Padang - Masa libur Lebaran 2019 menjadi momentum tidak mengenakkan bagi pengusaha hotel di Sumatera Barat (Sumbar). Pasalnya, hingga sehari selepas Idul Fitri, tingkat hunian hotel di Ranah Minang masih tercatat rendah.
Hal ini dinyatakan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumbar Maulana Yusran. Menurutnya, merosotnya tingkat hunian di musim Lebaran 1440 Hijriah ini dipengaruhi mahalnya harga tiket pesawat.
"Sedikit droop tahun ini. Hunian hotel di Sumbar turun sampai 30 persen. Frekuensi penerbangan ke Sumbar berkurang. Ini salah satu kendala," kata Maulana Yusran, Kamis 6 Juni 2019.
Pihaknya cukup mengeluhkan kenaikan tiket pesawat. Sebab, pemicu utama lesunya pergerakan hotel saat musim libur adalah karena berkurangnya kunjungan wisatawan melalui transportasi udara.
"Masyarakat banyak mudik lewat jalur darat, tentu lama. Cuti bersama hanya sepekan. Kalau pakai pesawat waktunya cepat. Jadi, masa libur itu efektif dan berpengaruh terhadap penginapan," katanya.
Ramainya tingkat hunian hotel di Sumbar dapat dilihat dari kenaikan akupansi yang terjadi sejak sebelum dan sesudah Lebaran. Tahun 2018 lalu, akupansi hotel di Sumbar bisa mencapai 10 hari.
"Saat H-2 Lebaran kemarin, kamar hotel yang terisi hanya 50 sampai 60 persen. Biasanya mencapai 80 persen," tutupnya.
Berita terkait:
- Padang Gelar Festival Perpaduan Dua Budaya
- Sitinjau Laut Longsor Lagi, Padang-Solok Macet
- PLN Jamin Pasokan Listrik Lebaran di Padang
- Ratusan Petugas Kawal Objek Wisata di Padang