Banyuwangi - Larangan untuk tidak mudik pada Hari Raya Idulfitri dikeluarkan oleh pemerintah pusat untuk menekan penyebaran Covid-19 seakan tidak berlaku lagi. Itu lantaran meski ada larangan tersebut, animo masyarakat untuk mudik masih cukup tinggi, terutamanya pada penyebrangan Ketapang-Gilimanuk.
Berdasarkan data dari PT ASDP Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, hingga H-5 Hari Raya Idulfitri, jumlah penumpang pejalan kaki menyebrang ke Pulau Jawa dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali mencapai 5.700 orang lebih. Sedangkan kendaraan roda dua mencapai, 744 unit, dan kendaraan roda empat pribadi mencapai 2.000 unit lebih.
Saya dari Denpasar ini pulang kampung. Saya di sana sudah tidak bekerja lagi, kita juga butuh makan.
Pemudik asal Madura Wahid mengatakan dirinya nekat mudik lantaran di Pulau Bali sudah tidak ada pekerjaan lagi, sehingga harus pulang. Wahid mengaku dirinya berkerja sebagai buruh bangunan di Bali dan saat ini proyek yang dia ikuti berhenti akibat pandemi Covid-19.
“Saya dari Denpasar ini pulang kampung. Saya di sana sudah tidak bekerja lagi, kita juga butuh makan,” kata Wahid, Selasa 19 Mei 2020.
Selain, gelombang pemudik dari Pelabuhan Gilimanuk, volume penumpang dari pelabuhan Ketapang menuju Pulau Bali juga cukup banyak. Untuk pejalan kaki yang menyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk mencapai 2.000 orang lebih. Sedangkan kendaraan roda dua mencapai 48 unit dan roda empat pribadi mencapai 1.700 unit lebih.
Untuk mengangkut penumpang PT ASDP Ketapang telah mengoperasikan 26 unit kapal. Jumlah unit kapal yang dioperasikan tahun ini berkurang dibandingkan tahun lalu yang mencapai 31 unit kapal.
Menurut Manager Operasional PT ASDP Ketapang Banyuwangi Heru Wahyono berkurangnya jumlah kapal beroperasi ini seiring terus merosotnya jumlah penumpang menyebrang, karena adanya larangan mudik dari Pemerintah.
“Jumlah armada kapal memang kita kurangi ya, hal ini untuk menekan biaya operasional. Bisa dilihat sendiri jumlah orang yang menyebrang setiap minggunya terus menurun,” tutur Heru Wahyono
Kata Heru, selain jumlah aramada kapal, jumlah trip atau bongkar muat kapal juga berkurang. Saat ini jumlah trip berkisar antara 193 trip dari sebelumnya 250 trip.
“Kami juga mengurangi jumlah trip kapal. Kita berdoa bersama semoga pandemi ini segera berakhir,” ujar Heru. []