Kontes Sansivera di Surabaya, Ada Seharga Rp 350 Juta

ISS menggelar kontes bagi pecinta sansivera atau lidah mertua. Bahkan dalam kontes tersebut ada satu sansivera seharga Rp 350 juta.
Sansivera Pingui Longi Varigata yang dijual seharga Rp 350 Juta di Kontes Sansivera LaBet di Jalan Mastrip Kedurus, Surabaya, Minggu, 1 November 2020. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Surabaya - Indonesia Succulent and Sansivera (ISS) menggelar kontes bagi pecinta Sansivera berkumpul dan ikut serta dalam Kontes Latbet Sansevieria di Jalan Mastrip Kedurus, Surabaya, Minggu, 1 November 2020. Dalam kontes ini terdapat satu sansivera seharga Rp 350 juta.

Pemilik Sansivera seharga Rp 350 juta berjenis Pingui Longi Varigata adalah Sentot Didik Purnomo. Sang pemilik mengakui dirinya ingin menjual sansivera atau lebih dikenal dengan lidah mertua miliknya seharga Rp 350 juta.

Pingui seperti ini adalah Queen of Sansi. Jadi dia ratunya Sansivera. Kalau diikutkan event dia pasti juara, soalnya masuk penilaian

"Saya tadi buka penawaran Rp 350 juta. Tapi tadi penawarannya cuma Rp 160 juta," ujarnya kepada Tagar.

Ia mengaku Sansivera Pingui Longi Varigata miliknya layak dihargai Rp 350 juta. Ia beralasan sansivera miliknya masuk jenis varigata dan memiliki kombinasi warna kuning dan hijau.

"Pingui seperti ini adalah Queen of Sansi. Jadi dia ratunya Sansivera. Kalau diikutkan event dia pasti juara, soalnya masuk penilaian," tuturnya.

Sentot mengaku sansivera miliknya tersebut sudah ia rawat sejak tiga tahun lalu. Sansivera miliknya tersebut memiliki tinggi sekira 40-50 sentimeter.

SansiveraPemilik sansivera Pingui Longi Varigata seharga Rp 350 juta, Sentot Didik Purnomo saat kontes Sansivera LaBet di Jalan Mastrip Kedurus Surabaya, Minggu, 1 November 2020. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

"Kurang lebih 40-50 cm (tingginya), butuh waktu 3 tahun," kata dia.

Ia mengaku untuk mendapatkan anakan Sansivera butuh keberuntungan. Tidak serta merta indukan sansivera bagus akan menghasilkan anakan bagus pula.

"Jadi kita tidak bisa mendiskripsikan bahwa anakan bisa bagus, itu engga bisa. Mungkin ada yang tumbuh jadi jenis Aurea atau tumbuh hijau lagi. Jadi tidak sama (dengan indukan)," tuturnya.

Meski sansivera miliknya memiliki harga cukup mahal, Sentot mengaku untuk perawatannya sangat mudah dan tidak membutuhkan anggaran besar.

"Sangat mudah sekali, ya seperti tanaman biasa, tetapi penyiraman kita kurang lebih seminggu 2 kali. Sama sekali engga ada budjet, cuma nambahin vitamin saja," kata dia.

Meski demikian, untuk menjaga kualitas sansivera perlu sebuah green house. Nantinya, kata dia, Green House bisa melindungi sansivera dari sengatan langsung matahari.

"Nanti kalau kena langsung matahari warna kuningnya bisa gosong. Minimal Green House itu bisa menjadi penghalang matahari agar tidak langsung ke sansivera-nya," kata dia.

Sementara Ketua Panitia Kontes Latbet Sansevieria, Luthfi mengakui ada sansivera seharga Rp 350 juta ikut dalam kontes tersebut. Ia mengaku dalam kontes setidaknya ada 160 perserta dari Jawa Timur maupun luar daerah.

"Pesertanya ada 160 orang dari luar kota banyak seperti Jakarta, Cibubur, Ngawi, Pandaan, Sidoarjo. Untuk yang paling mahal itu punyanya bapak Sentot yang harganya Rp 350 juta," kata dia.

Ia mengaku tingginya harga sansivera milik Sentot karena adanya kolektor yang menawar. Apalagi, jika kualitas sansivera yang ditawarkan memiliki kualitas sangat baik.

"Dari jenisnya bisa mahal karena ada minat kolektor. Ada daya beli kolektor, maka otomatis barang akan naik. Itu akan memicu pasar di bawah," ucapnya.

Luthfi mengaku di tengah pandemi, minat masyarakat akan sansivera sangat meningkat. Ia mengaku sudah banyak pemula yang bermunculan untuk mengenal sansivera

"Saat pandemi luar biasa, sangat bagus minat masyarakat akan Sansi (Sansivera). Bahkan banyak bermunculan pemula-pemula, meskipun mereka belum paham betul tapi sudah mulai merambah sansivera," ucapnya.

Semakin banyaknya peminat, membuat stok sansivera di pasaran semakin menipis. Kondisi tersebut menjadi sisi positif dari sisi bisnis sansivera.

"Sisi bisnisnya sangat menguntungkan sekali. Makanya kita bergerak untuk memenuhi pangsa pasar lokal maupun luar negeri," tuturnya.

Banyaknya peminat akan sansivera karena memiliki manfaat dalam menyerap polutan.

Sansivera ini manfaatnya bisa menyerap polutan bebas dan radiasi konduktor," ucapnya.[]

Berita terkait
Libur Panjang, Penumpang KAI di Daop 8 Surabaya Naik 16 Ribu
PT KAI Daop 8 Surabaya memprediksi hari ini akan ada peningkatan penumpang hingga 17 ribu karena hari terakhir libur panjang.
Cerita Jam Malam dan Penutupan Ratusan Taman Surabaya
Sebanyak 571 taman di Kota SUrabaya masih ditutup untuk umum untuk mencegah penyebarab Covid-19. Di Taman Bungkul bahkan diberlakukan jam malam.
Undecided Voter Surabaya Tinggi, Pengamat: Timses Ngapain?
Populi Center merilis warga yang belum menentukan di Pilkada Surabaya masih terbilang cukup tinggi yakni 48 persen.