Lady Bikers Bandung, Keliling Bawa Pesan Feminis

Lady Bikers asal Kota Bandung, Jawa Barat, berupaya menyebarkan semangat dan keberanian perempuan di setiap perjalanan mengelilingi Nusantara.
Cathy, Lady Bikers Asal Bandung saat berkunjung ke Pantai Seruni, Bantaeng, Selasa, 10 Maret 2020. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Siang itu, angin sepoi-sepoi anjungan pantai Seruni, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan membelai rambut Catharina Jahja Tjahjana yang akrab disapa Cathy. Perempuan 33 tahun itu baru saja memarkir sepeda motor Kawasaki Versys 250 x Tourer yang dikendarainya.

Ya, perempuan asal Bandung, Jawa Barat itu melepas lelah di pantai Seruni setelah 16 hari menempuh perjalanan dalam ekspedisi Celebes 360 derajat. Dia bersama rombongan komunitas Motor Besar Indonesia (MBI) Bandung baru saja mengelilingi pulau Sulawesi, melewati 6 provinsi dan puluhan kota.

"Menyenangkan dan sangat menyenangkan, Sulawesi keren," katanya, Selasa, 10 Maret 2020.

Cathy tercatat sebagai salah seorang dari tiga Lady Bikers atau pengendara perempuan dalam komunitas moge alias motor gede itu. Bukan sekadar berkendara dan touring, lulusan arsitek itu juga menginspirasi setiap wanita untuk berbuat lebih melampaui batas diri sendiri.

Ini bukan saatnya kita (perempuan) terkungkung, ini adalah waktu untuk kita turut membangun. Siapa bilang perempuan tidak bisa.

Bagi anak tunggal keturunan Tionghoa Indonesia itu, takdir terlahir sebagai perempuan bukan alasan untuk banyak-banyak memberi batas potensi diri. Justru sebagai perempuan ia harus bisa berbuat lebih baik lagi.

Beruntung, dari kecil orang tuanya juga memberi peran yang begitu besar, sehingga ia bisa betul-betul menjadi pribadi yang berani dan mandiri hingga saat ini.

Lady BikersCathy, saat berpose dengan kawan berkendaranya Kawasaki Versys 250 x Tourer di Pantai Seruni Bantaeng. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

"Waktu kecil, Ayah mengajari banyak hal tentang olahraga, diving, kayak, berkuda, off road dan lain-lain. Tapi Ibu juga tetap mengajari pekerjaan perempuan seperti menjahit, merajut, potong rambut dan saya juga hobi memasak," katanya.

di Dotombori Canal, Osaka, pada September 2019.Cathy ternyata juga seorang atlet Stand Up Paddle Indonesia (SUP-ID) yang baru saja mengharumkan nama Indonesia. Ia berhasil menjuarai turnamen yang digelar di Association Paddlesurf Profesional (APP) World Tour di Dotombori Canal, Osaka, Jepang pada September 2019.

Sembari sesekali menenangkan rambutnya yang liar tertiup angin, Cathy terus bercerita hal-hal yang berkesan selama turing. Dia berbicara bagaimana pulau Sulawesi secara geografis, berdasarkan apa yang ia saksikan selama perjalanan.

"Saya sudah melihat tempat-tempat yang luar biasa di sini (Sulsel). Sepanjang perjalanan dikawal pantai, tebing, terus memasuki hutan belantara, pegunungan dan padang sabana indah," tuturnya.

Selain itu, di setiap tempat ia bersama rombongan MIB Bandung juga menyempatkan diri mengenali kebudayaan dan kuliner masing-masing daerah yang dilewati. Bagi Cathy secara pribadi, ada hal lain yang benar-benar menginspirasi perjalanan dan membuatnya terus bersemangat.

Menurut Cathy, hadir di tengah-tengah para bikers lelaki bukan karena ingin sekadar dipuji berani. Namun mengisyaratkan sebuah pesan untuk semua wanita, bahwa perempuan juga bisa dan perempuan juga berhak berdiri sejajar dengan para lelaki.

Pesan-pesan kesetaraan perempuan dan lelaki itu, selalu digaungkannya di setiap tempat, pada kesempatan-kesempatan yang tepat, kepada perempuan-perempuan tua atau pun muda yang dijumpainya.

Baginya, perempuan memiliki hak yang sama dengan lelaki dalam berkarya di bumi ini. Perempuan hari ini mampu bersaing dan tak ada satu alasan pun yang bisa menyurutkan potensinya. Kalimat-kalimat membangun semangat seperti itulah yang disebarluaskan Cathy dalam setiap perjalanannya.

"Ini bukan saatnya kita (perempuan) terkungkung, ini adalah waktu untuk kita turut membangun. Siapa bilang perempuan tidak bisa," tuturnya.

Bikers perempuan yang sudah belajar mengendarai sepeda motor sejak umur 6 tahun itu mengaku semakin banyak melakukan perjalanan, semakin semangat pula ia menyampaikan pesan-pesan kemandirian terhadap perempuan.

Pesan untuk selalu membangun rasa percaya diri perempuan. Pesan yang berisi keberanian agar perempuan tidak lagi menutup diri pada setiap kesempatan, berani berobsesi dan menjawab tantangan zaman.

Perempuan pencinta laut ini mengenang pertama kali ia melakukan touring di penghujung 2017. Dia mengaku berkeliling Indonesia ditemani sang ayah. Mereka mengendara dengan sepeda motor masing-masing.

"Rute pertama yang kami pilih untuk adalah ke Timur dari Bandung sampai Lembata, NTT. Jalurnya dari Bali terus ke Lombok, ke pulau Komodo, Flores, lalu sampailah ke Lembata sebelum ke Pulau Alor. Saya dan ayah waktu itu menghabiskan waktu perjalanan selama 18 hari dengan jarak tempuh 3650 kilometer," kenangnya.

Komunitas MBI Bandung

Sejak jatuh cinta ke dunia touring, Cathy akhirnya memutuskan bergabung ke dalam komunitas MBI Bandung tahun 2019. Ia semakin nyaman karena komunitas tersebut mendukung penuh kesetaraan gender. Hal yang senantiasa membuat Cathy bersemangat dalam berbagi.

Ia pun melalui hari-hari penuh cinta dan tak pernah merasa sepi. Tak ada ruang lain atau sekat yang membuatnya tidak bisa bersatu dengan rekan komunitas berbeda jenis kelamin.

BikersKetua MBI Bandung Rudy Hartono saat berada di Bantaeng. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Ketua MBI Bandung Rudy Hartono mengatakan selama 16 hari perjalanan, mereka telah melewati 70 kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi. Touring yang dipersiapkan selama dua bulan itu adalah untuk mengetahui destinasi wisata dan kuliner yang ada di daerah tersebut.

"Saya senang dengan bentuk jalanan di Sulawesi, lurus lalu banyak belokan. Di samping jalanan ada bukit ada gunung. Pemandangan yang indah. Kalau kuliner, di setiap daerah di Sulawesi macam-macam, tapi saya sukanya durian Palopo," katanya.

Sebelum menapaki Bantaeng, rombongan tersebut sempat menyambangi Butta Panrita Lopi atau Kabupaten Bulukumba. Di sana, mereka disuguhkan dengan pemandangan pantai indah. Di Kabupaten Bantaeng sendiri, mereka juga singgah di Kawasan Pantai Seruni.

Rudy juga memaparkan bahwa dalam ekspedisi itu, masing-masing pengendara memiliki peranan dan tanggung jawab yang berbeda. Cathy dipercayakan membawa peralatan P3K selama berkendara. Seluruh anggota tim yang berangkat sebelumnya sudah dibekali keterampilan sesuai peranan masing-masing.

Menyenangkan dan sangat menyenangkan, Sulawesi keren.

Bagi Cathy, perjalanan bersama rekan-rekan MBI Bandung adalah satu kebanggaan tersendiri. Bukan saja secara internal, ia bertemu dengan orang-orang hebat, namun di luar sana ia mengaku banyak belajar hal-hal yang luar biasa.

Satu cerita yang berkesan lainnya bagi Cathy adalah sewaktu berada di Manado. Kata Cathy, Kapolda setempat mengerahkan anggota Polwan untuk mendampinginya selama tiga hari dalam perjalanan.

"Polwan Polda Manado juga ikut naik motor, kami banyak sharing tentang perempuan-perempuan hebat dan dituntut untuk serba bisa karena memang kita bisa," tuturnya. []

Berita terkait
Zona Merah Angker Biang Celaka di Bantaeng
Zona merah yang disebut zona selamat di Bantaeng itu ada yang mengatakan angker, kecelakaan demi kecelakaan terjadi.
Pentas Cambuk Pasangan Penikmat Dosa di Abdya Aceh
Kisah pasangan tak resmi, pemuda dan janda, yang harus menjalani hukuman cambuk di Aceh Barat Daya, Aceh.
Kisah Silariang di Kabupaten Jeneponto
Sepasang kekasih di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, ingin menikah, tapi tak direstui orang tua. Mereka melakukan silariang atau kawin lari.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.