Letusan Krakatau Jadi Inspirasi Under the Volcano

Pementasan Under the Volcano bakal menceritakan mengenai kejadian meletusnya gunung Krakatau di tanah Sumatera.
Suasana temu media pementasan Under The Volcano di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Selasa, 2 Februari 2020. (Foto: Tagar/ Santi Sitorus)

Jakarta - Yusril Katil dari Komunitas Seni Hitam-Putih bakal menggelar pementasan teater bertajuk Under the Volcano. Karya yang terinspirasi dari Syair Lampung Karam karya Muhammad Saleh (1883) itu bakal menceritakan mengenai kejadian meletusnya gunung Krakatau di tanah Sumatera.

"Menginspirasi ketika saya tinggal di Padang Panjang, Minangkabau, Sumatera Barat yang diapit dua gunung merapi. Pada 1999 muncul gempa besar yang meluluhlantakkan rumah membuat saya dan teman-teman satu bulan tidur di tenda," kata Yusril saat temu media di gedung Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 2 Februari 2020.

Yusril mengatakan, pagelaran ini bakal bisa dinikmati dari dua sudut pandang berbeda yang sama-sama akan bisa dibawa pulang oleh para penonton ke rumah setelah menyaksikan helatan ini. yakni dari sisi artistik dan nilai manfaat dari kisah yang dipentaskan.

Pasalnya, Yusril mengaku menyisipkan banyak pesan dalam setiap adegan pementasan Under the Volcano yang bakal berlangsung di gedung Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta Selatan, pada 4-5 April 2020.

"Naskah ini melihat Indonesia yang banyak bencana, apakah harus frustasi, pesimis dengan bencana, nggak harus begitu. Pesannya kalau sebuah peristiwa bencana, kehidupan terus berlangsung," ujar Yusril.

"Dalam bencana ada cinta, kesetiakawanan, membutuhkan orang lain, kompleksitas bencana dan persoalan kemanusiaan juga ditonjolkan di sana," kata dia.

Pagelaran teater Under the Volcano mendapat dukungan penuh dari Ciputra Artpreneur dan Bumi Purnati. Sebeum digelar di Jakarta, judul yang sama telah lebih dulu dipentaskan di sejumlah kota di dunia, yakni di Olimpiade Teater ke-6 di Dayin Theatre, Beijing, China pada 2014, dan di TheatreWorks, Singapura pada 2016 lalu.

Pementasan yang mengusung filosofi tangga ini bakal banyak mendapat sentuhan kesenian etnik verbal seperti dendang dan gurindam yang khas, serta silek sebagai refleksi diri agar selalu waspada, memiliki insting dan naluri untuk menghindar dari bahaya.

Presiden Direktur Ciputra Artpreneur Rina Ciputra menyebut Ciputra Artpreneur harus menjadi platform untuk memajukan dan memperkenalkan hasil karya bangsa.

"Sebuah karya yang ceritanya dari lokal dan diproduksi secara internasional dan dipasarkan ke mancanegara. Saya percaya ayah saya sangat bangga melihat kemajuan Bu Restu dan Pak Yusril dan bersedia tampil di Ciputra Artpreneur," kata Rina

Baca juga: Bamsoet: Cerita Teater Panembahan Reso Masih Relevan

Tiket pementasan Under the Volcano sendiri dijual dengan harga mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 1.350.000. Sedangkan Ciputra Artpreneur sebagai tempat pementasan memiliki kapasitas hingga 1.150 kursi. []


Berita terkait
Sha Ine Febriyanti, Ratu Bengis di Teater WS Rendra
Aktris Sha Ine Febriyanti didaulat memerankan tokoh bengis Ratu Dara dalam pentas ulang drama karya maestro WS Rendra bertajuk Panembahan Reso.
Teater Koma Pentaskan Lakon JJ Sampah-Sampah Kota
Teater Koma kembali dengan produksi terbarunya berjudul J.J Sampah-Sampah Kota pada 8-17 November 2019.
Slamet Rahardjo, Main Teater Seperti Pulang Kampung
Slamet akan tampil dalam pementasan Teater Koma berlakon Goro-Goro: Mahabarata 2 arahan sutradara Nano Riantiarno.
0
Investasi Sosial di Aceh Besar, Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana
Lahirnya Kampung Siaga Bencana (KSB) merupakan fondasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Seperti yang selalu disampaikan Mensos.