Kuntilanak Bisa Terbang Digandrungi di Yogyakarta

Hantu kuntilanak sepertinya sudah bukan sosok yang menakutkan. Di Yogyakarta, sosok perempuan yang menyeramkan ini justu menjadi mainan.
Layangan berbentuk kuntilanak sedang digandrungi warga Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

Yogyakarta - Hantu kuntilanak sepertinya sudah bukan sosok yang menakutkan. Sosok perempuan yang menyeramkan dengan mata hitam, rambut panjang tak beraturan dan baju putih kusut justru kini menjadi mainan.

Ya, kuntilanak dijadikan mainan dalam bentuk layangan. Adalah Dwi Aprilianto, pria asal Desa Banuwitan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini yang memproduksi massal layangan bertema horor ini. Dia menghadirkan layangan yang unik namun bikin seram.

Ada Karakter layangan yang sedang tren di masa pandemi corona ini. Yaitu layangan berbentuk setan kuntilanak hingga hal-hal yang tak wajar atau nyeleneh. Tak jarang banyak ibu-ibu yang merasa takut saat melihat benda putih terbang di langit.

Pria usia 38 tahun itu mengaku, bisnis layangan kuntilanak sudah berjalan satu bulan. Sejak itu, bisnisnya laris dan banyak peminatnya.

"Sebetulnya kalau jual layangan yang biasa itu sudah empat bulan. Kalau yang berkarakter hantu baru-baru ini. Ini bisnis keluarga, saya bagian pemasaran yang buat adek saya," kata Dwi kepada Tagar melalui sambungan telepon, Sabtu, 8 Agustus 2020.

Awalnya ada anak kecil yang nangis ingin dibuatkan layangan hantu. Karena merasa kasihan, adik saya akhirnya buat layangan sesuai pesanan pelanggan.

Menurutnya, layangan berkarakter itu sebelumnya sudah ada yang memproduksi dan beredar di media sosial lalu viral. Namun saat itu, keluarga belum tertarik mengikuti tren layangan tersebut. Hingga akhirnya datang anak kecil menangis di tempatnya minta dibuatkan layangan dengan karakter kuntilanak.

"Awalnya ada anak kecil yang nangis ingin dibuatkan layangan hantu. Karena merasa kasihan, adik saya akhirnya buat layangan sesuai pesanan pelanggan," ucapnya.

Sukses dengan percobaan yang pertama, banyak orang khususnya bapak-bapak di wilayahnya yang melirik layangan tersebut. Ramainya permintaan, membuat Dwi dan keluarga sepakat memproduksi massal.

Dwi menyebut ada faktor pendorong mengapa layangan ini banyak diminati. "Banyak bapak-bapak nganggur di rumah dan jenuh karena pandemi virus corona. Saat pandemi itu muncul tren pit-pitan. Terus muncul tren layangan," ujarnya.

Sejak itu Dwi mengaku gencar mempromosikan bisnisnya melalui media sosial. Saat ini peminatnya tidak hanya di wilayahnya saja, melainkan datang dari sejumlah luar daerah seperti Jakarta.

LayanganLayangan bertema warna-warni. (Foto: Istimewa)

Beberapa pembeli kerap meminta layangan dengan konsep tematik. Seperti bertemakan pesawat, burung dan sebagainya. Pembeli juga dapat memesan layangan karakter sesuai keinginan atau custom, asalkan bukan tiga dimensi. Dwi membandrol satu buah layangan seharga Rp 50 ribu.

Baca Juga:

Layangan karakter dapat terbang di tempat-tempat yang memiliki angin besar. Seperti di persawahan dan pantai. Layangan ini juga dirasa lebih aman dibandingkan layangan kecil. "Ini tidak membahayakan orang karena bukan layangan aduan tapi layangan hias. Kami pakai tampar benang yang paling kecil bukan senar," katanya.

Meski demikian, Dwi berharap orang-orang yang bermain layangan agar mencari tempat aman. Dwi tidak menyarankan menerbangkan layangan di jalan umum apalagi sampai mengganggu dan membahayakan pengendara motor.

Jelang 17 Agustus Banjir Orderan

Dwi menambahkan, jelang perayaan 17 Agustus 2020 banyak mendapat orderan layangan karakter merah putih. Hal itu sampai membuat adiknya kewalahan dalam mengerjakan pesanan.

Dalam sehari, Dwi dapat menjual layangan sekitar 10 buah. "Alhamdulillah banyak pesanan masuk untuk 17-an nanti. Karakternya bervariasi tapi merah putih," kata Dwi.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda DIY Komisaris Besar Polisi (KombesPol) Yuliyanto mengaakan, bermain layangan identik dilakukan oleh anak-anak. Sementara bagi orang dewasa, bermain layangan menjadi kegiatan nostalgia.

Namun begitu, ada baiknya bermain layangan di tempat yang tepat dan tidak membahayakan orang lain terutama pengendara sepeda motor. Yuli mengingatkan warga untuk tidak bermain layang-layang di jalanan umum.

Layangan Merah PutihLayangan bertema HUT Kemeredekaan RI atau merah putih. (Foto: Istimewa)

"Bermain layangan memang tidak dilarang. Namun karena sudah banyak kecelakaan yang menimpa pengendara motor akibat senar layangan yang putus. Jadi lebih baik bermain di tempat yang pas misalnya di lapangan luas, sawah," katanya kepada Tagar.

Yuliyanto mengimbau agar para orang tua memperhatikan anak-anaknya saat bermain layangan. "Kepada orang tua tolong awasi anak anaknya. Jangan biarkan anak-anak bermain layangan di jalanan, kan sebenarnya bukan sarana untuk bermain tapi tempat lalu lintas umum," ucapnya.

Yuli menambahkan benang layangan yang putus di jalanan juga berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Hal itu berpotensi besar membahayakan nyawa seseorang. "Saat ada kendaraan lain lewat tapi tidak tahu ada benang akhirnya kena leher dan sebagainya, bisa luka itu orangnya. Ya memang harus dilarang kalau main layangan di tempat orang lewat," katanya. []

Berita terkait
Benang Layangan Kerap Bikin Celaka di Yogyakarta
Banyak postingan di media sosial soal benang layangan membuuat celaka, khususnya pesepeda motor di Yogyakarta.
Layangan Raksasa Penyebab Listrik di Bantaeng Padam
Akibat layangngan raksasa nyangkut di kabel listrik menyebabkan terjadi pemadaman di Kabupaten Bantaeng
Langit Jeneponto Dihiasi Ragam Layangan Berbahan Lontar
Puluhan orang ikut memeriahkan lomba layang-layang di Stadion Mini Turate, Kelurahan Balang Toa, Kecamatan Binamu, Jeneponto.