LIPI Bicarakan Potensi Tsunami Besar di Selatan Pulau Jawa

Ahli Geologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nugroho Dwi Hananto bicarakan potensi tsunami besar di Selatan Pulau Jawa.
Menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit) bulan Ramadan 1440 H di Masjid terapung yang rusak akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Senin 6 Mei 2019. Sejumlah lokasi bekas terdampak bencana gempa dan tsunami di Pantai Teluk Palu ramai dikunjungi warga yang datang untuk ngabuburit sambil menikmati matahari terbenam. (Foto: Antara/Mohamad Hamzah)

Jakarta - Ahli Geologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nugroho Dwi Hananto memastikan pihaknya akan mendalami laporan tim Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dipimpin Prof. Sri Widiyantoro soal potensi tsunami besar di Samudera Hindia, Selatan Pulau Jawa.

Menurut dia, apa yang dilakukan peneliti ITB ialah mencoba mengolah semua data yang ada dengan cara-cara mutakhir untuk mendapatkan gambaran awal tentang potensi gempa bumi dan tsunami yang mungkin saja terjadi di zona subduksi Samudera Hindia.

Sumber tsunami itu banyak.

"Jadi secara ilmiah ini memberikan landasan yang kuat bagi LIPI untuk memperkuat perencanaan mitigasi bencana. Kedua, harus menindaklanjuti penelitian ini dengan penelitian-penelitian lain yang lebih teliti," kata dia dalam kanal YouTube Tagar TV, dilihat Kamis, 1 Oktober 2020.

Baca juga: Penjelasan Lengkap BMKG soal Potensi Tsunami 20 Meter

Sehingga, lanjutnya, peneliti akan mendapatkan pengetahuan yang lebih lebih akurat dan lengkap tentang dinamika dari zona subduksi. Bagi Nugroho, temuan potensi gempa dan tsunami di Selatan Jawa tersebyt masih tahap awal, harus didalami dengan penelitian lain.

Kemudian, dia membicarakan catatan gempa besar menimbulkan gelombang tsunami yang melebihi simulasi, seperti yang terjadi di Aceh, Indonesia (2004), Tohoku, Jepang (2011). Akan tetapi, ada juga gempa kategori sedang yang menghasilkan tsunami, seperti di Pangandaran dan Mentawai.

"Sumber tsunami itu banyak, tergantung apakah ditimbulkan gempa di zona subduksi, di zona megathrust terus dipicu adanya longsor bawah laut atau kemudian letusan gunung api bawah laut atau terjadi ketiga hal bersamaan, jadi dipicu hal tadi," katanya.

Baca juga: Respon Khofifah Potensi Tsunami di Pantai Selatan Jatim

Dia menyarankan masyarakat yang bermukim di Selatan Jawa harus mewaspadai datangnya gempa, karena catatan tsunami memang ada di titik tersebut dan juga tergantung morfologi di palung laut.

"Landasan ilmiah itu sangat kompleks kalau kita mau melakukan pemodelan untuk melihat apakah suatu gempa itu berpotensi menimbulkan tsunami atau tidak dilihat dari berbagai aspek ilmiah yang bisa kita elaborasi lebih lanjut, misalnya sekarang kan orang lagi ngetren megathrust sejak 2010-2011 di Sumatera sekarang pindah ke Jawa," ucapnya.

Ke depan LIPI memastikan akan mempelajari megatrust dengan para peneliti lain menyoal potensi tsunami di Selatan Jawa. "Harus kita tindaklanjuti dengan studi lebih lanjut yang bisa digunakan untuk mengkarakterisasi sifat dari megatrust," kata dia. []

Berita terkait
Jarak Aman Terhindar dari Tsunami Setinggi 20 Meter
Geolog UGM meminta masyarakat tak panik menyikapi potensi tsunami setinggi 20 meter. Ada jarak aman yang bisa jadi acuan masyarakat.
Isu Tsunami di Selatan Jawa, Geolog UGM: Jangan Panik
Geolog UGM Gayatri Indah Marliyani meminta masyarakat tidak panik dengan isu potensi gempa besar dan tsunami 20 meter. Apa analisanya?
Pemkab Garut Siapkan Penanggulangan Risiko Bencana Tsunami
Pemkab Garut, Jabar, siapkan langkah-langkah terkait dengan isu bencana tsunami dan berbagai penyakit di musim pancaroba