang utama dan harus dilakukan setiap individu (pengungsi)," ujar dia.
Wiku menjelaskan, langkah itu lebih baik dibandingkan melakukan langkah kuratif. Bagi masyarakat yang tetap ingin melaksanakan haknya sebagaimana diatur undang-undang agar tetap menjaga protokol kesehatan dan mempertimbangkan risiko penularan yang ditimbulkan ketika terjadi kerumunan orang.
"Dengan melakukan pencegahan terhadap Covid-19, masyarakat telah membantu dan berkontribusi terhadap upaya pemerintah menekan angka kasus positif," tuturnya.
Diketahui, sebanyak 37 unit rumah warga Desa Air Keruh, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, rusak diterjang banjir bandang. Selain itu, sebanyak 133 jiwa terpaksa mengungsi akibat bencana alam yang terjadi pada Senin, 5 Oktober 2020 malam. Lokasi itu menjadi salah satu tempat terdampak bencana.
Baca juga: dr Tirta Siap Bela Najwa Shihab Lawan Relawan Jokowi Bersatu
"Lima rumah terseret arus dan hancur. Tidak ada korban jiwa karena saat banjir terjadi, warga sudah berlari keluar rumah," katanya dilansir dari Antara, Selasa, Oktober 2020.
Selain merusak rumah, banjir bandang juga menghancurkan dua jembatan gantung yang menghubungkan Desa Air Keruh ke beberapa desa tetangga. Informasinya, jembatan tersebut menjadi akses satu-satunya yang dilalui anak-anak desa untuk pergi ke sekolah. []