Elektabilitas Jokowi di Atas Prabowo, TKN: Litbang Kompas Biasanya Sangat Akurat

Hasil survei itu menunjukkan tingkat keterpilihan Jokowi-Ma'ruf pada angka 56,8 persen.
Jokowi dan Prabowo saat debat capres kedua di Hotel Sultan Jakarta pada Minggu (17/2) malam. (Foto: Tagar/Gemilang)

Jakarta, (Tagar 20/3/2019) - Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Ridlwan Habib, bersyukur dengan hasil survei Litbang Kompas.

Hasil survei itu menunjukkan tingkat keterpilihan Jokowi-Ma'ruf pada angka 56,8 persen. Dalam perjalannya, Litbang Kompas dianggap Ridlwan akurat dalam menggelar survei.

"Alhamdulillah, puji Tuhan, prediksi secara ilmiah dari Litbang Kompas biasanya sangat akurat. Kemenangan Pak Jokowi jauh lebih besar dari 2014," ujar Ridlwan Habib, di Jakarta, dikutip Antara pada Rabu (20/3).

Ridlwan memahami dalam suatu survei jawaban rahasia, tidak tahu atau belum menentukan pilihan pasti hadir. Namun, selain jawaban tersebut, dipastikan ada yang memilih. Selanjutnya data itu diolah menjadi suatu pola berdasarkan kecenderungan dari survei sebelumnya.

"Lembaga survei yang lain jarang yang mengungkapkan data ekstrapolasi ini," kata alumni Program Magister Kajian Ketahanan Nasional Bidang Stratejik Intelijen UI itu pula.

Ridlwan menuturkan, pada bulan Oktober 2018, ekstrapolasi elektabilitas Jokowi pada angka 61,6 persen dan pada Maret 2019 pada angka 56,8 persen. Artinya, terdapat penurunan 4,9 persen dalam waktu lima bulan atau turun 1 persen per bulan.

"Sudah tidak ada waktu lagi bagi Prabowo untuk dapat menyusul, karena pilpres tinggal satu bulan," ujar Ridlwan Habib.

Meski demikian, ia mengingatkan para pendukung Jokowi untuk terus bersemangat agar kemenangan semakin besar. "Seperti pesan Pak Jokowi ayo gaspol, dengan makin semangat nanti 17 April Jokowi bisa menang 61 persen," tandasnya.

Baca juga: Jokowi Unggul di Survei Litbang Kompas, TKN: BPN Selalu Menyalahkan Survei

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.