Malang - Libur perkuliahan mahasiswa di beberapa kampus sejak beberapa bulan lalu disebutkan berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat Kota Malang. Kondisi itulah menyebabkan perputaran ekonomi sebagian besar di kota pendidikan ini kering.
Kondisi pertumbuhan ekonomi tersebut diungkapkan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (UB) Malang, Nugroho Suryo Bintoro. Dia menjelaskan sejak aktivitas perkuliahan diliburkan dan diganti secara daring imbas pandemi Covid-19 memiliki andil besar terhadap keringnya perekonomian Kota Malang.
Di Kota Malang ada sekitar 40 lembaga pendidikan. Mulai institut hingga universitas.
Dia menyampaikan kondisi tersebut lah yang menyebabkan demand atau permintaan terhadap barang dan jasa di Kota Malang rendah. Dikarenakan masih banyak mahasiswa memilih berada di kampung halamannya sebelum aktivitas perkuliahan di kampus-kampus normal kembali.
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 ini, menyebutkan Kota Malang mengalami lima kali deflasi pada Maret, April, Agustus, September, dan Oktober 2020. Berbeda ketika pada Januari dan Februari disebutkan bahwa Kota Malang mengalami inflasi.
Baca juga:
- Alami Inflasi, Indikator Ekonomi Banyuwangi Mulai Bergerak
- Pasca Resesi, Besarkah Peluang Pertumbuhan Ekonomi di 2021
- Jokowi Optimis Transformasi Digital UMKM Akan Geliatkan Ekonomi
"Di Kota Malang ada sekitar 40 lembaga pendidikan. Mulai institut hingga universitas. Nah, keberadaan mahasiswanya itu menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Malang ini," kata dia dalam keterangannya kepada wartawan.
Senada juga pernah disampaikan rektor Universitas Islam Malang (UNISMA), Bisri Samsuri beberapa waktu lalu. Dia menjelaskan perputaran ekonomi Kota Malang bisa luar biasa ketika ada mahasiswa dan aktivitas perkuliahan di kampus-kampus berjalan normal.
Dia mencontohkan dengan merata-rata jika setiap mahasiswa membawa uang tiga juta dalam satu bulannya. Kemudian dikalikan dengan keberadaan mahasiswa misalnya sebanyak 200 ribu orang. Kurang lebih ada sekitar uang sebesar enam miliar dalam 30 hari itu.
Hal tersebut diperkuat dengan ungkapan beberapa pemilik kos atau kontrakan di Kota Malang. Sebagian besar dari mereka memilih memberikan diskon besar-besaran kepada setiap orang ingin ngekos atau ngontrak.
Seperti dialami Heny, pemilik dua rumah kontrakan di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang ini. Dia mengaku terpaksa menurunkan harga kontrak menjadi Rp 9 hingga 8 juta dari sebelumnya Rp 13 hingga 15 juta dalam setiap tahun.
"Mau bagaimana lagi. Dua kontrakan ngak laku-laku sampai sekarang. Makanya, kalau ada yang cari. Biasanya saya promosikan dengan istilah harga edisi corona agar laku," ujar warga Kelurahan Lowokwaru, Kota Malang ini.
Oleh karena itu, Nugroho menerangkan kondisi pertumbuhan ekonomi Kota Malang bisa pulih seperti semula ketika aktivitas perkuliahan di kampus-kampus normal kembali. Hal tersebut dikarenakan sudah banyak mahasiswa kembali ke Kota Malang untuk menuntut ilmu.
"Makanya, kalau ada pertanyaan kapan kondisi perekonomian Kota Malang pulih kembali. Ya ketika aktivitas perkuliahan normal kembali," kata dia.
Meski demikian, aktivitas perkuliahan bisa normal kembali tentunya masih belum bisa. Hal tersebut dikarenakan kondisi pandemi Covid-19 di Kota Malang belum selesai sampai sekarang. Sehingga, aktivitas perkuliahan secara daring atau online menjadi jalan satu-satunya.
Berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 Kota Malang menyebutkan pasien konfirmasi positif tercatat ada 2.167 orang. Sebanyak 1.938 orang sudah sembuh, 220 orang meninggal dunia dan menyisakan 9 orang masih dalam pantauan.
Kemudian untuk pasien suspek disebutkan ada 3.230 orang. Dengan catatan yaitu sebanyak 2.959 orang discarded, 129 orang isolasi di rumah sakit, 53 orang isolasi di rumahnya dan 89 orang probable meninggal dunia. [](PEN)
