Malang – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Sinarto mengimbau kepada masyarakat agar tidak terlalu euforia menikmati liburan panjang dengan berwisata. Dia menyebutkan pemerintah khawatir kondisi tersebut malah menjadi transmisi penyebaran Covid-19.
Makanya, dia mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan saling jaga dengan tetap patuh terhadap protokol kesehatan Covid-19. Khusus kepada masyarakat kategori lanjut usia (lansia) dengan memiliki penyakit bawaan atau komorbid.
Ketika libur panjang, pasti masyarakat euforia untuk berwisata. Tapi, kita kan tidak ingin ada transmisi penyebaran daripada Covid-19 ini.
Dia mengimbau agar tidak terlalu memaksakan diri untuk berwisata dan berkerumun dengan orang banyak.
”Ketika libur panjang, pasti masyarakat euforia untuk berwisata. Tapi, kita kan tidak ingin ada transmisi penyebaran daripada Covid-19 ini. Makanya, masyarakat harus patuh protokol kesehatan,” ujarnya saat diwawancarai di Kota Batu, Kamis, 29 Oktober 2020.
Baca juga:
- Khofifah Ingatkan Prokes Tempat Wisata Momen Libur Panjang
- Libur, Kebun Binatang Surabaya Target 10 Ribu Pengunjung
- Libur Panjang, Ini Jadwal Operasional Bank BUMN
Dia menjelaskan semua pihak berupaya agar kekhawatiran tersebut tidak terjadi dengan cara mematuhi protokol kesehatan sesuai Surat Edaran (SE) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta Gubernur Jawa Timur.
Sinarto mengungkapkan perlunya beberapa skema agar kekhawatiran tersebut tidak terjadi. Diantaranya ada monitoring secara berkala dan tegas dari pemerintah daerah terkait. Khususnya beberapa daerah di Jawa Timur yang memiliki terkenal dengan beragam potensi destinasi pariwisatanya.
Dia mencontohkan sebagaimana destinasi wisata di Kota Malang dengan Kampung Warna-warni, Kota Batu dengan Jatim Park dan Kabupaten Malang dengan destinasi wisata pantainya. Kemudian di Kabupaten Banyuwangi dengan Pantai Pulau Merah dan Marina Boom Beach.
Oleh karena itulah, dia menyampaikan perlu adanya koordinasi antara pemerintah daerah sebagai pemangku kebijakan di bawah dengan pengelola tempat wisata, tidak terkecuali hotel dan restoran. Dalam hal ini, dia menyebutkan untuk memonitoring agar semua pihak patuh dan tertib dalam menjalankan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
”Pemerintah maupun pengelola tempat pariwisata harus saling berkoordinasi dan terus-menerus mengedukasi masyarakat agar tidak lupa untuk patuh terhadap protokol kesehatan. Dengan harapan, kekhawatiran itu tidak terjadi,” tuturnya.
Dengan adanya kondisi itu, Sinarto menyampaikan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur tidak muluk-muluk dalam menentukan target kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara. Dia mengaku lebih fokus bagaimana ikut membantu mengantisipasi tingkat penyebaran Covid-19.
”Kalau ngomong target, kita hati-hati. Karena kita melihat keberhasilan antisipasi Covid-19 di libur panjang ini. Apalagi nanti akan ada liburan lebih panjang lagi. Makanya, kita coba evaluasi untuk yang sekarang ini,” ucapnya.
Sampai saat ini sejak awal pandemi Covid-19 ini, Sunarto menyebutkan kunjungan wisatawan kurang lebih masih 3,5 juta orang. Kemudian, ada sekitar 546 destinasi wisata dan 800 hotel sudah reopening atau beroperasi kembali.
”Kita sebenarnya ingin lebih banyak (kunjungan wisatawan). Tapi kan kita tidak bisa menargetkan secara konkret berapa kunjungan untuk tahun ini. Karena apa, kita hati-hati betul,” ujarnya.
Dia menyampaikan untuk kesuksesan target kunjungan wisata sudah ada pengalihan dari kuantitas menjadi kualitas. Dia menganalogikan yaitu sekalipun jumlah wisatawan sedikit, namun perekonomian masyarakat tetap bisa berputar.
”Sekalipun banyak wisatawan. Tapi malah terjadi kekacauan dengan menjadi transmisi penyebaran Covid-19 atau virus corona. Makanya ada pengalihan (target kunjungan wisatawan) dari kuantitas ke kualitas,” ucapnya.[]