Komisi VIII Minta Kemenag Usut Pemukulan Dosen UINSA

Ace Hasan Syadzily meminta Kemenag mengusut tindakan pemukulan Suis Qaim Abdullah terhadap Wakil Direktur Pascasarjana UINSA, Ahmad Nur Fuad.
Ketua Bidang Media dan Penggalangan DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily. (Foto: Tagar/Nuranisa Hamdan Ningsih)

Jakarta - Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily meminta Kementerian Agama (Kemenag) mengusut tindakan pemukulan dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Suis Qaim Abdullah terhadap Wakil Direktur Pascasarjana, Ahmad Nur Fuad. 

"Untuk menegakan disiplin dan etika akademik, dimana UINSA ini di bawah Kementerian Agama sebaiknya segera pihak yang terkait mengusut tuntas tindakan yang tidak terpuji ini," kata Ace Hasan, Jumat, 14 Agustus 2020.

UINSA ini di bawah Kementerian Agama sebaiknya segera pihak yang terkait mengusut tuntas tindakan yang tidak terpuji ini.

Baca juga: Suis Qaim Pukuli Dosen Pascasarjana UINSA Surabaya

Ace sangat prihatin dengan kejadian premanisme tersebut, terlebih dilakukan oleh seorang dosen sebuah perguruan tinggi islam negeri. Seharusnya, kata dia, Suis Qaim dapat memberi teladan yang baik kepasa para mahasiswa dan masyarakat umum.

"Kami sangat menyayangkan cara-cara premanisme dalam dunia akademik masih terjadi. Apalagi peristiwa tersebut terjadi pada seorang dosen yang seharusnya memberikan teladan dan contoh yang baik kepada mahasiswa di kampus Islam," kata dia.

"Apapun masalahnya jika di dalam kampus seharusnya dapat diselesaikan dengan dialog dan musyawarah. Dunia kampus itu tempat perdebatan dan argumentasi. Bukan tempatnya kampus digunakan untuk pukul memukul," tutur politikus Partai Golkar ini.

Menurut Ace, tindakan Suis Qaim telah mencoreng nama baik dunia akademik yang seharusnya mengedepankan pemikiran yang argumentatif. Baginya, menyelesaikan masalah dengan kontak fisik tidak mencerminkan nilai luhur kehidupan kampus.

"Apapun masalahnya jika di dalam kampus seharusnya dapat diselesaikan dengan dialog dan musyawarah. Dunia kampus itu tempat perdebatan dan argumentasi. Bukan tempatnya kampus digunakan untuk pukul memukul," ujar politikus Partai Golkar ini.

"Untuk itu, supaya kejadian tersebut tidak terulangi lagi, apabila korban merasa dirugikan, sebaiknya selesaikan melalui proses hukum," katanya.

Ace meminta Ahmad Nur Fuad sebagai korban menempuh jalur hukum untuk memberikan efek jera kepada Suis Qaim. Menurutnya, jika tindakan premanisme ini dibiarkan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi peristiwa berikutnya.

"Untuk itu, supaya kejadian tersebut tidak terulangi lagi, apabila korban merasa dirugikan, sebaiknya selesaikan melalui proses hukum," katanya.

Baca juga: Motif Penganiayaan Balita hingga Meninggal di Sleman

Kemenag Tak Respons

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam (Pendis), Muhammad Ali Ramdhani tak merespons ketika Tagar meminta keterangan melalui pesan WhatsApp maupun panggilan ke telepon selulernya. 

Sebelumnya, Ahmad Nur Fuad menjelaskan kronologi yang menimpanya pada Senin, 10 Agustus 2020 itu bermula ketika ia sedang berada di ruangannya menghadap ke komputer. Namun tiba-tiba, Suis Qaim menghampirinya dengan wajah geram.

Penganiayaan di UINSA Surabaya. (Foto: Istimewa)

Laporan polisi penganiayaan dosen di UINSA Surabaya. (Foto: Istimewa)

Menurutnya, Suis yang juga Kepala Program Studi (Kaprodi) Studi Islam, mengaku merasa diinjak harga dirinya terkait pembagian beasiswa Pascasarjana dari Kemenpora. Ia emosi karena saat keputusan tersebut dibuat tidak melibatkan dirinya.

"Tiba-tiba pak Suis datang lantas ngomong bahwa tidak ada harmoni lagi di Pascasarjana. Ia langsung memukul kepala saya bagian kiri," terang Ahmad Nur Fuad saat ditemui di ruangannya, Surabaya, Selasa, 11 Agustus 2020.

Atas kejadian itu, Ahmad Nur Fuad melaporkan Suis Qaim ke Polrestabes Surabaya atas kasus penganiayaan. Laporannya diterima dengan Nomor: STTLP/B/736/VIII/Res.1.6/2020/JATIM/POLRESTABES SURABAYA.

"Sore ini saya lapor ke Polres, tadi juga sudah lapor ke Polda Jatim. Karena kalau tidak ada tindakan tegas dari pimpinan UINSA maka ada perasaan tidak aman dan tidak ada keselamatan bagi pengelola Pascasarjana. Saya juga sampaikan ke pak Direktur kalau gak ada ketegasan saya akan meletakkan jabatan saya," tuturnya. []

Berita terkait
Suis Qaim Pukuli Dosen Pascasarjana UINSA Surabaya
Dosen UINSA Suis Qaim Abdullah, melakukan aksi penganiayaan dengan memukul kepala Wakil Direktur Pascasarjana, Dr Ahmad Nur Fuad.
Viral Bocah Digantung dan Dianiaya, Bukan di Medan
Seorang pria dewasa melakukan penganiayaan terhadap anak di bawah umur. Kejadian yang terekam video itu viral dan bukan di Medan.
Pelaku Penganiaya Dokter di Banyuwangi Lebih 5 Orang
Ditreskrimum Polda Jatim saat ini sudah menahan tiga tersangka dari LSM GMBI kasus pengeroyokan terhadap dokter di RSUD Blambangan Banyuwawangi.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.