KSMW UIN Walisongo Bantah Bubarkan Pengajian HMI

Aktivis Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, bantah ikut bubarkan pengajian HMI.
Aktivis KSMW UIN Walisongo di base camp-nya di kompleks Kampus 3 UIN Walisongo, Ngaliyan, Semarang, Jumat 6 September 2019. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, membantah terlibat dalam aksi penolakan maupun pembubaran kegiatan pengajian Barisan Pecinta Rosul (Baper) Bersalawat.

Pengajian tersebut merupakan kegiatan yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Koordinator Komisariat (Korkom) UIN Walisongo, di masjid Kampus 3, pada Rabu malam, 4 September 2019.

Bantahan diungkap langsung oleh Ketua KSMW Sared. Menurut dia, keberadaannya di lokasi keributan bukan lantaran terlibat adu mulut, melainkan hanya tidak sengaja melintas. Namun saat situasi mulai memanas, ia berinisiatif untuk mencoba melerai kericuhan yang terjadi.

"Saat awal ricuh, saya sebenarnya tidak di sana. Saya sebenarnya mampir ke sana mau buang air kecil," kata Sared kepada Tagar, saat ditemui di gedung UKM Kampus 3 UIN Walisongo, Ngaliyan, pada Jumat, 6 September 2019.

"Tapi suasana saat itu belum kacau banget, masih adu mulut. Artinya hanya ada 2 orang 4 orang," kata dia.

Lama kelamaan kok tidak etis, di dalam masjid teriak, adu mulut.

Awal mendengar keributan dari dalam masjid, Sared mengaku hanya memantau keadaan dan berusaha untuk tidak ikut campur dengan apa yang terjadi. Dia kemudian tergerak untuk ikut melerai adu mulut antara dua kelompok tersebut, lantaran keadaan dinilai semakin panas.

"Lama kelamaan kok tidak etis, di dalam masjid teriak, adu mulut. Karena sudah kacau, saya masuk, saya pisahkan keduanya, saya ingin tahu duduk perkara sebenarnya. Saat itu salawat sempat berhenti, saya memisah. Setelah itu HMI damai, lanjut salawat. Saya persilahkan salawat lagi," kata dia.

Baca juga: Penyebab HMI dan Mahasiswa UIN Walisongo Nyaris Bentrok

Sared juga menegaskan, keberadaannya di lokasi kejadian saat itu tidak dalam kapasitas sebagai bagian atau atas nama organisasi apapun di intra kampus. Ia hanya tergerak secara pribadi untuk melerai kedua kelompok yang terlibat perselisihan lantaran keributan terjadi di dalam rumah ibadah.

"Hanya sebagai mahasiswa yang merasa kok tidak etis, tidak elok, dua pihak cekcok di dalam masjid," ujar dia.

Setelah kericuhan coba ditengahi, kata Sared, adu argumentasi belum sepenuhnya selesai. Kelompok yang berada di luar masjid masih menuntut klarifikasi terkait kegiatan tersebut, termasuk alasan kenapa HMI yang merupakan kegiatan ekstra bisa mengadakan kegiatan di dalam lingkungan kampus.

"Saya redam, saya minta perwakilan kedua belah pihak untuk ketemu dengan menjamin keamanan mereka, mengingat sebelumnya sempat ada cekcok cukup panas," kata Sared.

"Setelah itu yang di dalam (HMI), dua orang (perwakilan) tidak kunjung datang. Massa di luar sudah menunggu lama, jengkel akhirnya labrak di pintu masuk, tiba-tiba salawat berhenti sendiri, tidak ada instruksi," kata dia.

HMISejumlah mahasiswa dari HMI terlibat ada mulut dengan kelompok mahasiswa UIN Walisongo yang hendak membubarkan pengajian HMI Korkom UIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, Rabu malam 4 September 2019. (Foto : Tagar/Agus Joko Mulyono)

Kelompok Luar Bukan KSMW

Sared mengatakan, ia tidak mengetahui jelas pihak yang melakukan protes dan pembubaran pengajian dari kelompok organisasi mana. Namun begitu, ia memastikan orang-orang tersebut merupakan mahasiswa UIN Walisongo.

Ia juga merasa kecewa keberadaannya di lokasi keributan dianggap mewakili organisasi KSMW.

"Saya datang ke sana bukan atas nama organisasi apapun. Itu bukan massanya KSMW, saya kenal mereka. Lintas UKM, lintas organisasi internal," kata dia.

"Kenapa kok dialamatkan ke KSMW? Saya tidak terima kenapa disampaikan (bahwa) saya bawa 20 orang untuk membubarkan acara. Saya tidak membubarkan. Saya malah berusaha untuk mempertemukan duduk perkaranya seperti apa. Saya di situ juga tidak mengatasnamakan organisasi KSMW," kata Sared.

Aturan Kampus

Sared mengatakan, hingga saat ini kampus UIN Walisongo belum memiliki regulasi tegas mengenai organisasi ekstra di dalam kampus. Meski telah ada acuan dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi melalui Keputusan Dirjen Pendidikan, ia berharap pihak kamus segera memiliki aturan internalnya sendiri.

"Acuan dari luar (Kemenristekdikti) harus dikaji secara kritis dulu. Karena organisasi ekstra akan sangat sensitif bila masuk ke kampus. Makanya tidak heran kadang terjadi hal seperti itu," kata dia.

"Kampus, saya harap punya kebijakan sendiri terkait kegiatan organisasi ekstra di kampus. Kalau tidak ada legalitas yang jelas maka akan ada konflik selanjutnya," ujar Sared.

Diberitakan sebelumnya, massa HMI nyaris bentrok dengan sekelompok mahasiswa di UIN Walisongo pada Rabu malam, 4 September 2019. Kericuhan dan adu mulut terjadi lantaran HMI yang merupakan organisasi ektra, menghelat acara pengajian bertajuk Baper Bersalawat di areal kampus.

Salah satu mahasiswi yang juga aktivis HMI Korkom UIN Walisongo, Mila Azka menyebut, gejala ricuh muncul setelah datang sekelompok mahasiswa yang mengaku dari UKM Kelompok Studi Mahasiswa UIN Walisongo (KSMW).

"Pengajian mulai abis Isya, sekitar pukul 19.30 WIB. Sekitar pukul 21.00 WIB datang sekitar 20 orang yang mengaku dari UKM KSMW," kata dia kepada Tagar, Kamis, 5 September 2019. []

Berita terkait
PB HMI Angkat Bicara Soal Unjuk Rasa Rusuh di Cianjur
PB HMI angkat bicara terkait unjuk rasa di Cianjur, Kamis, 15 Agustus 2019 yang diikuti anggotanya hingga mengakibatkan terbakarnya tiga polisi
Mahasiswa Asing Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia
Lima mahasiswa asing asal Madagaskar, Jepang, Polandia, dan Sudan mendapat program beasiswa dari Universitas Muhammadiyah Makassar.
Mahasiswa Unhas Juara Debat Bahasa Inggris Tingkat Asia
Dua mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar (Unhas) berhasil meraih juara ke dua dalam lomba Debat Bahasa Inggris tingkat Asia
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.