Jakarta - Kota Wuhan, China disebut sebagai tempat asal penyebaran virus Corona atau Covid-19. Kota berpenduduk 11 juta jiwa ini sebelumnya mengalami isolasi atau lockdown sejak pertengahan Januari 2020, dengan penutupan akses di seluruh jalur penghubung. Diikuti dengan pembatasan drastis untuk meminimalisir gerak kehidupan warganya sehari-hari.
Setelah dua bulan lebih diisolasi penuh, Wuhan akhirnya akan dibuka oleh pemerintah Tiongkok. Meski demikian, akses keluar masih belum diizinkan. Pada April mendatang akan segera membuka akses darat dan udara.
Mengutip BBC, Sabtu, 28 Maret 2020, akses masuk ke Wuhan dilaporkan dibuka terbatas secara perlahan. Kendati orang-orang yang masuk harus diseleksi ketat. Jalur kereta api dinyatakan oleh pemerintah Tiongkok, telah dibuka mulai Sabtu.
Aktivitas Masyarakat
Berbagai aktivitas masyarakat di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China perlahan mulai pulih setelah sempat jadi kota mati karena hantam virus Corona atau Covid-19. Masyarakat mulai kembali bekerja dan berani menggunakan transportasi publik setelah dua bulan lockdown.
Sebagaimana dikutip Tagar pada Sabtu, 28 Maret 2020 dari Channel News Asia, pelonggaran pembatasan di Kota Wuhan dilakukan usai pejabat kesehatan China melaporkan tidak ditemukan kasus baru Corona secara lokal, meskipun ada 39 infeksi lain yang dibawa dari luar negeri (imported case).
Pekembangan positif tersebut membuat otoritas memperkenankan warga Wuhan yang sehat untuk berjalan keliling kota dengan menggunakan bus atau metro. Namun ada syaratnya, semua orang yang melakukan aktivitas tersebut harus menunjukkan kartu identitas.
Selain itu, mereka juga boleh pergi bekerja dan dapat pergi ke kota lain di Provinsi Hubei setelah melakukan pemeriksaan virus Corona dan mendapatkan sertifikat kesehatan. Sejak dilakukan penutupan, angka penularan Corona perlahan menurun.
Lockdown akan Dicabut
Status lockdown di Kota Wuhan, Tiongkok, di mana kasus Virus Corona COVID-19 bermula akan dicabut mulai tanggal 8 April 2020. Bahkan, mulai Rabu, 25 Maret 2020, pemerintah China mulai membuka lockdown di Provinsi Hubei. Selain Wuhan, beberapa kota lainnya di Hubei termasuk yang pertama kali di-lockdown.
Adapun jumlah infeksi baru di Hubei sudah tidak ada lagi sejak 19 Maret lalu. Secara keseluruhan, ada 67 ribu kasus di Hubei dan 60 ribu berhasil sembuh. Pada 8 April mendatang, orang yang ingin keluar dari Wuhan harus tetap mengikuti aturan kesehatan yang berlaku. Jumlah pasien baru di Wuhan juga sudah tidak ada lagi dalam beberapa hari terakhir.
Pada kebijakan lockdown Hubei, ada total 60 juta yang tak bisa keluar dari provinsi itu. Pergerakan masyarakat juga dibatasi agar tidak leluasa ke luar rumah. Pemerintahan China pun optimistis mereka sudah menjinakkan penyebaran COVID-19 di China. Pada 10 Maret lalu, Presiden China Xi Jinping bahkan telah mengunjungi Wuhan untuk pertama kalinya.
Rumah sakit darurat yang sempat dibangun di kota Wuhan juga sudah tutup seiring berkurangnya pasien baru. Dokter-dokter yang diimpor dari provinsi lain di China akhirnya pulang ke daerah masing-masing.
Saat ini, kebijakan lockdown sedang dicontoh banyak negara, termasuk Malaysia, Filipina, dan Italia yang punya jumlah kematian yang tinggi di Eropa. Dokter China juga sudah bertolak ke Italia untuk membantu, namun pihak China menyayangkan lockdown di Italia yang kendor. []