KPAI Kritik Rasisme Viral Pemilihan Ketua OSIS di Jakarta

Menyikapi percakapan rasisme pemilihan ketua OSIS pada sekolah negeri di Jakarta, KPAI meminta agar Pemprov DKI segera memiliki program HAM.
Retno Listyarti, Komisioner Bidang Pendidikan KPAI. (Foto: Tagar/instagram @retno_listyarti_official).

Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terkhusus Dinas Pendidikan, untuk menerapkan program pelatihan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi para guru beserta kepala sekolah agar memiliki nilai kemanusiaan dan kebangsaan. 

Jadi, toleransi itu mutlak, bukan sekadar menghargai perbedaan, tapi lebih dari itu.

Desakan itu dilakukan KPAI menyusul adanya percakapan rasisme pada salah satu sekolah negeri di wilayah Jakarta Timur diduga berasal dari percakapan oknum guru yang mendadak viral di lini masa.

Menurut Komisioner Bidang Pendidikan KPAI, Retno Listyarti, percakapan rasis tersebut bermula dari ajakan oknum guru di salah satu SMAN di Jakarta untuk tidak memilih ketua OSIS yang tidak seagama dengan mayoritas. Hal ini, kata dia, menunjukkan penghargaan terhadap keberagaman mulai luntur di negeri ini, termasuk di sekolah negeri.

Oleh karenanya Retno berujar, penghargaan atas keragaman penting ditanamkan kepada para guru. Tujuannya supaya para guru dapat membudayakan keragaman dan mendorong para siswanya untuk menghargai keragaman dan dapat hidup damai dalam perbedaan.

“Jadi, toleransi itu mutlak, bukan sekadar menghargai perbedaan, tapi lebih dari itu, tidak ada kebencian sedikit pun pada perbedaan,” ucap Retno Listyarti kepada Tagar, Rabu, 28 Oktober 2020.

Dewan Pengawas Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) itu menegaskan, keputusan menghargai keberagaman harus bersifat hitam-putih. Artinya, tidak boleh ada kata 'tapi' yang bersifat menoleransi tindakan anti-keberagaman sekecil apa pun di sekitar. 

Menurutnya, apabila guru mengajarkan kebencian atas keberagaman, kebencian tersebut akan benar-benar terwujud di kalangan para siswa dan menjadi budaya di sekolah.

“Karena apa yang diajarkan guru didengar murid-muridnya,” tutur Retno.

Diketahui, percakapan itu terjadi setelah seseorang bernama TS, 56 tahun, dalam grup WhatsApp ‘Rohis 58’ mendadak viral di media sosial. TS yang diduga merupakan oknum guru ini meminta agar anggota grup ‘Rohis 58’ tidak memilih calon Ketua OSIS yang berbeda agama.

“Mohon doa dan dukungannya utk Paslon 3. Mohon doa dan dukungannya utk Paslon 3. Awas Rohis jgn ada yg jd pengkhianat ya,” ucap TS dalam grup tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Timur, Gunas Mahdianto, membenarkan hal tersebut dan guru yang bersangkutan juga telah diberikan pembinaan oleh kepala sekolah.

"yang bersangkutan sudah di-BAP dan Kepala Sekolah sudah melaporkan ke Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta," kata Gunas.[]

Berita terkait
Calon Presiden 2024, Ganjar Kalahkan Prabowo dan Anies
Hasil Survei menunjukkan Ganjar Pranowo lebih diidolakan sebagai calon presiden 2024, mengalahkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Mahfud MD: Baru Kemarin Bersama Anies Baswedan Culun
Mahfud MD memberi ucapan selamat wisuda kepada anak gadis Anies Baswedan sembari mengenang masa kecil Gubernur DKI Jakarta itu.
Rival Terberat Ridwan Kamil, Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo?
Hasil survei capres, kalau sekarang tinggi, nggak usah takabur, kalau sekarang rendah juga nggak usah minder, karena is too distance. Ridwan Kamil.