Flores Timur - Dua suku di Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terlibat konflik perebutan lahan di Kebun Wulen Wata Wilayah Kecamatan Witihama. Enam orang warga menjadi korban dalam konflik berdarah, Kamis, 5 Maret 2020 sekitar pukul 10.45 wita.
"Kejadian tersebut mengakibatkan satu orang korban luka sedangkan korban meninggal dunia dari Suku Lamatokan dua orang dan Suku Kwae Laga empat orang," kata Kapolres Flores Timur AKBP Deny Abrahams, melalui Kepala bagian Humas Ipda Piter Sogen saat dikonfirmasi Tagar, Jumat, 6 Maret 2020.
Ia menjelaskan, kejadian berawal ketika masing-masing korban bersama mendatangi lokasi kebun Wulen Wata. Lokasi tersebut merupakan lahan sengketa sejak tahun 1990an.
Kejadian tersebut mengakibatkan satu orang korban luka sedangkan korban meninggal dunia dari Suku Lamatokan dua orang dan Suku Kwae Laga empat orang.
"Kedua belah pihak mendatangi lokasi kebun tersebut kemudian saling serang menggunakan senjata tajam sehingga menimbulkan Korban dari kedua belah pihak sebanyak tujuh orang, satu orang luka dan tujuh orang meninggal dunia " jelas Puter.
Untuk mengamankan lokasi, Polres Flores Timur menurunkan 76 personilnya. Serta di back up anggota dari Polsek Adonara dan Polsek Adonara Barat.
"Sementara 1 Platon pasukan dari Brimob Maumere dan 1 Platon Dalmas dari Lembata juga diturunkan ke lokasi kejadian. Hingga saat ini lokasi yang menjadi sengketa ke dua kubu masih dijaga ketat aparat kepolisian," tegas Piter. []