Jakarta - Kesehatan dan keselamatan pemain menjadi perhatian Persebaya Surabaya saat kompetisi Liga 1 2020 digulirkan kembali. Kesehatan menjadi salah satu dari 5 poin yang diajukan Persebaya agar menjadi pertimbangan bagi PSSI.
Persebaya mengajukan 5 poin penting agar keputusan yang diambil PSSI tidak dilakukan secara gegabah. Pasalnya ini terkait dengan keputusan resmi PSSI untuk kembali menggulirkan Liga 1 dan Liga 2 yang dihentikan karena pandemi Covid-19 di Indonesia.
Dari keputusan rapat Komite Eksekutif dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, Liga 1 dan Liga 2 digulirkan mulai September dan Oktober 2020. Liga 1 dilaksanakan pada September dan Liga 2 menyusul bulan berikutnya.
Bila pemain timnas ikut kompetisi yang dipaksakan dan kemudian dia terinfeksi, dampaknya akan bertambah
"Poin-poin ini disampaikan agar keputusan tersebut tidak dibuat secara gegabah dan menghasilkan risiko-risiko, baik jangka pendek maupun jangka panjang," kata Presiden Persebaya Azrul Ananda seperti dikutip antaranews.com, Jumat, 19 Juni 2020.
Azrul menuturkan bila kesehatan dan keselamatan merupakan poin pertama. Ini menjadi perhatian utama karena pandemi belum bisa diprediksi kapan berakhir. Azrul juga mempertanyakan kemungkinan terinfeksinya pemain dan personil lain yang bisa membahayakan tim.
"Dalam situasi yang belum bisa dipastikan ini, alangkah baiknya keputusan dibuat memperhitungkan situasi terburuk. Dengan demikian tidak mengorbankan jangka panjang karena keputusan jangka pendek yang gegabah," ujar Azrul.
Dia juga menyangsikan pertandingan tanpa penonton tetapi tidak bisa mencegah kelompok suporter menggelar nonton bersama di berbagai kota di Indonesia. Ini justru berpotensi muncul penyebaran virus.
Dampak Sosio Ekonomi Bila Liga Dilanjutkan
Persebaya juga menyoal dampak sosio ekonomi dari pandemi virus corona. Begitu pula dampak kompetisi secara jangka panjang. Persebaya berharap dampak kepada musim-musim selanjutnya bisa diperhatikan, apalagi jika berkaitan dengan promosi dan degradasi.
"Jangan sampai penyesuaian musim 2020 ini mengakibatkan terjadinya pergeseran pada konsistensi dan jangan mengorbankan kepastian masa depan demi memperjuangkan jangka pendek yang tidak pasti," kata Azrul.
Menurut Azrul di masa pandemi sesungguhnya bisa dimaksimalkan dengan mencurahkan fokus kepada timnas. Pasalnya mengumpulkan pemain untuk pemusatan latihan justru lebih kecil risikonya daripada melanjutkan liga.
Baca juga:
Pelatih Persipura Beberkan Kemenangan Atas Persebaya
Drama 7 Gol, Persebaya Kalah Karena Kurang Beruntung
"Bila pemain timnas ikut kompetisi yang dipaksakan dan kemudian dia terinfeksi, dampaknya akan bertambah. Ini sangat buruk bagi klub maupun timnas, bahkan bisa mengancam pelaksanaan tuan rumah Piala Dunia U-20 2021," kata dia.
Poin terakhir adalah dampak melanjutkan kompetisi kepada kondisi keuangan liga dan klub-klub. Azrul menegaskan Persebaya menghormati keputusan melanjutkan kompetisi liga tapi pemangku kebijakan sepak bola Indonesia juga mempertimbangkan segala aspek dari keputusan itu. []