LIPI Saran Menteri Mundur Ketimbang Direshuffle Jokowi

Pengamat Politik LIPI Wasisto Raharjo Jati menyarankan Menteri Kabinet Indonesia Maju mundur ketimbang kena reshuffle Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi didampingi Wapres Ma\\'ruf Amin berfoto bersama jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga beranda Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)

Jakarta - Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menyarankan Menteri Kabinet Indonesia Maju yang merasa tak mampu bekerja dengan baik di tengah pandemi Covid-19 ini sebaiknya mengundurkan diri, sebelum Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengambil keputusan mereshuffle kabinet.

"Saya pikir sebelum Presiden Jokowi bertindak, akan lebih baik bila Menteri-menteri yang merasa dirinya tidak lagi mampu mengatasi masalah koordinasi penanganan pandemi ini, mengundurkan diri," ujar Wasisto kepada Tagar, Selasa, 9 Juni 2020.

Wasisto mengatakan para menteri pastinya memiliki penilaian tersendiri terkait kinerjanya masing-masing. Dia pun mengungkapkan, keputusan reshuffle menyiratkan Jokowi berada dalam posisi yang tersudutkan.

Baca juga: Mayoritas Pemilih Prabowo Puas dengan Kinerja Jokowi

"Kalau ada reshuffle itu menunjukkan kalau Presiden Jokowi dalam posisi tersudutkan," ucapnya.

Lebih lanjut, Wasisto menerangkan langkah pengunduran menteri merupakan konsekuensi logis akibat ketidakbecusan dalam menangani permasalahan seperti pandemi virus corona atau Covid-19.

"Ini lebih pada soal antisipasi yang tidak responsif soal pandemi. Kalau berkaca pada kasus negara lain, itu lebih pada kesadaran moral dan nurani," kata dia.

Menteri-menteri yang merasa dirinya tidak lagi mampu mengatasi masalah koordinasi penanganan pandemi ini, mengundurkan diri.

Sebelumnya, pengamat politik dari Unviersitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin bahkan menyebut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi salah satu menteri yang layak direshuffle lantaran lamban dalam mengatasi penyebaran virus corona.

Ujang mengatakan Presiden Joko Widodo layak merombak atau mereshuffle kabinet yang dinilainya sudah tidak dapat bekerja dengan baik. Pasalnya, kebijakan Pemerintah Pusat, dalam hal ini koordinasi para menteri di kabinet Indonesia Maju sering tidak sinkron satu sama lain.

"Reshuffle itu harusnya dilakukan, karena koordinasi menteri dan kinerja menteri dalam menangani Corona juga sangat amburadul dan acak-acakan," kata Ujang saat dihubungi Tagar, Sabtu, 6 Juni 2020.

Baca juga: Jokowi Ajak Pelaku Pasar Adaptasi New Normal

Bahkan, Ujang juga membeberkan 10 nama Menteri kabinet Indonesia Maju Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin yang layak direshuffle.

1. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

2. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

3. Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

4. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah.

5. Menteri Sosial Juliari Batubara.

6. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto.

7. Menteri Keuangan Sri Mulyani.

8. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasamita.

9. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.

10. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki. []

Berita terkait
Istana Tanggapi Survei Kinerja Jokowi Menurun
Pihak istana menilai menurunnya kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 merupakan hal yang wajar.
Ratas Perdana Jokowi dan Menteri Diberi Jarak 2 Meter
Presiden Joko Widodo atau Jokowi hari ini Senin, 8 Juni 2020, menggelar rapat terbatas perdana bersama jajaran menteri dengan jarak 2 meter.
Legislator Ini Desak Jokowi Tinjau Ulang Tapera
Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) dinilai kurang relevan di tengah kondisi pandemi Covid-19
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.