Jakarta, (Tagar 20/3/2019) - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto menyatakan hasil survei mencapai situasi steady state, pergerakan semakin flat. Dinamika ditentukan gerak undecided dan swing voters, arah kemenangan 01 makin pasti.
"Berbagai survei yang dilakukan oleh lembaga survei nasional yang kredibel seperti Indikator Indonesia, SMRC, LSI, Populi, Charta Politika, Polmark, Litbang Kompas, Roy Morgan, dan lain-lain menggambarkan tercapainya situasi steady state dengan trend cenderung flat," ujar Hasto dalam keterangan tertulis diterima Tagar News, Rabu (20/3).
Hasto mengatakan kampanye yang panjang menjadikan die hard kedua Paslon 01 dan 02 mencapai kondisi maksimum.
"Dinamika politik ditentukan gerak pemilih mengambang dan pemilih yang belum mengambil keputusan dengan jumlah yang kian mengecil, dan sulit mengejar selisih Jokowi-KH Ma'ruf Amin yang berada antara 13,5 % hingga 26% di atas Prabowo-Sandi," ujarnya.
Hasto menyebut, debat cawapres yang diharapkan oleh Tim 02 sebagai daya leverage terhadap Prabowo-Sandi ternyata berakhir anti-klimaks.
"Kepiawaian KH Ma'ruf Amin dalam karakter otentik sebagai ulama bersarung, mampu menghadapi Sandiaga Uno yang terkesan mendaur ulang ide lama seperti OK-OC," katanya.
"Praktis daya dukung Sandi saat debat hanya tampilan jas mahal yang justru menjadi kontras dengan sosok ulama yang sederhana," lanjut Hastu.
Begitu kuatnya kharisma Kiai Ma'ruf, kata Hasto, sehingga praktis Sandi memiliki hambatan untuk menyampaikan gagasan besar yang segar. Hasilnya Kiai Ma'ruf menampilkan berbagai terobosan yang bersemangat muda, seperti opera house, 10 years challenge, kehadiran decacorn. Terbukti kualitas pemimpin ditentukan pada karakter dan kematangan jiwa, bukan pada penampilan fisik.
Hasil survei terakhir Litbang Kompas, lanjut Hasto, juga menunjukkan hal yang tidak jauh berbeda.
"Perkiraan hasil mencapai 56,8% untuk Jokowi-KH Ma'ruf Amin dibandingkan Prabowo-Sandi 43,2% sebagai gambaran pematangan maksimum pendukung die hard masing-masing paslon," kata Hasto.
Ia menambahkan seluruh parpol koalisi Indonesia Kerja pasca konsolidasi dengan para kepala daerah, wakil kepala daerah, dan pimpinan DPRD, semakin memerkuat gerak teritorial guna mempertebal selisih kemenangan bagi Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
Atas dasar hal tersebut, kata Hasto, maka ke depan pasca kemenangan Pak Jokowi-KH Ma'ruf Amin harus diikuti langkah konsolidasi persatuan dan kesatuan bangsa secara masif dan melalui pendekatan multidimensional.
"Apa pun pemilu hanya alat untuk mencari pemimpin. Seluruh parpol pendukung Pak Jokowi akan kedepankan langkah rekonsiliasi akibat ketegangan politik selama pemilu," pungkas Hasto. []
Baca juga:
- Elektabilitas Jokowi di Atas Prabowo, TKN: Litbang Kompas Biasanya Sangat Akurat
- Jokowi Unggul di Survei Litbang Kompas, TKN: BPN Selalu Menyalahkan Survei
- Denny JA: Survei Kompas Layak Dipertanyakan, Berpolitik atau Berdiri Dua Kaki?