Kulon Progo Siaga Darurat Kekeringan Hingga November

Pemkab Kulon Progo menetapkan status siaga darurat kekeringan di daerah itu, berlaku mulai 1 Agustus sampai 30 November 2020.
Ilustrasi penyaluran air bersih yang dilakukan sebelum masa pandemi Covid-19 (Foto Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo menetapkan status siaga darurat kekeringan di daerah itu, berlaku mulai 1 Agustus hingga 30 November 2020, dan dapat diperpanjang sesuai kondisi di lapangan.

Status siaga darurat kekeringan ini ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Kulon Progo no 281/A/2020 tentang Status Siaga Darurat Penanganan Bencana Kekeringan di Kulon Progo pada tanggal 31 Juli 2020 lalu.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo, Ariadi mengatakan, perubahan iklim dan cuaca di Kulon Progo menyebabkan pergeseran musim kemarau, sehingga terjadi kekeringan di sejumlah wilayah.

Menurutya, berdasarkan analisis Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bulan Agustus-September menjadi puncak kemarau.

"Kini sebagian wilayah juga ada penurunan debit air," ucap Ariadi, di Kulon Progo, Senin, 31 Agustus 2020.

Dengan penetapan status siaga, maka biaya untuk penanganan kekeringan bisa memakai APBD 2020 dan sumber lain. Pada saat ini, sudah dianggarkan anggaran sebesar Rp 80 juta. Anggaran tersebut akan dipakai untuk penyaluran air bersih ke wilayah yang mengajukan bantuan.

"Kalau ternyata nanti masih kurang akan diambilkan dari Biaya Tak Terduga (BTT)," tutur Ariadi.

Hingga saat ini, sudah ada lima dusun di Kalurahan Banjararum dan enam dusun di Kalurahan Pendoworejo, yang mengajukan bantuan. Warga yang sudah terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai lebih dari 1.300 jiwa.

Masyarakat diharapkan jangan panik karena sumber air di sejumlah wilayah masih cukup setidaknya hingga bulan November mendatang. Debit air di waduk Sermo, juga masih aman.

Beberapa wilayah yang sebelumnya sering kesulitan air bersih, kini juga sudah terpasang Sistem Penyediaan Air Minum Desa (SPAMDes) dan jaringan pipa PDAM.

Namun jika dampak kemarau semakin parah pada tahun ini, maka bantuan droping air bersih tetap dioptimalkan. Disisi lain, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kulon Progo kini telah menyiapkan 250 tangki air bersih dari APBD DIY.

"Kalau memang parah kekeringannya, statusnya akan naik ke tanggap darurat kekeringan," ujarnya.

Sebagai antisipasi dampak kekeringan yang lebih luas, lanjut Ariadi, perlu dilakukan upaya penanganan yang bersifat cepat, tepat dan terpadu yang sesuai standar dan prosedur yang berlaku.

Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo, Edi Wibowo mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kapanewon atau kecamatan terkait mekanisme droping air.

"Kami juga menyampaikan imbauan bupati tentang hemat air, dan mengantisipasi potensi kebakaran selama musim kemarau berdasarkan SE bernomor 360/2340 tentang Imbauan Untuk Meningkatkan Kewaspadaan Terhadap Kemungkinan Dampak Puncak Musim Kemarau yang terbit pada 10 Agustus 2020," jelas Edi Wibowo. []

Berita terkait
Kopi Ampirono Kulon Progo Menjawab Protes Protokol
Kopi Ampirono Kulon Progo dianggap tidak patuh protokol kesehatan. Begini jawaban managemen.
Petugas BPS Kulon Progo Siap Datangi Rumah Anda
Sekitar 500-an petugas BPS Kulon Progo siap menjalankan tugas dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19.
Pria Kulon Progo Tergeletak Meninggal di Pekarangan
Warga Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta, dikejutkan adanya pria tergeletak di pekarangan yang ternyata sudah meninggal.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.