Kronologi Polisi Tembak Polisi di Depok, 1 Orang Tewas

Anggota Samsat Polda Metro Jaya Bripka Rahmat Efendy ditembak sesama anggota polisi di ruangan SPK Polsek Cimanggis.
Ilustrasi, police line. (Foto: Ant/Oky Lukmansyah)

Jakarta - Insiden penembakan anggota Samsat Polda Metro Jaya Bripka Rahmat Efendy terjadi pada Kamis malam, sekitar pukul 20.50. Rahmat ditembak rekan sesama anggota polisi di ruangan sentra pelayanan kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis sewaktu mengamankan seorang pelaku tawuran berinisal FZ.

Mulanya, Bripka Rahmat mengamankan FZ dengan barang bukti sebilah celurit. Tak lama kemudian, Zulkarnaen sebagai ayah pelaku tiba didampingi dua anggota polisi lain yakni Brigadir RT dan Brigadir R. Keduanya meminta kepada Rahmat agar FZ dikembalikan untuk dibina oleh orang tuanya.

Namun, permintaan Brigadir RT dan Brigadir R ditolak oleh Rahmat dengan alasan proses sedang berjalan dengan dirinya sendiri yang bertindak sebagai pelapor. Jawaban dengan nada bicara yang keras, membuat RT emosi dan merasa tidak terima.

RT kemudian pergi ke ruangan sebelah, mengeluarkan senjata dan langsung menembakkan senjata api jenis HS 9 ke arah Bripka Rahmat. Dari total 9 butir peluru isi magazine, timah panas dilontarkan sebanyak tujuh kali tembakan, sesuai dengan jumlah selongsong yang ditemukan di lokasi kejadian.

Bripka Rahmat jatuh bersimbah darah dan tewas ditempat dengan luka tembakan di bagian dada, leher, paha dan perut. Jenazahnya kemudian dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk keperluan otopsi.

Sementara menurut informasi yang Tagar dapatkan, pelaku penembakan juga telah diamankan ke Polda Metro Jaya guna pemeriksaan lanjutan.

Usai insiden penembakan, sejumlah anggota Provost tiba di lokasi kejadian dan melakukan pengamanan dan berjaga di pintu gerbang Polsek Cimanggis, agar tidak sembarang orang bisa memasuki Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pihaknya saat ini tengah mendalami motif penembakan dan belum mau memberikan keterangan lebih lanjut. "Masih kita dalami (motif)," kata dia, Jum'at pagi, 26 Juli 2019.

Baca juga:

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.