Lockdown di China Picu Kenaikan Harga di Negara-negara Lain

Kebijakan penutupan wilayah (lockdown) di beberapa kota di China untuk meredam perebakan Covid-19 akan menggoyahkan aktivitas ekspor dan impor
Seorang relawan menggunakan megafon ketika berbicara dengan para warga di sebuah komplek apartemen di Shanghai, China, di tengah lockdown Covid-19 yang diberlakukan di wilayah tersebut, 12 April 2022 (Foto: voaindonesia.com - Xinhua via AP/Chen Jianli)

TAGAR.id, Shanghai, China - Kebijakan penutupan wilayah (lockdown) di beberapa kota di China untuk meredam perebakan Covid-19 akan menggoyahkan aktivitas ekspor dan impor, demikian menurut para ekonom. Mereka mengatakan gangguan itu perlahan akan meningkatkan harga komoditas di luar negeri sementara menurunkan permintaan di China – pasar terbesar dunia untuk barang masuk.

Shanghai, kota pelabuhan makmur dengan populasi sekitar 25 juta jiwa, memulai lockdown secara bertahap sejak bulan lalu ketika kasus COVID-19 meningkat hingga mencapai 200 ribu kasus per Selasa, 12 April 2022. Pembatasan-pembatasan itu diterapkan menyusul ditutupnya megalopolis teknologi China, Shenzhen, pada Maret 2022 lalu.

Aktivitas pelabuhan di kedua kota telah melambat akibat kekurangan staf dan karantina yang diberlakukan bagi awak kapal kargo yang baru tiba dari pelayaran internasional, kata pengamat. Shanghai sendiri merupakan pelabuhan kontainer terbesar di dunia, sementara Shenzhen berada di peringkat empat.

tes swab covid di shanghaiPetugas medis melakukan tes swab di tengah perebakan Covid-19 di Shanghai, China, 4 April 2022 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Di pabrik-pabrik di China, yang menjadi tulang punggung perekonomian dalam negeri dan dunia, jumlah tenaga kerja yang “terbatas” dan penangguhan transportasi menyebabkan operator “hanya bisa mengandalkan persediaan di lokasi untuk memenuhi kebutuhan lini produksi seadanya,” ungkap perusahaan riset pasar yang berbasis di Taipei, TrendForce, dalam email ke VOA pada 11 April lalu.

Media-media China juga melaporkan seluruh atau sebagian pabrik mobil BMW, Tesla dan Volkswagen di wilayah Shanghai untuk sementara ditutup.

Harga yang tinggi dan gangguan rantai pasokan terus terjadi setelah pandemi Covid-19 merebak ke seluruh dunia selama lebih dari dua tahun terakhir.

“Ada kekhawatiran besar bahwa ini akan memperparah gangguan rantai pasokan dunia dan juga pengiriman,” kata Rajiv Biswas, kepala ekonom Asia-Pasifik di HIS Markit, Singapura.

Harga-harga komoditas, batu bara dan bahan bakar yang lebih tinggi akan menerpa beberapa wilayah Asia apabila lockdown di China berkepanjangan, ungkapnya.

pengantar makanan di shanghai yang lockdownSeorang pengantar makanan mengenakan pakaian pelindung (APD), membawa tas ke gerbang komunitas perumahan di Shanghai, China, 11 April 2022 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Gelombang kedua Covid-19 di China, setelah gelombang pertama terjadi pada awal 2020, telah menyebabkan kenaikan harga komoditas ekspor China akibat (gangguan) rantai pasokan, kata Jonathan Ravelas, kepala strategi pasar Banco de Oro Unibank di Filipina.

US-China Economic and Security Review Commission atau Komisi Kajian Keamanan dan Ekonomi Amerika-China mengatakan perebakan Covid-19 di China tahun 2020 “menyebabkan kegiatan perekonomian terhenti” dan menyebabkan PDB kuartal pertama negara itu anjlok sebesar 6,8%. Komisi itu merujuk pada jatuhnya permintaan konsumen dan perlambatan kinerja pabrik. Transportasi dan pengiriman global juga “terbalik,” ungkap laporannya (rd/em)/voaindonesia.com. []

Kota Shanghai di China Memasuki Hari Kedua Lockdown Karena Covid-19

Pandemi Covid-19 Masih Sangat Mengkhawatirkan di Shanghai

Pusat Pameran Shanghai Diubah Jadi Rumah Sakit Covid-19

China Kerahkan Militer ke Shanghai untuk Tes Covid-19 Semua Warga

Berita terkait
Akibat Korban Covid-19 Bertambah Shanghai Lockdown
Itulah kehidupan bagi penduduk Shanghai, dan tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa hal itu akan berakhir
0
Staf Medis Maradona Akan Diadili Atas Kematian Legenda Sepak Bola Itu
Hakim perintahkan pengadilan pembunuhan yang bersalah setelah panel medis temukan perawatan Maradona ada "kekurangan dan penyimpangan"