Lima Kelonggaran untuk Perempuan di Arab Saudi

Kepemimpinan Raja Salman bin Abdulaziz dianggap lebih moderat karena membawa dampak positif bagi kaum hawa di Arab Saudi.
Raja Salman. (aawsa)

Jakarta - Kepemimpinan Raja Salman bin Abdulaziz dianggap lebih moderat karena membawa dampak positif bagi kaum hawa di Arab Saudi. Raja Salman memberikan kebijakan yang lebih membebaskan wanita untuk berkegiatan.

Arab Saudi adalah negara berbentuk kerajaan yang tergolong relatif baru dibandingkan dengan negara monarki lainnya di dunia yang telah berusia seratusan tahun. Terbentuk pada 23 September 1932, Arab Saudi sudah memiliki tujuh raja.

Arab Saudi sering disebut sebagai negara yang bersikap kurang adil terhadap hak-hak perempuan. Dalam Global Gender Gap Report 2016 yang diterbitkan oleh World Economic Forum, misalnya, Arab Saudi berada di deretan terbawah, tepatnya pada peringkat 141 dari 144 negara.

Akhir tahun 2016, sekelompok gerakan perempuan Arab Saudi menggelar kampanye agar pemerintah Saudi mengakhiri kebijakan 'sistem pengawalan' yang mencegah perempuan melakukan tugas penting tanpa perlu meminta izin kepada kerabat pria atau muhrimnya.

Kesenjangan gender yang terjadi di Saudi antara lain tampak dari sejumlah batasan atau larangan terhadap kaum perempuan di negeri itu. Beberapa batasan itu misalnya saja larangan menyetir bagi perempuan.

Ada beberapa hal yang berubah ketika Raja Salman memegang pucuk kepemimpinan.

1. Menyetir Mobil

Tak ada aturan resmi yang melarang perempuan Arab Saudi untuk menyetir mobil, tapi para ulama telah mengeluarkan fatwa bahwa pengemudi perempuan dianggap melecehkan nilai sosial.

Walau bukan merupakan larangan paten, akan tetapi larangan ini awalnya menjadi batas wanita untuk melakukan berbagai hal dengan mandiri. Terutama bagi perempuan yang harus membeli suatu barang atau keperluan.

Pada tahun 2011, para perempuan Arab Saudi membuat petisi agar mereka diperbolehkan mengemudi tapi gagal.

Sementara itu, opini Arab News yang ditulis wartawan Talal Alharbi mengatakan perempuan diperbolehkan mengemudi selama hanya mengantarkan anak-anak ke sekolah atau kerabat ke rumah sakit.

Baru-baru ini, miliarder sekaligus pangeran Arab Saudi mengambil sikap untuk melawan peraturan 'turun-menurun' negerinya yang melarang perempuan untuk mengemudi.

Pangeran Alwaleed bin Talal, anggota keluarga kerajaan, menulis empat halaman opini di website pribadi yang dia kaitkan ke Twitter-nya. Di situ, Pangeran Alwaleed mengatakan, bahwa sudah saatnya para perempuan Arab Saudi mengemudi mobilnya sendiri.

Menurutnya larangan negara itu adalah "pelanggaran fundamental atas hak-hak wanita," demikian seperti dikutip dari Chicago Tribune.

Tagar sempat memewawancarai seorang perempuan yang pernah tinggal di Arab Saudi. Namira, mengaku lebih menyukai tinggal di Indonesia. Sebab, menurut dia tinggal di Indonesia jauh lebih bebas.

"Kalau dibanding tempat tinggal dulu, saya lebih milih di sini (Indonesia). Kalau di sana kan terbatas, mau pergi juga sepi suasananya beda dengan di sini," kata Namira kepada Tagar, 28 Agustus 2019.

2. Boleh Masuk Stadion

Kejadian tak terlupakan ketika Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kerajaan Arab Saudi tahun lalu. Dilansir Reuters, ratusan perempuan terlihat memadati King Fahd International Stadium, Riyadh, untuk menyaksikan pagelaran konser serta pertunjukan opera perayaan HUT Kerajaan Saudi itu.

Sebelumnya, Arab Saudi memberlakukan larangan bagi perempuan untuk datang ke konser, bioskop, dan tempat-tempat ramai lainnya, termasuk stadion.

3. Boleh Mengikuti Pemilu

Untuk pertama kalinya dalam sejarah kerajaan, lebih dari 900 perempuan berkampanye untuk memperebutkan jabatan publik alias kursi pemerintahan di Arab Saudi. 

Peristiwa bersejarah itu digelar pada 12 Desember 2015. Berbeda dengan di Indonesia, dalam jabatan di eksekutif maupun legislatif, pemerintah justru mewajibkan ada keterwakilan wanita di setiap kepemimpinan lembaga.

Di Arab Saudi, langkah tersebut terbuka sejak 2011, sesuai dengan perintah dari almarhum Raja Abdullah yang memberikan wanita peluang untuk partisipasi politik di kerajaan ultrakonservatif itu.

Sesuai dengan pernyataan Departemen Luar Negeri Arab Saudi, Abdullah mengeluarkan dekrit kerajaan pada tahun 2013 untuk mandat Dewan Konsultasi, badan penasihat yang ditunjuk raja, setidaknya 20 persen perempuan. Dan perempuan-perempuan di Arab Saudi pun diizinkan mendaftar menjadi pemilih.

4. Olahraga

Di Arab Saudi kaum perempuan dilarang berolahraga. Apa pun jenisnya terlebih untuk olahraga air yaitu berenang.

Namun, pada 2012 ada dua atlet perempuan turut dalam Olimpiade London. Kala itu, para ulama menyebut mereka tak lebih dari pekerja seksual.

Pada Olimpiade Rio, kerajaan mengirim empat atletnya. Dan baru-baru ini Arab Saudi berencana membuka gym atau pusat kebugaran khusus perempuan di setiap lingkungan. Hal tersebut dinilai sebagai langkah kecil kerajaan itu menuju kemerdekaan perempuan.

Namun gym tersebut bertujuan untuk memotivasi perempuan untuk menjadi lebih sehat. Menurut organisasi kesehatan CDC??, obesitas lebih banyak diderita perempuan dibanding laki-laki di Arab Saudi.

Wakil Presiden untuk Urusan Perempuan di Otoritas Umum Olahraga, Putri Reema binti Bandar, mengatakan kepada surat kabar Okaz bahwa Arab Saudi akan mulai memberikan izin gym khusus perempuan pada akhir Februari 2019.

5. Pendidikan

Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan perempuan Arab Saudi untuk mendaftar ke universitas dan bergabung dengan tenaga kerja.

Visi Saudi 2030 menyebut road map untuk ekonomi dan pertumbuhan menyebut meningkatkan akses pendidikan dan olahraga bagi perempuan.

Nampaknya, kaum hawa berupaya menyetarakan pendidikan untuk menyesuaikan daya fikir dan kualitas dibandingkan dengan kaum Adam. []

Berita terkait
Kabar Gembira, Perempuan Arab Boleh Masuk Stadion Olahraga
Arab Saudi akan mengizinkan perempuan masuk ke stadion olahraga untuk pertama kalinya mulai tahun depan.
Pemerintah Arab Larang Perempuan Arab Berbusana Burqa
Pemerintah Arab Saudi melarang warganya, khususnya wanita yang tinggal di Austria, untuk tidak memakai pakaian burqa.
Kabar Gembira, Saudi Bolehkan Nonton Bioskop Mulai Maret 2018
Arab Saudi nonton bioskop akan dibolehkan untuk pertama kalinya dalam lebih dari 35 tahun dan bioskop pertama akan dibuka pada Maret mendatang.
0
Mensos Kobarkan Semangat Wirausaha Ribuan Ibu-ibu KPM PKH
Menteri Sosial Tri Rismaharini membakar semangat para penerima manfaat yang hadir di Pendopo Kabupaten Malang, Sabtu, 25 Juni 2022.