Lebaran 2017, Pelni Tawarkan Moda Angkutan Laut

Terkait Lebaran Raya 2017, kini pemudik mulai melirik moda angkutan laut sebagai alternatif untuk menghindari kemacetan di jalan raya.
Ilustrasi. (File: Ist)

Jakarta, (Tagar 17/5/2017) – Masalah klasik jelang dan saat Hari Raya Idhul Fitri ada dua yakni kenaikan harga barang dan kemacetan yang dihadapi saat mudik. Soal kemacetan dan kenaikan harga selalu diupayakan pemerintah untuk ditekan. Terkait Lebaran Raya 2017, kini pemudik mulai melirik moda angkutan laut sebagai alternatif untuk menghindari kemacetan di jalan raya.

Manager Humas dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT Pelni (Persero) Akhmad Sujadi di Jakarta pada Rabu (17/5) mengatakan, hal itu terlihat dari berkurangnya ketersediaan kursi. Dari 1.500 kursi yang ditawarkan pada Rabu (17/5) pukul 10.45 WIB, tersisa 982 kursi.

Disebutkan, Pelni menyediakan transportasi mudik dengan kapal KM Dorolonda yang akan berangkat pada Jumat (23/6) pukul 18.00 WIB dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan tiba di Tanjung Perak, Surabaya (24/6) pukul 17.00 WIB. “Dengan kapal laut, mudik lebih tenang dan santai. Pantauan di loket penjualan tadi pagi, ada seorang pemesan akan berangkat bersama tujuh anggota keluarga,” kata Sujadi.

Sementara itu tentang tiket kapal Pelni, selain dapat dipesan di loket, juga dapat dibeli di Indomaret, Alfamart, ATM Bank BRI, Contact Center Pelni 162 dan di kantor-kantor cabang. “Kami menawarkan paket mudik berbiaya murah, aman tanpa macet dan menyenangkan dengan kapal laut untuk rute Jakarta-Surabaya,” jelasnya.

Sujadi mengungkapkan, penumpang kapal reguler Jakarta-Surabaya belum penuh dan masih ditawarkan kepada calon penumpang di Jabodetabek sejak awal Mei 2017. PT Pelni menawarkan harga kompetitif, yaitu Rp 235.000 untuk kelas ekonomi Jakarta-Surabaya dengan waktu tempuh 23 jam. Penjualan tiket dilakukan secara online. (Rif/Ant)

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.