Lockdown Diperlonggar, Prancis Buka Lagi Sekolah

Prancis akan membuka kembali ribuan sekolah mulai Selasa lalu, setelah pemerintah melonggarkan kebijakan penguncian atau lockdown.
Seorang siswa di sekolah swasta, Institut Sainte Genevieve di Paris mengenakan masker saat belajar. Prancis mulai membuka kembali sekolah secara bertahap setelah pemerintah melonggarkan kebijakan lockdown. (Foto: Philippe Lopes|AFP|Channel News Asia).

Paris - Prancis akan membuka kembali ribuan sekolah mulai Selasa, 12 Mei 2020, setelah pemerintah melonggarkan kebijakan penguncian atau lockdown. Kembalinya aktivitas belajar mengajar itu di tengah kekhawatiran kemungkinan terjadinya kasus penularan virus corona Covid-19 gelombang kedua.

Untuk sementara, pembukaan kegiatan belajar hanya untuk tingkat taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Pembukaan sekolah ini tetap memperhatikan protokol kesehatan, seperti pemakaian masker dan jaga jarak.

Prancis menjadi negara dengan angka kematian tertinggi keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Inggris dan Italia.

Baca Juga: Corona, Prancis Resesi Ekonomi Terparah Sejak 1945 

Guru diwajibkan untuk memakai masker, dan kursi anak diatur dengan jaga jarak. Bagi Gregory Bouvier, kepala sekolah taman kanak-kanak di Rennes, Prancis barat laut, kebijakan itu agak "surealis". "Ini suatu yang tidak biasa. Bagaimana mungkin anak belajar dengan aturan jaga jarak antar teman, sementara kegiatan mereka berkelompok," tuturnya.

Berdasarkan data Selasa, 12 Mei 2020, jumlah korban meninggal naik 1,3 persena atau bertambah 348 menjadi 26.991 orang. Dengan angka ini, Prancis telah menyalip Spanyol dengan jumlah kematian 26.920 orang.

Ini menjadikan Prancis menjadi negara dengan angka kematian tertinggi keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Inggris dan Italia. Seperti diberitakan Channel News Asia, Rabu, 13 April 2020, Kementerian kesehatan Prancis mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit turun lagi menjadi 21.595 dari 22.284 pada hari Senin. Ini melanjutkan tren penurunan tanpa gangguan yang telah berlangsung selama empat minggu.

Lockdown PerancisSuasana sepi terlihat di depan Piramida kaca museum Louvre di Paris saat diberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19 di Perancis, Rabu, 18 Maret 2020. (Foto: Antara/Reuters/Christian Hartmann)

Namun banyak kalangan yang mempertanyakan keputusan pemerintah yang membuka kembali kegiatan belajar di tengah masih ada kekhawatiran penularan virus. Serikat pekerja mengkritik keputusan untuk membuka kembali sekolah dengan menyebutnya "prematur".

Beberapa ilmuwan dan wakil parlemen juga mempertanyakan keputusan tersebut.  Sejak Senin lalu, Prancis mulai mengurangi penguncian yang telah berlangsung selama dua bulan. Warga sudah bisa keluar rumah tanpa harus meminta izin dan kegiatan ritel seperti pertokoan sudah mulai aktif lagi.

Simak Pula: Prancis Ingatkan Bahaya Efek Samping Obat Corona

Para pejabat terus mengawasi kebijakan pelonggaran lockdown untuk menghindari kejadian di Jerman dan Korea Selatan. Kedua negar ini kembali menerapkan pembatasan ketika kasus positif Covid-19 naik lagi pasca melonggarkan lockdown. []

Berita terkait
Prancis Perpanjang Lockdown Hingga 15 April
Prancis mengumumkan perpanjangan masa karantina total (lockdown) dalam upaya membendung penyebaran virus corona Covid-19.
Prancis Terbuka Diundur karena Pandemi Covid-19
Akibat pandemi Covid-19 turnamen tenis grand slam Perancis Terbuka atau Roland Garros ditunda ke bulan September 2020
Covid-19, Prancis Akan Denda Warga Langgar Lockdown
Prancis mengerahkan 100 ribu polisi mengawasi pelaksanaan lockdown (penguncian) untuk mengendalikan pengendalian virus corona COvid-19.