Jakarta - Perusahaan multinasional Amerika Serikat, Microsoft, sedang menyelidiki serangan besar-besaran yang dilakukan oleh peretas (hacker), terhadap perusahaan negeri Paman Sam yang mengembangkan perangkat lunak untuk bisnis, yaitu Solar Winds.
Peretas dilaporkan telah berhasil menyusupi keamanan perusahaan yang memproduksi software itu dengan kode-kode berbahaya ke dalam pembaruan perangkat lunaknya.
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa sekitar 18 ribu pelanggan SolarWinds memasang update-an software tersebut ke dalam sistemnya, termasuk Microsoft.
Perusahaan tersebut mendapati bahwa sistemnya telah kebobolan. Pusat Respon keamanan Microsoft, mengatakan bahwa peretas dapat melihat sejumlah kode sumber di tempat penyimpanan yang dimilikinya.
Laman The Verge melaporkan, Microsoft menduga bahwa serangan yang dilakukan terhadap SokarWinds secara keseluruhan dirancang oleh para aktor negara canggih, seperti Amerika Serikat (AS), dan pejabat keamanan dunia maya, Rusia.

Serangan tersebut mengarah kepada sederet daftar organisasi sensitif dan pengungkapan terbaru dari Microsoft menujukkan bahwa implikasi serangan-serangan tersebut masih akan diselidiki dan diungkap selama berbulan-bulan ke depan.
Namun, hal ini tidak sampai pada bukti akses ke layanan produksi atau data pelanggan. Microsoft mengatakan hacker menyelidiki lebih dalam dari yang diketahui sebelumnya, tetapi tidak ada indikasi ke data sensitif tersebut. Tak hanya itu, sepertinya peretas tidak digunakan juga untuk menyerang orang lain.
Microsoft juga mengatakan bahwa perusahaan tidak bergantung kepada kode-kode rahasia tersebut untuk menjaga produk layanan mereka sekalipun peretas bisa saja melihatnya kode sumbernya.
Perusahaan yang telah berdiri sejak 1975 ini tidak mengungkapkan berapa banyak kode yang dilihat atau untuk apa kode tersebut digunakan hacker.
Beberapa waktu lalu, Presiden Microsoft Brad Smith, mengatakan bahwa serangan yang terjadi itu adalah sebuah kejadian yang tidak bisa dipandang sebelah mata, ini merupakan aksi agen rahasia yang tidak main-main dan sebagai peringatan berbahaya.
- Baca juga: 3 Smartphone Siap Rilis di Januari 2021
- Baca juga: Update One UI 3.O Tersedia di Samsung Galaxy Z Flip & Galaxy Note10
Serangan tersebut diduga bukan menyasar target tertentu , tetapi mengarah kepada kepercayaan dan keandalan sebuah infrastruktur penting dunia untuk mengembangkan badan intelejen negara. []
(Christine Sheptiany)