Jakarta - Dalam dunia investasi terdapat dua wujud aset yaitu aset di atas kertas seperti saham, obligasi, reksa dana, dan deposito. Kemudian, ada aset yang benar-benar berwujud atau dapat dihitung luas dan beratnya seperti properti, tanah, dan emas.
Investor-investor sukses di Indonesia sebagian besar mempunyai kedua aset ini. Mereka membangun bisnis dibidang properti dan mempunyai perusahaan yang telah melantai di Bursa Efek Saham (BEI) untuk go public. Sehingga kekayaan mereka bisa berlipat ganda.
Walaupun sama-sama terlihat menggiurkan, kedua investasi ini memiliki kekurangan dan kelebihan yang tidak dimiliki satu sama lain. Rivan Kurniawan, seorang value investor, membandingkan keuntungan dan risiko antara investasi saham dan properti ke dalam beberap hal berikut ini.
1. Bertambahnya nilai aset
Berinvestasi aset properti, memungkinkan investor mendapat aset di atas modal awal. Misalnya Anda membeli aset seharga 100 juta, beberapa tahun kemudian, aset itu bisa senilai 1 miliar. Selain itu, bisa mendapatkan keuntungan 100% dari modal awal, jika harga aset naik 10%.
Hal ini berbanding terbalik dengan saham, tidak adanya kelipatan nilai aset, bila investor mengeluarkan 100 juta maka aset saham yang didapat senilai juga 100 juta juga.
2. Biaya transaksi
Biaya transaksi pada investasi saham cukup rendah. Investor hanya perlu mengeluarkan biaya jasa untuk broker. Sementara pada investasi properti, investor perlu Mengeluarkan biaya transaksi yang cukup besar untuk PPh, PPhTB, KPR, jasa notaris, dan jasa balik nama.
3. Fluktuasi harga
Investasi saham harga aset dapat berfluktuasi yakni bisa terjadi naik atau turun. Sedangkan pada investasi properti harga aset lebih rendah karena harganya tidak tertera, tetapi sesuai dengan keyakinan.
4. Liquid
Liquid merupakan kelebihan dari investasi saham karena investor dapat menarik keuntungan saham kapan saja oleh saat dibutuhkan. Ini tidak berlaku pada investor properti yang tidak liquid. Selain itu, investasi properti tidak mudah untuk dijual cepat sehingga harus mencari pembeli. Kerap kali, pemilik aset harus menjual di bawah harga pasar.
5. Sumber keuntungan
Aset properti bisa disewakan untuk mendapatkan arus kas. Sementara saham keuntungannya didapat dari 2 sumber yaitu kenaikan harga saham yang bisa terjadi setiap saat dibarengi dengan penurunannya dan dividen yang dibagikan setiap tahunnya tergantung kebijakan perusahaan.
6. Pengeluaran biaya
Pengeluaran biaya perawatan properti cukup besar tergantung pada luas dan lokasi properti berada. Selain itu, adanya cicilan per bulan untuk aset tersebut yang mengaharuskan Anda memiliki penghasilan yang tetap dan stabil.
Sementara saham, bisa dijual per lembarnya dengan harga yang murah. Dengan begitu, siapa saja bisa menjadi pemilik perusahaan besar walaupun hanya dengan modal minim. Saat investasi saham, potensi meruginya juga cukup besar apabila investor tersebut tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup dalam berinvestasi. []
(Sekar Aqillah Indraswari)
Baca Juga
- 5 Aplikasi Investasi yang Sudah terdaftar OJK
- Ini Alasan Kaesang Mau Jadi Komisaris Perusahaan Raffi Ahmad
- Microsoft Jadi Perusahaan Paling Berharga di Dunia
- Perusahaan Jepang Jual Motor Terbang 'Hoverbike' Rp 9,7 miliar